26 Desember 2017

6 Masalah yang Sering Dialami Single Parent

Temukan cara menghadapinya di sini
6 Masalah yang Sering Dialami Single Parent
1 body text single parent
Foto: 1 body text single parent

Cerai hidup dan cerai mati menjadi penyebab paling umum seorang wanita menjadi orang tua tunggal (single parent atau single mom), meski bisa juga karena hamil di luar nikah atau karena pilihan (misalnya dengan mencari donor sperma atau adopsi).

Karena tidak adanya sosok suami yang mencari nafkah, umumnya single mom merawat anak sekaligus bekerja full-time atau part-time untuk menunjang kebutuhan keluarganya. Hal ini tentu saja tidak mudah.

Sulit bersosialisasi

Makan-makan pulang kantor, arisan bersama teman, kencan, bahkan janji dengan dokter gigi rasanya kini jadi sulit ditepati. Sebagai orang tua tunggal, Moms dibutuhkan di rumah secara fisik dan emosional. Namun bukan berarti Moms harus menyendiri dan mengasihani diri sendiri. Moms hanya perlu merencanakan sebelumnya. Tetaplah berpikir positif.

Bekerja kurang optimal di kantor

Pagi-pagi, Moms harus menyiapkan pakaian dan sarapan anak, mengantarkan anak ke sekolah, kemudian menghadapi padatnya lalu lintas. Sampai ke kantor telat sudah sering, tapi pulang kantor selalu tepat waktu.

Bagaimana lagi? Tidak ada pasangan yang bisa diajak gantian mengurus anak. Andapun terpaksa bekerja saat jam makan siang, bahkan melanjutkan tugas setelah si kecil tidur. Meski demikian, Moms perlu mengistirahatkan diri sesekali. Menonton drama Korea sambil makan es krim, mungkin?

Kencan? Apa bisa?

Bagus jika Moms sudah move on dari mantan suami. Ini saatnya Moms mencari pengganti yang lebih baik. Berkencan dan mengurus anak mungkin akan membuat Moms seperti berada di dunia berbeda: di satu sisi Moms diperhatikan, di sisi lain Moms memberi perhatian. Moms berhak, kok, sesekali ‘escape’ dari urusan rumah tangga untuk refreshing sebelum pulang dan kembali menjalankan tugas Moms sebagai ibu.

Sakit hati saat membicarakan mantan suami

Suatu saat si kecil pasti akan menanyakan ayahnya. Menurut psikolog anak, jawab saja dengan jujur dan cepat, lalu ganti topik pembicaraan. Jangan katakan hal negatif tentang ayahnya. Semakin besar anak, pertanyaannya akan semakin rumit.

Rencanakanlah jawaban Moms sejak jauh-jauh hari. Wajar jika Moms merasa sedih, cemas, merasa bersalah, atau justru marah setelah pembicaraan yang rumit ini. Bagaimanapun juga, Moms harus tetap bersikap tenang di depan si buah hati.

Moms membutuhkan bantuan

Super mom kelihatannya bisa melakukan semuanya sendiri: bekerja, mengurus anak, mengatur rumah. Padahal sebenarnya hal ini tak realistis dan tak rasional. Mintalah bantuan, dan tak perlu malu menerima pertolongan. Jadi, jika ada anggota keluarga atau teman menawarkan menjaga anak Moms, katakan saja ‘ya’.

Jangan lupa berterima kasih dengan menraktirnya atau gantian menjaga anaknya. Awalnya mungkin akan terasa sulit melepas kendali. Bagaimanapun juga, pada akhirnya, Moms akan senang bahwa ada orang-orang yang siap membantu Moms.

Moms jadi berpikir 1000 kali saat mengeluarkan uang

Sebanyak apapun pendapatan Moms, jika Moms single mom, Moms akan berpikir berkali-kali saat akan mengeluarkan uang. Selain kewajiban finansial terhadap si kecil, Moms juga perlu mempertimbangkan asuransi, biaya kesehatan, dan dana pendidikannya. Belum lagi pengeluaran ekstra lain, misalnya pesta ulang tahun, biaya rekreasi, atau daftar les. Memikirkan ini semua, Moms bisa jadi paranoid kalau kehilangan pekerjaan. Karena itu, sejak jauh-jauh hari, menabunglah.

Menjadi single parent memang menantang, namun juga rewarding. Dengan menunjukkan cinta dan bersikap positif, Moms bisa mengurangi stres sebagai orang tua tunggal sembari memastikan sang buah hati tetap tumbuh dengan baik.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb