20 Maret 2018

Alasan 'Kerokan' Dianggap Bisa Mengatasi Masuk Angin, Benar Atau Cuma Sugesti?

Mengapa kulit memerah saat dikerok?
Alasan 'Kerokan' Dianggap Bisa Mengatasi Masuk Angin, Benar Atau Cuma Sugesti?

Ketika badan terasa tidak enak, kita seringkali menganggap masuk angin sebagai penyebabnya. Dan untuk mengatasinya seringkali kita melakukan teknik penyembuhan berupa 'kerokan'.

Cara ini dipercaya bisa mengatasi masuk angin dari guratan garis merah di punggung yang biasanya timbul setelah dikerok.

Kerokan merupakan teknik terapi komplementer untuk menghilangkan masuk angin yang cukup populer di Indonesia dari kalangan tua maupun muda. Teknik ini termasuk yang diteruskan secara turun temurun.

Baca Juga : Minuman Jahe Hangat Pengusir Masuk Angin

Dalam dunia medis, masuk angin disebut sebagai dyspepsia di mana seseorang merasa kembung yang biasanya disertai meriang, pegal-pegal, demam dan nyeri otot.

Kerokan biasanya dilakukan dengan cara menggosok dan menekan bagian tubuh (biasanya punggung, leher dan dada) dengan minyak dan benda tumpul seperti uang logam, potongan bawang, potongan jahe, alat khusus kerokan dan benda-benda lain yang bisa digunakan.

Untuk minyak sendiri biasanya yang dipakai adalah minyak kayu putih, minyak telon, minyak tawon, olive oil dan minyak goreng yang digunakan untuk memasak di dapur. Selain itu, kadang-kadang lotion dan baby oil juga digunakan sebagai pengganti dari minyak-minyak tersebut. 

Tapi, apa benar kerokan bisa menghilangkan masuk angin? Bukan sekedar mitos atau efek dari sugesti saja? Begini nih Moms penjelasannya.

Baca Juga : Cara Mencegah dan Mengatasi Perut Kembung pada Bayi

Sebenarnya, melakukan kerokan hampir sama dengan melakukan pemijatan yang mana fungsinya untuk memperlebar pembuluh darah. Saat melakukan proses kerokan, gesekan yang ditimbulkan oleh benda tumpul dan kulit akan menghasilkan panas dan membuat pembuluh darah melebar.

Ketika pembuluh darah melebar, aliran darah akan menjadi lebih lancar dan distribusi oksigen ke bagian-bagian tubuh menjadi lebih baik terutama pada bagian-bagian yang dikerok.

Hal ini menyebabkan timbulnya rasa hangat dan rasa pegal-pegal jadi berkurang bahkan menghilang.

Alih-alih kerokan digunakan untuk menghilangkan masuk angin dengan gesekan yang dilakukan, kerokan lebih tepat dikatakan sebagai upaya untuk mengusir masuk angin dengan peningkatan panas dan bukan dengan mengeluarkan angin lewat pori-pori kulit. 

Baca Juga : Anak Sering Mengeluh Sakit Perut? Kenali 5 Penyebabnya Disini!

Nah, Moms, selain untuk masuk angin, berdasarkan hasil penelitian Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo, Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes pada tahun 2007 yang berjudul “Efektifitas Pengobatan Tradisional Kerokan Pada Penanggulangan Nyeri Otot”, didapat hasil yang menyatakan bahwa kerokan terbukti efektif untuk mengatasi nyeri otot.

Lalu, apakah Moms merasa kecanduan untuk terus-terusan kerokan? Tenang Moms, hal itu juga ada penjelasannya.

Terapi pemijatan dan kerokan pada saat prosesnya memicu otak untuk merilis hormon endorfin. Hormon endorfin dihasilkan oleh kelenjar pituari dan sistem saraf pusat manusia. Endorfin sendiri berfungsi untuk meredakan rasa sakit dan memberikan rasa nyaman.

Nah, sensasi rasa nyaman inilah yang ingin diulang-ulang oleh manusia dan terjadi dalam bentuk kecanduan.

(LMF)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb