14 Maret 2019

5 Hal Ini Bisa Membuat Haid Tidak teratur

Jangan panik, haid tidak teratur bukan selalu karena hamil.
5 Hal Ini Bisa Membuat Haid Tidak teratur

Normalnya, haid berlangsung secara teratur setiap bulannya. Maksudnya teratur, haid berlangsung dalam siklus yang hampir sama setiap bulan, yaitu antara 25-38 hari.

Haid disebut tidak teratur, jika Moms mengalami siklus di atas 38 hari, dan selalu berbeda-beda setiap bulannya.

Lalu, apa yang menyebabkan haid tidak teratur? Penyebabnya sangat beragam, mulai dari ketidakseimbangan hormon hingga kondisi kesehatan lainnya, yang harus dievaluasi oleh dokter.

Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab haid tidak teratur dan gejalanya.

Baca Juga : Haid Terus Menerus Karena Suntik KB, Kenapa Ya?

1. Alat kontrasepsi

Pil KB hormonal dan alat kontrasepsi yang mengandung hormon (IUD) dapat menyebabkan perdarahan yang tidak teratur.

Hal ini karena alat kontrasepsi tersebut cenderung mengganggu kestabilan hormon reproduksi dalam tubuh. 

Beberapa jenis pil KB dapat menyebabkan bercak antar periode haid dan membuat haid menjadi lebih sedikit dan berlangsung singkat.

Sebaliknya, pada beberapa wanita, IUD bisa menyebabkan perdarahan hebat saat haid. Untuk lebih memastikannya, pastikan Moms berkonsultasi dengan dokter.

2. Menyusui

shutterstock 388644496
Foto: shutterstock 388644496

Hormon prolaktin yang bertanggung jawab dalam produksi ASI bisa membuat Moms mengalami haid yang sangat ringan dan sebentar, atau tidak haid sama sekali.

Tapi, ini cuma sementara. Haid akan segera kembali normal setelah Moms berhenti menyusui.

3. Stres

Saat stres, kadar hormon kortisol di dalam tubuh meningkat, yang secara tidak langsung akan memengaruhi produksi hormon reproduksi yang mengatur siklus haid.

Akibatnya, proses pelepasan sel telur (ovulasi) jadi tidak normal yang berujung pada terganggunya siklus haid.

Baca Juga : Mengapa Ada Darah Haid yang Menggumpal? Ternyata Ini Alasannya!

4. Perimenopause

shutterstock 540462781 (1)
Foto: shutterstock 540462781 (1)

Perimenopause adalah fase transisi sebelum Moms memasuki masa menopause, dan biasanya dimulai pada usia 40-an, meski bisa saja terjadi lebih awal.

Fase ini bisa berlangsung selama 4 hingga 8 tahun, dimulai dengan perubahan pada siklus haid.

Tingkat estrogen yang berfluktuasi selama waktu ini dapat menyebabkan siklus haid Moms menjadi lebih lama atau lebih pendek.

Tanda dan gejala perimenopause lainnya antara lain berkeringat di malam hari, perubahan suasana hati, sulit tidur, dan kekeringan vagina.

5. Masalah tiroid

Tiroid yang kurang aktif dapat menyebabkan periode haid menjadi lebih lama dan lebih berat.

Hipotiroid, atau tiroid yang kurang aktif, dapat menyebabkan periode haid menjadi lebih lama, lebih berat, dan peningkatan PMS.

Moms juga mungkin akan mengalami kelelahan berat, kepekaan terhadap cuaca dingin, dan kenaikan berat badan.

Sedangkan hipertiroid atau tingginya tingkat hormon tiroid, dapat menyebabkan periode haid Moms menjadi lebih pendek dan ringan.

Moms juga mungkin akan mengalami penurunan berat badan mendadak, kecemasan dan kegugupan, serta pembengkakan di pangkal leher yang merupakan tanda umum kelainan tiroid.

(VAN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb