06 Februari 2020

9 Mitos tentang Cacar Air yang Tidak Terbukti

Kena cacar air enggak boleh mandi, masih percaya mitos seperti itu?
9 Mitos tentang Cacar Air yang Tidak Terbukti

Cacar air atau chicken pox adalah penyakit yang bisa terjadi pada siapa saja dan lebih sering dialami oleh anak-anak akibat infeksi varicella zoster virus (VZV). Tentu saja hal ini cukup merisaukan apabila dialami oleh Si Kecil.

Cacar air memiliki ciri khas berupa ruam dengan luka lepuh atau bisul kecil pada kulit menyerupai bintik selebar 5-10 mm dan berisi cairan.

Dalam keadaan terburuk, 500 lepuh kecil bisa hadir dan meletus di seluruh tubuh bahkan di dalam mulut sehingga mengakibatkan infeksi dan menyebabkan Si Kecil dirawat di rumah sakit.

Dikutip dari Thedailystar.net, cacar air sangat menular dan bisa menyebar melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuh orang yang terinfeksi atau dari kontak langsung dengan luka dari orang dengan herpes zoster. Selain itu, cacar air menyebar melalui udara dengan batuk atau bersin (rute pernapasan).

"Ini juga dapat ditularkan oleh benda yang terkontaminasi, inhalasi melalui udara atau melalui gigitan serangga seperti nyamuk," kata Dr. Nazia Haque, asisten profesor of Microbiology in Mymensingh Medical College Hospital (MMCH).

Terlepas dari fakta tersebut, apakah Moms pernah mendengar mitos cacar air seperti tidak akan terjangkit lebih dari satu kali dalam seumur hidup? Tidak mungkin terjangkit apabila sudah mendapatkan vaksin? Atau pantangan mandi karena bisa memperburuk lepuh yang ada pada kulit?

Mitos Cacar Air yang Tidak Perlu Dipercayai

Berikut ini adalah beberapa mitos tentang cacar air yang tidak terbukti sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan Moms di rumah apabila dialami Si Kecil.

Baca Juga: Apa Bahaya Hepatitis C Bagi Ibu Hamil?

1. Vaksin Membuat Cacar Air Tidak Mungkin Terjadi

Vaksin Cacar.jpeg
Foto: Vaksin Cacar.jpeg (Sandiegouniontribune.com)

Foto: sandiegouniontribune.com

Dr. Nazia menjelaskan bahwa hampir semua atau lebih dari 99 persen anak-anak mengembangkan kekebalan terhadap cacar air setelah mendapatkan dua dosis vaksin.

"Sementara untuk anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa, rata-rata 78 persen mengembangkan kekebalan setelah menerima satu dosis dan 99 persen mengembangkan kekebalan setelah menerima dua dosis yang direkomendasikan," katanya.

Namun, Moms harus tahu bahwa walaupun beberapa anak yang divaksinasi masih akan terkena cacar air, umumnya mereka akan memiliki bentuk penyakit yang jauh lebih ringan dengan lepuh yang lebih sedikit, demam yang lebih ringan dan pemulihan yang cepat dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi.

Vaksin akan menghadang semua anak dari virus adalah mitos cacar air. Namun, vaksin dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan meringkan gejala apabila terjangkit adalah faktanya.

2. Sekali atau Dua Kali Seumur Hidup

Orang tua terdahulu sering mengatakan cacar air hanya bisa dialami sekali dalam seumur hidup. Sayangnya itu hanya mitos cacar air.

Dr. Nazia menjelaskan faktanya adalah kebanyakan orang yang pernah terjangkit, akan mendapatkan kekebalan yang lebih. Dalam 90 persen kasus yang terjadi, pernah terserang akan memberikan kekebalan seumur hidup.

"Sisanya yang 10 persen, berpotensi terkena cacar air lebih dari sekali karena status kekebalan yang melemah," ujarnya.

3. Tidak akan Terkena Herpes Zoster

herpes zoster.jpg
Foto: herpes zoster.jpg (mdedge.com)

Foto: mdedge.com

Cacar adalah infeksi awal dari VZV. Beberapa orang mengatakan orang yang sudah terkena cacar air tidak akan terserang herpes zoster karena sudah memiliki kekebalan tubuh. Padahal, meskipun sudah sembuh dari cacar air, tetapi virus ini tetap ada (tidak aktif) dalam sel-sel saraf seumur hidup.

Herpes zoster adalah ruam kulit dengan gejala yang menyakitkan dan dapat terjadi beberapa dekade kemudian karena reaktivasi virus cacar air dari keadaan laten dalam tubuh seseorang.

"Reaktivasi terjadi karena penurunan tingkat kekebalan, perubahan hormon, status emosi atau paparan sinar ultra-violet," kata Professor of Virology at Bangabandhu Sheikh Mujib Medical University (BSMMU), Dr. Saifullah Munshi.

Selain itu memang benar penyakit ini disebabkan oleh virus yang sama dengan cacar air. Akan tetapi, vaksin yang sama biasanya tidak memberikan kekebalan terhadapnya.

Jadi, tidak terserang virus herpes zoster karena sudah terserang cacar air adalah bagian dari mitos cacar air.

4. Lotion Calamin Membantu Meringankan Gatal

Dikutip dari KidsHealth, penderita cacar air banyak dianjurkan menggunakan lotion Calamin. Namun, tidak ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa lotion calamin bisa menyembuhkan gejala cacar air.

Lotion calamin hanya menawarkan efek pendinginan sesaat ketika cairan menguap pada kulit. Akan tetapi, efek pengeringan ini dapat memperburuk kondisi dan sebenarnya bisa menyebabkan lebih gatal.

Baca Juga: 7 Jenis Masker Wajah Berdasarkan Masalah Kulit

5. Mandi, Ya atau Tidak?

Mandi - Cacar Air.jpg
Foto: Mandi - Cacar Air.jpg (https://www.roseyhome.com/2017/10/how-to-treat-chicken-pox.html)

Foto: roseyhome.com

Moms yang pernah mengalami atau salah satu anggota keluarganya terkena cacar air pasti sudah sering diperingatkan untuk tidak memandikannya. Padahal, hal itu hanya mitos cacar air.

Dr. Saifullah juga mengatakan sangat aman untuk mandi bagi orang yang terkena cacar air, bahkan mungkin mandi akan membuat merasa jauh lebih baik.

Namun Moms harus ingat bahwa saat mandi, seseorang harus menghindari menggosok luka lepuh yang ada karena dikhawatirkan dapat memindahkan bakteri dari kuku ke lesi cacar yang menyebabkan peradangan lebih lanjut dan mungkin meninggalkan bekas permanen kecil di kulit.

6. Cacar Air pada Si Kecil yang Tak Normal

Cacar Air.jpeg
Foto: Cacar Air.jpeg (Newsnetwork.mayoclinic.org)

Foto: newsnetwork.mayoclinic.org

Banyak mitos cacar air mengatakan Si Kecil yang sakit selama lima hari dan masih mendapatkan bintik-bintik, mengalami sesuatu yang tidak normal.

Padahal sangat normal bagi anak-anak untuk mendapatkan lebih banyak bintik-bintik atau luka lepuh selama sekitar tujuh hari.

Demam awal seringkali dimulai kira-kira satu hari sebelum bintik-bintik keluar dan biasanya mulai mereda setelah sekitar tiga hari. Komplikasi sendiri sangat jarang terjadi pada anak yang sehat.

Akan tetapi, jika Moms khawatir, konsultasi dengan dokter harus dilakukan.

7. Membiarkan Si Kecil Terpapar Cacar Air

Dikutip dari express.co.uk, penelitian telah menunjukkan bahwa satu dari delapan orang tua mengatakan bahwa mereka akan membiarkan anaknya untuk berada di sekitaran orang yang terkena cacar air.

Hal ini dilakukan untuk mengekspos atau membiarkan anak mereka agar terkena cacar air pada waktu yang bersamaan sehingga tidak akan terkena lagi pada saat tak terduga.

Tentu saja banyak dokter menganggap ini ide yang buruk. Bayangkan bagaimana perasaan Moms jika Si Kecil adalah satu dari 1.000 orang yang dirawat di rumah sakit dengan komplikasi yang disebabkan oleh pembiaran kita sendiri.

8. Tidak Perlu Minum Obat

Minum Obat Cacar Air.jpg
Foto: Minum Obat Cacar Air.jpg (https://www.express.co.uk/life-style/health/1154127/chicken-pox-chickenpox-rash-spots-babies-treatment-ibuprofen-warning)

Foto: express.co.uk

Banyak mitos cacar air menganggap penderita tidak perlu minum obat karena obat tidak dapat membantu sakit yang disebabkan oleh virus.

Profesor Anne Goh, President of the Singapore Paediatric Society, mengungkapkan itu adalah tindakan salah. Menurutnya, antivirus khusus seperti Acyclovir dapat diresepkan oleh dokter untuk membantu mengurangi jumlah vesikel dan mungkin mempersingkat lamanya penyakit.

"Namun, obat tersebut harus diberikan pada awal penyakit atau dalam 48 jam pertama setelah cacar air muncul agar lebih efektif," katanya seperti dikutip asiaone.com.

9. Tidak berbahaya dan Tidak Menyebabkan Kematian

Cacar air tentu saja juga bisa berakibat fatal. Menurut Dr. Saifullah, terjadi peningkatan kematian pasien cacar air pada anak di bawah usia 14 tahun. Jika 20 tahun lalu hanya 1 persen anak yang meninggal karena cacar air, saat ini terjadi peningkatan menjadi 20 persen.

Selain itu, adanya komplikasi lain pada Si Kecil atau anggota keluarga yang terkena cacar air juga harus diperhatikan. Selain demam tinggi, ada risiko penyakit kulit, kemungkinan bekas luka dari lepuh yang terinfeksi, dan komplikasi serius yang lebih menakutkan, seperti radang selaput otak.

"Banyak yang gagal menyadari bahwa di luar dehidrasi, diare, dan infeksi kulit yang berhubungan dengan cacar air, infeksi dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti radang selaput otak, pneumonia, dan, bahkan kematian, dalam kasus yang jarang terjadi," kata Prof. Goh juga mengingatkan.

Baca Juga: Cara Membuat DIY Cuka Apel untuk Membasuh Rambut

Ternyata, banyak juga ya Moms mitos seputar cacar air yang berkembang di masyarakat. Sekarang, sudah tahu kan kebenarannya?

(RIE/ERN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb