19 Mei 2023

9 Gangguan Pencernaan pada Anak dan Cara Mengatasinya

Ketahui cara tepat mengatasinya, Moms
9 Gangguan Pencernaan pada Anak dan Cara Mengatasinya

Gangguan pencernaan pada anak merupakan salah satu jenis penyakit yang sering dialami, sehingga setiap orang tua perlu memahami cara mengatasinya.

Di antara berbagai jenis gangguan pencernaan pada anak, ada beberapa yang paling sering muncul.

Moms dan Dads perlu memahami setiap gejala, penyebab, dan penanganan gangguan pencernaan karena sistem tubuh yang satu ini berperan penting dalam tumbuh kembang anak secara optimal.

Jangan sampai gangguan pencernaan pada anak yang terasa tidak nyaman menghambat setiap aktivitas Si Kecil, ya.

Baca Juga: 5 Langkah Mudah Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut

Gangguan Pencernaan pada Anak

Sakit Perut Pada Anak
Foto: Sakit Perut Pada Anak (Orami Photo Stocks)

Yuk Moms, cari tahu jenis gangguan pencernaan pada anak yang paling banyak dialami Si Kecil beserta gejala, serta cara penanganan yang tepat.

1. Alergi Makanan

Gangguan pencernaan pada anak ini muncul ketika sistem imun Si Kecil bereaksi secara berlebihan terhadap jenis makanan tertentu karena menganggap makanan tersebut sebagai ancaman.

Makanan yang sering menjadi penyebab gangguan alergi pada anak antara lain:

  • Susu sapi
  • Telur
  • Makanan yang mengandung gluten, termasuk gandum, barley, dan gandum hitam
  • Kacang-kacangan, termasuk kacang tanah, kedelai
  • Biji-bijian
  • Kerang
  • Ikan

Gejala timbulnya alergi makanan pada anak biasanya berupa mual atau muntah, sakit perut, wajah bengkak, gatal pada beberapa bagian tubuh atau mulut, sesak napas.

Satu-satunya cara menangani masalah ini adalah dengan menghindarkan Si Kecil dari makanan pemicu alergi (alergen).

Meskipun sebagian besar anak yang mengalami alergi makanan hanya menimbulkan reaksi ringan, akan tetapi orang tua perlu waspada akan kemungkinan anafilaksis (reaksi alergi parah).

Ini adalah keadaan darurat medis dan membutuhkan perawatan segera.

Anafilaksis biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah anak terpapar alergen.

Namun terkadang, juga bisa terjadi hingga 1–2 jam kemudian.

Baca Juga: Pentingnya Asupan Serat untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

2. Diare

Gangguan pencernaan pada anak ini ditandai dengan frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih banyak dari normal, dengan kondisi tinja yang encer.

Selain itu, anak yang mengalami diare juga bisa menunjukkan gejala berupa:

  • Kram perut
  • Sakit perut
  • Perut kembung
  • Mual
  • Demam
  • Adanya darah pada feses
  • Inkontinensia (sulit menahan buang air kecil sehingga mengompol)

Penyebab diare bermacam-macam, mulai dari parasit, bakteri, hingga virus.

Menurut Marsha H. Kay, M.D., dokter spesialis gastroenterologi anak dan kepala endoskopi anak di Cleveland Clinic Children's Hospital di Cleveland, Ohio, pada anak balita, diare biasanya menjadi salah satu tanda terjadinya infeksi.

Saat Si Kecil menderita diare, Moms perlu memastikan ia mendapat asupan cairan yang cukup agar terhindar dari dehidrasi.

Jika seorang anak mengalami dehidrasi parah, mereka mungkin tidak dapat mengganti cairan tubuh dengan minum atau makan secara normal.

Dalam kasus ini, anak mungkin harus pergi ke rumah sakit.

3. Konstipasi

Konstipasi pada Anak
Foto: Konstipasi pada Anak (Orami Photo Stocks)

Gejala jenis gangguan pencernaan pada anak yang satu ini kebalikan dari diare.

Anak yang menderita konstipasi atau sembelit justru tidak dapat BAB selama lebih dari tiga hari berturut-turut.

Dikutip dari situs web Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyebab utama konstipasi pada anak biasanya karena trauma BAB.

Trauma tersebut bisa disebabkan oleh pengalaman BAB di toilet yang kotor atau susah BAB karena tinja keras sehingga sulit keluar.

Karena trauma, anak kemudian cenderung menahan-nahan BAB hingga akhirnya menderita konstipasi.

Bila Si Kecil benar mengalami trauma, Moms perlu mengatasi trauma tersebut agar ia tidak lagi menahan-nahan BAB.

Selain itu, ingatkan anak agar banyak minum dan makan sayur dan buah agar pencernaannya lancar dan ia tidak sakit lagi saat harus BAB.

Moms juga perlu mengurangi konsumsi junk food atau jajanan kurang sehat bagi Si Kecil yang dapat memperlambat pencernaan.

Baca Juga: 6 Fungsi Usus Besar dalam Pencernaan Makanan Manusia

4. Perut Kembung

Gangguan pencernaan pada anak lainnya yang juga rentan menyerang Si Kecil, yaitu perut kembung. Tentu saja, perut yang kembung akan terasa tidak nyaman untuk beraktivitas.

Itulah mengapa banyak anak yang menjadi lebih rewel ketika mereka merasa kembung pada perutnya.

Bahkan pada balita, mereka belum bisa mengomunikasikan rasa kembung yang dialami sehingga lebih sering mendefisinikannya sebagai sakit perut pada orang tua.

Selain keluhan sakit perut, anak yang mengalami kembung juga biasanya disertai dengan gejala berupa perut buncit, bersendawa berlebih, dan munculnya suara gelembung atau menggelegak dari perut.

Tenang Moms, perut kembung pada anak merupakan sesuatu yang normal.

Moms bisa mengatasinya dengan cara memijat perut Si Kecil secara perlahan untuk mengeluarkan udara berlebih yang terperangkap.

Sementara bagi balita yang masih menyusui, Moms bisa mengatasi perut kembung dengan memerhatikan posisi menyusui.

Pastikan posisi kepala anak lebih tinggi daripada perut selama menyusui.

Dengan begitu, Moms bisa meminimalisir kelebihan udara yang masuk ke tubuh anak.

Sebab, semakin banyak udara yang masuk bisa meningkatkan risiko perut kembung pada anak.

5. Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa merupakan gangguan pencernaan pada anak yang disebabkan oleh laktosa (gula yang ditemukan dalam susu dan produk olahan susu).

Kondisi ini terjadi ketika usus kecil tidak menghasilkan cukup cairan pencernaan, atau enzim, yang disebut laktase.

Tanpa laktase yang cukup, tubuh tidak dapat memecah atau mencerna laktosa.

Kurangnya produksi laktase dalam tubuh bisa saja disebabkan oleh hal berikut:

  • Penyakit pencernaan atau infeksi.
  • Cedera pada usus kecil.
  • Riwayat keluarga dengan intoleransi laktosa.
  • Bayi yang lahir terlalu dini disebut juga bayi prematur.

Dalam kasus yang sangat jarang, beberapa bayi baru lahir tidak dapat membuat laktase sejak lahir.

Anak yang mengalami intoleransi laktosa biasanya akan mengalami gejala yang tidak menyenangkan setelah makan atau minum produk susu.

Pada studi di Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition disebutkan bahwa gejala intoleransi laktosa dapat berupa nyeri perut, perut kembung, mual, dan diare.

Untuk mengatasinya, orang tua perlu memimalisir konsumsi susu dan produk susu lainnya pada anak.

Selain itu, Moms juga perlu memperbaiki kondisi penyebab dasar penurunan kadar enzim laktase di usus Si Kecil.

Jadi, cobalah untuk melakukan konsultasi dengan dokter agar perawatannya tepat.

Baca Juga: Mengenal Katabolisme, Bagian dari Proses Pencernaan Makanan

6. Radang Usus Buntu

Usus Buntu pada Anak
Foto: Usus Buntu pada Anak (Orami Photo Stocks)

Gangguan pencernaan pada anak berikutnya adalah radang usus buntu atau yang dalam bahasa medis disebut juga sebagai apendisitis.

Ini terjadi ketika usus buntu tersumbat dan terinfeksi.

Penyebabnya beragam, bisa karena kotoran yang terlalu keras, pembengkakan kelenjar getah bening di usus, parasit, dan infeksi lainnya.

Tanda-tanda pertama radang usus buntu sering kali berupa demam ringan dan nyeri di sekitar pusar.

Kemudian, rasa sakit dapat berkembang semakin parah dan berpindah ke sisi kanan bawah perut.

Anak yang mengalami radang usus buntu juga bisa saja kehilangan selera makan, mual dan muntah, mengalami diare, dan pembengkakan pada perut.

Jika rasa sakit telah menyebar ke seluruh perut, itu mungkin berarti usus buntu telah pecah.

Jalan satu-satunya untuk mengatasi penyakit ini yaitu dengan berobat ke dokter.

Jadi apabila Si Kecil merasa gejala radang usus buntu, sebaiknya Moms segera konsultasi dengan dokter.

Semakin dini deteksinya, akan semakin baik dan mudah untuk ditangani.

7. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan gangguan pencernaan pada anak jangka panjang (kronis).

Hal ini terjadi ketika makanan dan asam dari lambung naik kembali ke kerongkongan, sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman di dada yang sering disebut heartburn.

Beberapa gejala GERD pada anak yang sebaiknya orang tua pahami, yaitu:

  • Mulas (sensasi terbakar di dada, leher, dan tenggorokan). Ini bisa bertahan hingga 2 jam dan cenderung memburuk setelah makan dan saat berbaring.
  • Bersendawa secara berlebihan.
  • Sering cegukan.
  • Sering gumoh atau muntah, terutama setelah makan.
  • Rasa asam lambung naik ke belakang tenggorokan.
  • Sifat lekas marah atau sering menangis dan rewel.
  • Menolak untuk makan atau makan hanya dalam jumlah kecil.
  • Cenderung sulit untuk menambah berat badan.

Untuk mengatasi GERD pada anak, Moms bisa coba mengubah pola makan. Misalnya memberikan makan dalam porsi yang cukup.

Dalam hal ini, Moms dapat memberikan Si Kecil makan dalam porsi kecil, tetapi lebih sering agar refluks berkurang.

Bagi balita yang masih menyusui, pastikan Moms selalu menyendawakan mereka sebelum dan setelahnya. Hindari juga untuk langsung menidurkan anak setelah menyusui karena posisi ini bisa memperburuk refluks.

Jika perlu, cobalah untuk konsultasi dengan dokter anak sehingga bisa mengetahui pola makan yang tepat bagi Si Kecil.

Baca Juga: Probiotik: Manfaat untuk Tubuh dan Sumber Makananan Terbaiknya

8. Penyakit Celiac

Selanjutnya, ada penyakit celiac yang juga termasuk dalam daftar gangguan pencernaan pada anak untuk Moms waspadai.

Dalam studi di World Journal of Clinical Pediatrics disebutkan bahwa, penyakit celiac adalah penyakit sistemik (berkaitan dengan sistem metabolisme) seumur hidup sehingga tidak dapat sembuh total. Hanya bisa dikurangi gejalanya.

Anak-anak yang memiliki penyakit celiac secara permanen tidak toleran terhadap gluten, protein yang ditemukan dalam semua bentuk gandum, gandum hitam, dan barley.

Gejalanya sangat bervariasi dari satu anak dengan anak lainnya.

Misalnya, satu anak mungkin mengalami diare parah dan sakit perut, sementara yang lain bisa saja mengalami masalah kulit, hati, saraf, gigi, atau lainnya.

Satu-satunya pengobatan untuk penyakit celiac yaitu dengan diet bebas gluten seumur hidup. 

Oleh karenanya, Moms dan Dads perlu memerhatikan setiap makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh Si Kecil.

9. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

Perut Kembung pada Anak
Foto: Perut Kembung pada Anak (Orami Photo Stocks)

IBS terjadi pada orang-orang dari segala usia, termasuk anak-anak.

Kondisi ini disebabkan oleh adanya masalah pada cara kerja usus besar.

Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah gangguan pencernaan pada anak yang menyebabkan sakit perut, diare, sembelit, perut kembung, gas atau kombinasi dari hal-hal tersebut.

Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang menyebabkan IBS, tetapi kondisi ini cenderung diturunkan dalam keluarga.

Stres juga dapat menyebabkan IBS pada anak. Selain itu, pola makan yang salah bisa saja meningkatkan risiko anak untuk terkena IBS.

Misalnya pola makan yang tinggi lemak, terlalu banyak konsumsi makanan manis, atau makanan pedas.

Untuk mengatasinya, Moms bisa coba menerapkan pola makan yang bergizi seimbang.

Jangan lupa untuk mendorong anak melakukan aktivitas secara rutin.

Konsultasi juga dengan dokter apakah ada obat-obatan medis yang bisa membantu Si Kecil melewati hal ini.

Baca Juga: Mengenal Intususepsi, Kondisi saat Usus Terlipat ke Bagian Usus Lain di Dekatnya

Itu dia Moms, berbagai gangguan pencernaan pada anak yang perlu diwaspadai.

Semoga informasi seputar gangguan pencernaan pada anak di atas bisa membantu para orang tua untuk mengenali gejala dan mengetahui cara penanganan yang tepat.

  • https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/food-allergies-in-babies-and-young-children/
  • https://www.webmd.com/digestive-disorders/child-digestive-disorders-overview
  • https://www.healthgrades.com/right-care/childrens-health/the-5-most-common-digestive-disorders-in-kids
  • https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/anaphylaxis#:~:text=Anaphylaxis%20is%20a%20severe%2C%20life,stings%20or%20bites%2C%20and%20medicines
  • https://my.clevelandclinic.org/health/articles/8276-dehydration-and-your-child
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/diarrhea-in-children#:~:text=This%20is%20caused%20by%20having,child%20from%20doing%20daily%20activities.
  • https://kidshealth.org/en/parents/appendicitis.html#:~:text=If%20your%20child%20has%20belly,loss%20of%20appetite
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8290992/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb