21 Februari 2023

5 Tanda Anak Manja, Salah Satunya Mudah Tantrum Lho

Apakah Si Kecil memperlihatkan tanda-tanda anak terlalu dimanja?
5 Tanda Anak Manja, Salah Satunya Mudah Tantrum Lho

Saat keinginannya tidak dituruti, Si Kecil marah-marah dan menyebut Moms jahat. Apakah sikap Si Kecil itu merupakan salah satu tanda anak manja?

Belum tentu, Moms. Ada kalanya anak akan merengek, memaksa, dan tantrum saat keinginannya tidak dituruti.

Menurut Rex Forehand, Ph.D., salah satu penulis buku Parenting the Strong-Willed Child, perilaku tersebut sebenarnya termasuk normal karena merupakan salah satu cara anak untuk menunjukkan kepada orang tua bahwa mereka sudah besar.

Yang perlu diperhatikan adalah reaksi orang tua terhadap sikap anak saat ‘berulah’ atau tantrum.

Bila orang tua kemudian selalu menuruti kemauan anak tiap kali ia bersikap seperti itu, maka itu adalah tanda anak manja.

Dikutip dari artikel jurnal Pampering/Spoiling, penelitian dari Department of Psychology, University of Detroit, anak manja akan menjadi sangat bergantung pada orang tua, kurang bertanggung jawab, kurang sopan, dan tidak bisa membangun hubungan sosial yang baik kelak saat ia dewasa.

Baca Juga: Penyebab Anak Tantrum Pulang Sekolah dan Cara Mengatasinya

Tanda Anak Manja

Tanda Anak Terlalu Dimanja
Foto: Tanda Anak Terlalu Dimanja (Freepik.com/yuliiaka)

Nah, bagaimana dengan Si Kecil? Yuk, cari tahu apakah ia memiliki salah satu dari tanda anak manja berikut.

1. Tidak Mau Menerima Penolakan

Salah satu tanda anak manja adalah ia tidak terima saat keinginannya tidak dipenuhi.

Hal itu biasanya ditunjukkan dengan tantrum. Ia akan marah-marah, berteriak, menangis, dan melakukan segala cara secara dramatis agar Moms dan Dads menuruti kemauannya.

LeNaya Smith Crawford, terapis keluarga dan pernikahan mengatakan, tantrum dapat dibilang normal bila terjadi sesekali.

Tetapi, bila Si Kecil sering tantrum tiap kali keinginannya tidak dituruti, kemungkinan anak manja.

Baca Juga: 3 Cara Cegah Sikap Manja Cucu pada Kakek-Neneknya

2. Tidak Pernah Puas atau Bersyukur

Contoh lain tanda anak manja adalah mereka tidak pernah merasa puas atau bersyukur dengan apa yang mereka miliki.

Alih-alih fokus dengan apa yang mereka miliki, anak akan selalu meminta yang baru atau yang lain.

Bahkan, anak akan terus meminta sesuatu padahal Ia sudah memiliki yang serupa. Misalnya saja saat meminta dibelikan mainan baru.

3. Selalu Ingin Diutamakan

“Kadang-kadang anak memang akan ‘berulah’, itu wajar. Namun, anak manja selalu ingin diutamakan,” terang Michele Borba, psikolog pendidikan dan penulis buku UnSelfie: Why Empathetic Kids Succeed in Our All-About-Me World.

Tanda anak terlalu dimanja, menurut Borba, adalah segala sesuatu selalu mengutamakan kebutuhan, perasaan, kekhawatiran, serta harapan anak tersebut dan orang lain harus mengalah untuknya.

4. Tidak Sabaran

Anak manja umumnya tidak sabaran dan selalu menuntut keinginannya dipenuhi secara cepat.

Bila tidak dituruti, ia akan ‘berulah’, termasuk saat sedang berada di tempat umum.

Untuk menghentikan rengekan anak, banyak orang tua yang kemudian mengambil langkah praktis dengan menuruti kemauan anak.

Tindakan ini sebenarnya makin membuat anak makin dimanja.

5. Tidak Bisa Menerima Kekalahan

Tanda anak manja yang lain adalah mereka tidak bisa menerima kekalahan, baik dalam permainan sederhana maupun perlombaan umum.

Anak akan menyalahkan kondisi atau orang lain sebagai penyebab kekalahannya.

Ini terjadi karena mereka tidak pernah berada dalam kondisi yang tidak enak atau tidak nyaman sehingga mereka tidak tahu bagaimana cara menghadapinya.

Baca Juga: Ini Dampak Melarang Anak Menangis, Jangan Lakukan Lagi ya Moms!

Alasan Orang Tua Memanjakan Anak

Orang Tua Memanjakan Anak
Foto: Orang Tua Memanjakan Anak (Freepik.com)

Richard Weissbourd, psikolog dan dosen senior di Harvard Graduate School of Education, mengatakan orang tua zaman now seolah terobsesi ingin membahagiakan anak mereka.

Fenomena ini, menurut Weisbourd, penulis buku The Parents We Mean To Be, berbeda dengan karakteristik orang tua pada zaman-zaman sebelumnya.

Meski membahagiakan anak bukanlah keinginan yang buruk.

Namun, menurut Weisbourd, upaya tersebut membuat orang tua terlalu fokus pada perasaan anak dan mengesampingkan perasaan ataupun kepentingan orang lain.

Berikut beberala alasan umum orang tua memanjakan anaknya.

1. Merasa Bersalah

Menurut Gail Gross, spesialis perkembangan anak di Houston, dinamika keluarga masa kini kerap kali menjadi alasan orang tua memanjakan anak.

Moms dan Dads yang sama-sama bekerja penuh waktu sering merasa bersalah karena hanya punya sedikit waktu untuk anak-anak mereka.

Untuk “membayar” rasa bersalah tersebut, orang tua lalu cenderung memberi kompensasi secara berlebih, seperti memanjakan anak dan membolehkan anak melakukan apa pun.

2. Tidak Konsisten

American Academy of Pediatrics mengungkapkan bahwa alasan orang tua memanjakan anak adalah tidak konsisten.

Padahal, untuk menerapkan disiplin pada anak dibutuhkan konsistensi.

Kadang, orang tua memberi kelonggaran pada aturan-aturan yang sudah dibuat karena, misalnya, sedang kelelahan, tidak ada waktu menanggapi rengekan anak, atau menganggap tidak ada salahnya menuruti kemauan anak.

Tindakan yang tidak konsisten seperti itu akan membuat anak menganggap aturan-aturan yang dibuat orang tua bisa diabaikan.

3. Keinginan Masa Kecil

Salah satu alasan orang tua memanjakan anak adalah ingin anak bisa memiliki barang atau mainan yang dulu Moms atau Dads tidak bisa miliki saat kecil.

Membahagiakan anak tentu boleh-boleh saja. Tetapi, membelikan anak terlalu banyak barang bisa membuat anak susah puas dan selalu ingin diberi barang baru, meski barang milik mereka sudah berlebih.

Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Anak Nakal dan Manja, Jangan Langsung Dimarahi!

Penyebab Anak Terlalu Manja dan Nakal

Penyebab Anak Manja
Foto: Penyebab Anak Manja (Freepik.com)

Dikutip dari Popsugar.com, kenakalan anak tidak hanya datang dari pengaruh luar. Orang tua pun juga bisa disalahkan ketika anak manja.

Kira-kira, kesalahan apa saja yang biasanya dilakukan orang tua dan membuat anak manja dan nakal?

Berikut daftarnya!

1. Tidak Punya Waktu untuk Anak

Sesibuk apapun, orang tua harus meluangkan waktu untuk anaknya. Sedikit waktu untuk quality time akan membuat anak merasa bahagia.

Orang tua yang tidak punya waktu untuk anak akan membuat anaknya haus perhatian.

Demi mendapatkan perhatian, anak kemudian melakukan segala hal, termasuk berbuat nakal atau bermanja-manja.

2. Menyerah Pada Permintaan Anak

Tak jarang anak merengek dalam meminta sesuatu yang tak Moms perbolehkan. Salah satu yang menjadi ciri anak manja adalah ketika mereka berhasil mendapatkan apa yang diinginkan.

Tak jarang hal ini terjadi karena Moms malas mendengar mereka yang terus merengek, atau tak tega. Hal ini sebenarnya wajar saja dilakukan orang tua.

Hanya saja, Moms juga sebaiknya tahu kapan harus benar-benar bertindak tegas. Saat aturan terlalu sering dilanggar, akan semakin sulit juga membangun kedisiplinan.

3. Tidak Memberikan Kesempatan untuk Anak

Banyak orang tua yang tanpa sadar tidak memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu hal.

Jika orang tua terus yang melakukannya untuk anak, kapan anak bisa melakukannya sendiri?

Anak akan bisa melakukan hal tersebut jika mendapat kesempatan untuk melakukan itu. Jadi, berilah mereka kesempatan, Moms.

4. Membantu Dalam Segala Hal

Moms mungkin merasa tak tega melihat Si Kecil marah atau bersedih karena tak mampu melakukan sesuatu.

Karena rasa tak tega tersebut akhirnya Moms memutuskan untuk membantu mereka, bahkan dalam hal kecil sekalipun.

Meski wajar, hal inilah yang rupanya dapat membuat mereka menjadi anak manja. Lebih baik biarkanlah mereka mencoba dan gagal baru membantunya, ketimbang membiarkan mereka selalu mengandalkan Moms.

5. Memberikan Materi yang Berlebihan

Kita semua menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kita, dari pengalaman yang tidak pernah kita miliki sampai gaya hidup yang kita ingin mereka nikmati.

Mungkin Moms ingin Si Kecil tak ketinggalan tren seperti teman-temannya, dan bergembira melihat ekspresi senang mereka.

Namun dengan memberikan materi yang berlebihan, membuat mereka tidak menghargai apa yang dimiliki. Dengan begitu banyak hal yang dapat mereka pilih mereka tidak dapat berlatih untuk bersyukur.

Secara tidak langsung, hal ini penyebab anak jadi manja.

6. Tidak Mendengarkan Anak

Kebanyakan anak berbuat nakal atau manja karena mereka tidak pernah didengar. Mereka jadi akan melakukan segala hal untuk bisa didengar.

Andaikan orang tua mau mendengarkan mereka, mereka bisa berperilaku lebih baik.

7. Kurang Mendisiplinkan Anak

Hanya karena anak masih kecil, orang tua kerap alpa mendisiplinkan mereka. Ini adalah hal yang salah. Sejak kecil, anak harusnya sudah dikenalkan dengan disiplin.

Mereka harus tahu mana yang benar dan salah., mana yang boleh dan tika, mana yang baik dan tidak.

Jika orang tua terus menerus membenarkan perilaku anak yang salah, ke depannya mereka akan melakukan hal tersebut.

Orang tua yang tidak mengajarkan disiplin pada anaknya justru akan menimbulkan bahaya di masa yang akan datang.

Baca Juga: Bayi Jarang Menangis dan Cenderung Pendiam, Normalkah?

Mitos Memanjakan Anak

Mitos Memanjakan Anak
Foto: Mitos Memanjakan Anak (Freepik.com)

Ada sejumlah mitos seputar anak manja, yang biasa Moms dengar.

Tapi, pengaruhnya tidak sepenuhnya baik lho. Apa saja mitos seputar memanjakan anak? Perlukah kita percayai? Simak ulasannya di bawah ini.

Mitos #1 Latih Kemandirian Anak sejak Bayi

Mungkin orang yang lebih tua, atau kerabat di sekitar Moms pernah berpendapat, “mengajarkan mandiri itu harus dimulai saat masih bayi.”

Ada kalanya, Moms perlu sangat responsif memberikan tuntunan ketika ia bertanya, mencari tahu, berusaha mengambil sesuatu atau menangis.

Dengarkan suara hati Moms, kapan perlu benar-benar terlibat dalam urusannya. Bahkan ketika sang anak menangis, dan perlu menenangkannya.

Mitos #2 Jangan Buru-buru Merespons Tangisan

Mitos seputar memanjakan anak berikutnya, berangkat dari anggapan bahwa memanjakan anak adalah dengan buru-buru memberikan yang anak mau ketika menangis.

“Nanti anaknya menjadikan tangisan sebagai senjata lho, Moms.”

Tetapi ketika bayi, itu usia yang terlalu dini, untuk melabeli anak menjadikan tangisan sebagai senjata.

Ketika anak, baik bayi maupun balita menangis, itu ia lakukan karena belum mampu berkata-kata.

Dikutip dari US National Library of Medicine, tangisan adalah cara yang digunakan bayi untuk berkomunikasi. Saat Anda merespons tangisan dengan cepat, Moms ternyata sedang membangun harga dirinya.

Mitos #3 Jangan Selalu Memberikan yang Ia Mau

Benarkah jika kita memberikan semua yang anak mau, artinya sedang memanjakan anak?

Sebenarnya pada saat bayi berusia 6 hingga 8 bulan saja, dia sudah bisa memperhatikan sebab dan akibat.

Misalnya, ia akan tahu mainannya jatuh ketika ia menjatuhkannya dari kursi tinggi.

Kemudian ia akan merengek atau menangis kencang demi mendapatkan kembali mainannya.

Dia juga akan mulai melihat kaitan langsung antara tindakannya dan respons Moms.

Dia akan merengek dan menangis pada hal-hal yang tidak benar-benar mau, hanya untuk melihat reaksi Moms.

Pada titik ini tidak apa-apa untuk menetapkan beberapa batasan.

Jika bayi mulai menangis untuk mendapatkan sesuatu yang tidak Ia butuhkan, maka pegang tangannya dan peluklah sampai Ia tenang.

Baca Juga: Tips agar Anak Tidak Rewel saat Traveling di Pesawat

Demikan penjelasan seputar tanda anak terlalu dimanja dan berbagai fakta menarik lainnya.

Yuk, biasakan anak untuk membedakan kebutuhan dan keinginannya, Moms!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb