08 September 2022

Alergi Dingin: Gejala, Cara Mengatasi dan Mencegah, Tandanya Termasuk Bersin atau Kulit Gatal

Pahami kapan harus ke dokter jika gejala diikuti dengan masalah kesehatan lainnya
Alergi Dingin: Gejala, Cara Mengatasi dan Mencegah, Tandanya Termasuk Bersin atau Kulit Gatal

Pernahkah Moms atau Dads mengalami alergi dingin? Biasanya, kondisi ini disebut juga urtikaria dingin.

Menurut Mayo Clinic, kondisi ini ditandai dengan kulit yang mendadak terasa gatal, menjadi kemerahan, dan tentunya terasa tidak nyaman.

Orang dengan urtikaria atau alergi dingin mengalami gejala yang sangat berbeda.

Beberapa memiliki reaksi ringan terhadap dingin, sementara yang lain memiliki reaksi parah.

Bagi beberapa orang dengan kondisi ini, berenang di air dingin dapat menyebabkan:

  • Tekanan darah sangat rendah
  • Pingsan
  • Syok

Siapa pun bisa mengalami alergi dingin, baik orang dewasa maupun anak-anak, termasuk pada bayi yang baru lahir dan ibu hamil.

Umumnya, alergi dingin bukan penyakit yang berbahaya, tetapi sebagai respon tidak biasa dari sistem kekebalan tubuh kita.

Berikut ini adalah informasi seputar alergi dingin, jangan dilewatkan, ya Moms!

Baca juga: Alergi Dingin pada Anak, Ini Gejala dan Penanganannya

Penyebab Munculnya Alergi Dingin

Penyebab Terjadinya Alergi Dingin.jpeg
Foto: Penyebab Terjadinya Alergi Dingin.jpeg (https://parenting.firstcry.com/articles/postpartum-hives-reasons-signs-treatment/?amp)

Foto: ilustrasi orang alergi (Orami Photo Stock)

Hal yang menjadi pertanyaan, apa yang menjadi penyebab alergi dingin?

Alergi dingin merupakan reaksi kulit terhadap suhu dingin yang muncul dalam beberapa menit setelah terkena paparannya.

Sayangnya, penyebab pasti dari kondisi ini belum diketahui. Sebab, setiap orang bisa memiliki penyebab yang berbeda-beda.

Tak hanya pada cuaca, tubuh orang dengan alergi dingin pun dapat bereaksi saat:

  • Terkena benda dingin.
  • Berada di ruangan dingin.
  • Menikmati makanan yang dingin.

Selain itu, beberapa orang tertentu tampaknya memiliki sel kulit yang sangat sensitif, karena sifat bawaan, virus, atau penyakit.

Saat seseorang mengalami alergi dingin, maka ini akan memicu pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya ke dalam aliran darah.

Kemudian, bahan kimia ini menyebabkan kulit menjadi kemerahan, gatal, dan terkadang reaksi seluruh tubuh (sistemik).

Melansir Cleveland Clinic, adapun faktor lainnya yang dapat menjadi pemicu terjadinya alergi dingin, antara lain:

1. Anak-anak dan Remaja

Usia ini paling rentan terkena alergi dingin dan biasanya membaik dengan sendirinya dalam beberapa tahun.

2. Penyakit Tertentu

Ada beberapa gangguan kesehatan atau penyakit, seperti kanker atau hepatitis, yang meningkatkan risiko terkena alergi dingin.

Hal yang sama juga dialami orang yang baru-baru saja terkena infeksi, seperti pneumonia atau radang paru-paru, lebih berisiko mengalami alergi dingin.

3. Genetik

Ada anak yang mewarisi kondisi alergi dingin dari orangtuanya, tetapi hal ini sangat jarang terjadi.

Baca Juga: Waspada Alergi Saat Hamil

Gejala Alergi Dingin yang Perlu Dipahami

Gejala Alergi Dingin
Foto: Gejala Alergi Dingin

Foto: kulit gatal karena alergi (Orami Photo Stock)

Dokter Eileen Wang, MD, MPH, asisten profesor dari National Jewish Health di Denver, Amerika, mengatakan bahwa alergi dingin tidak hanya melibatkan musim tetapi bisa juga bisa diakibatkan makanan dingin.

Perlu dipahami bahwa gejala-gejala ini akan timbul beberapa menit setelah terpapar dan dapat berlangsung hingga 2 jam.

Lalu, seberapa dingin suhu yang bisa memicu alergi ini? Biasanya, gejala akan terpicu ketika suhu turun di bawah 39 derajat Fahrenheit atau 4 derajat Celsius.

Berikut beberapa gejala alergi dingin yang cukup umum menyerang, yaitu:

1. Bercak Merah

Munculnya bercak merah pada kulit dan rasanya sangat gatal.

Jika kulit Moms menjadi merah, gatal, dan bengkak dalam 5-30 menit setelah terkena dingin, mungkin Moms menderita urtikaria dingin.

2. Bengkak

Gejala alergi dingin lain lainnya yang bisa dilihat termasuk tangan bengkak saat memegang minuman dingin, atau bibir dan lidah bengkak saat minum minuman dingin.

3. Flu dan Tenggorokan Gatal

Seseorang yang mengalami alergi dingin juga dapat mengalami flu seperti batuk atau bersin hingga tenggorokan terasa gatal.

Melansir Healthline, seseorang pilek karena alergi dingin ketika lendir yang mengalir dari hidung berwarna jernih, bukan berwarna kuning atau hijau.

Perubahan cuaca ini menyebabkan alergi karena ada lebih banyak senyawa jahat atau iritasi di lingkungan yang mungkin membuat kontak dengan manusia.

Gejala lainnya meliputi:

Namun, Moms bisa dengan mudah mengatasi alergi ringan dengan obat alergi, antihistamin, dan semprotan hidung.

Pada beberapa kasus yang lebih berat, menurut National Institutes of Health, gejala yang ditimbulkan bisa berupa:

  • Tekanan darah rendah
  • Jantung yang berdebar
  • Kesulitan bernapas
  • Syok

Umumnya, alergi dingin akan menghilang dengan sendirinya setelah beberapa pekan atau bulan. Namun, ada juga yang bertahan lebih lama.

Jika tenggorokan atau lidah terasa bengkak, merasa pusing, dan sulit bernapas, sebaiknya segera diskusikan dengan dokter.

Baca juga: Miliki Gejala Serupa, Ini Perbedaan Pilek karena Flu dan Alergi Dingin

Kapan Harus ke Dokter?

konsultasi dokter.png
Foto: konsultasi dokter.png (Orami Photo Stock)

Foto: berkunjung ke dokter (istock.com)

Seperti telah disebutkan sebelumnya, gejala akibat alergi dingin umumnya berlangsung dalam pekan dan bulan. Konsultasikan ke dokter bila biduran tidak membaik.

Selain itu, Moms juga perlu berkonsultasi dengan dokter bila alergi semakin meluas dan muncul demam.

Reaksi alergi dingin yang parah bisa muncul bila seluruh tubuh terpapar oleh suhu dingin, misalnya saat berenang di air dingin.

Reaksi alergi berat yang disebut syok anafilaktik ini dapat membahayakan nyawa. Segera ke instalasi gawat darurat (IGD) bila muncul gejala berupa:

Dokter akan menanyakan gejala yang muncul, serta penyakit yang sedang atau pernah diderita, kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

Jika mencurigai adanya penyebab lain, dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk memastikannya, misalnya tes darah atau tes urine.

Jenis pemeriksaan yang dilakukan tergantung pada penyakit apa yang dicurigai oleh dokter.

Baca Juga: Mengenal Hipotermia pada Bayi, Kondisi Suhu Tubuh Bayi di Bawah Normal

Cara Mengatasi Alergi Dingin

Pada beberapa orang, dampak dari alergi ini bisa hilang dengan sendirinya setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Sedangkan untuk pasien lainnya bisa bertahan lebih lama lagi.

Adapun beberapa langkah yang bisa menjadi penanganan pertama saat mengalami alergi dingin, yaitu:

1. Konsumsi Obat

Konsumsi Obat.jpg
Foto: Konsumsi Obat.jpg (Shutter Stock)

Foto: minum obat (Orami Photo Stock)

Sebenarnya, tidak ada jenis obat yang benar-benar dapat mengatasi alergi dingin. Namun, makan obat tertentu mampu meredakan gejala alergi dingin yang Moms alami.

Beberapa obat yang bisa dijadikan sebagai penanganan pertama saat mengalami alergi dingin antara lain:

Di antara jenis obat-obatan tersebut, antihistamin termasuk obat nonresep alias bebas, sehingga Moms bisa mendapatkannya di toko obat terdekat.

Selain antihistamin, obat-obatan lain yang juga dapat digunakan untuk meredakan gejala alergi dingin adalah:

  • Kortikosteroid
  • Capsaicin oles
  • Omalizumab
  • Obat agonis reseptor leukotriene, seperti zafirlukast dan monteluklast

Selain itu, terdapat obat antagonis H2 yang dapat membantu meredakan gejala alergi dingin jika obat antihistamin biasa tidak manjur. Contohnya:

Namun, pada beberapa kondisi, seperti Moms tengah hamil atau anak-anak yang mengalami alergi dingin, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai jenis obat apa yang paling tepat untuk meredakan gejala alergi dingin.

2. Jaga Suhu Ruangan

Jaga Suhu Ruangan
Foto: Jaga Suhu Ruangan

Foto: humidifier (Orami Photo Stock)

Hal lainnya yang harus diperhatikan saat mengalami alergi dingin, yaitu memerhatikan suhu ruangan agar tidak terlalu dingin atau lembap.

Sebab, suhu yang terlalu dingin atau lembap dapat memperparah gejala yang ada.

Caranya, Moms bisa menggunakan humidifier bila tersedia dan aturlah kelembapan rumah agar berada di bawah 50%.

Diketahui bahwa kelembapan udara di atas 60% adalah tempat yang ideal bagi tungau dan jamur untuk berkembang.

Kondisi ini dapat memperparah gejala alergi yang Moms alami.

3. Menghindari Pemicunya

Menghindari Pemicunya.jpg
Foto: Menghindari Pemicunya.jpg (holisticcenteratbristolsquare.com)

Foto: kulit gatal (Orami Photo Stock)

Seperti yang diungkapkan di awal, setiap orang dapat memiliki pemicu alergi dingin yang berbeda-beda. Nah, Moms harus memahami pemicu alergi dingin yang dialami.

Pastikan untuk menjauhi pemicunya untuk mencegah terjadinya gejala yang semakin parah.

Perhatikan kapan gejala alergi tersebut, apakah kulit menjadi memerah setelah minum air es atau kulit gatal akibat udara yang dingin.

Atau apakah Moms merasa gatal-gatal dan muncul biduran ketika udara di sekitar dingin.

Sebaiknya, hindari juga mandi dengan air dingin atau berenang saat cuaca sedang dingin. Hal ini dapat mencegah reaksi alergi di kemudian hari.

4. Menggunakan Obat Semprot Hidung

Menggunakan Obat Semprot Hidungber firstcryparenting.jpg
Foto: Menggunakan Obat Semprot Hidungber firstcryparenting.jpg

Foto: obat semprot hidung (Orami Photo Stock)

Jika alergi dingin yang dialami menyebabkan gangguan pernapasan, Moms dapat menggunakan obat semprot hidung.

Nasal saline atau obat semprot hidung merupakan sejenis larutan garam yang aman digunakan, termasuk oleh ibu hamil.

Jika alergi sudah sangat mengganggu pernapasan, Moms bisa menggunakannya. Cukup semprotkan obat tersebut pada masing-masing lubang hidung sebanyak 3-6 kali.

Kemudian, diamkan selama 30 detik. Lalu, embuskan napas dengan keras hingga larutan garam keluar.

Obat ini akan meredakan gejala yang mengganggu sistem pernapasan Moms.

Jika Moms sudah merasa tidak nyaman dengan alergi dingin yang dialami secara berulang, tidak ada salahnya untuk menemui dokter atau ahli imunologi.

Dilansir dari American Academy of Dermatology Association, dokter mungkin akan meletakkan kantong plastik dengan es batu di lengan bawah Moms untuk melihat reaksi kulit terhadap dingin.

Itulah hal yang perlu dipahami tentang alergi dingin. Alergi dingin mungkin bisa timbul sewaktu-waktu tanpa Moms dan Dads sadari.

Baca juga: 6 Bahan Alami untuk Mengatasi Biduran

Cara Mencegah Alergi Dingin

Pencegahan Alergi Dingin .jpg
Foto: Pencegahan Alergi Dingin .jpg (today.com)

Foto: kulit wajah dan jeruk (Orami Photo Stock)

Kemudian, adakah cara efektif untuk mencegah alergi dingin?

Dokter Alan Greene, MD, FAAP, praktisi kesehatan dan juga penasihat kesehatan global dari Amerika Serikat, mengatakan tindakan pencegahan bisa dilakukan.

Gejala alergi dingin dapat sembuh dengan sendirinya dan dapat diredakan dengan obat-obatan.

Namun, sebisa mungkin tetap hindari paparan udara dingin untuk mencegah reaksi alergi.

"Langkah awal untuk melakukan pencegahannya adalah mengidentifikasi pemicu terjadinya alergi," ujarnya.

Selain itu, Moms bisa melakukan beberapa tips berikut ini untuk mencegah terjadinya alergi dingin, yaitu:

  • Tingkatkan imunitas tubuh dengan mengonsumsi vitamin C.
  • Dipijat malam hari sebelum beristirahat.
  • Minum antihistamin sebelum terkena dingin.
  • Lindungi tubuh dari dingin mendadak.
  • Hindari makanan atau minuman yang dingin seperti es.
  • Minum obat-obatan secara teratur (bila punya).
  • Gunakan baju hangat dan kaus kaki.
  • Jaga suhu badan selalu hangat.
  • Mengoleskan minyak angin pada titik-titik tubuh tertentu.
  • Memberitahu dokter atau petugas medis sebelum operasi, untuk mencegah timbulnya reaksi alergi dingin.
  • Berkonsultasi dengan dokter mengenai perlu tidaknya mengonsumsi obat antihistamin.

Baca Juga: Syok Anafilaktik, Reaksi Alergi Parah pada Balita

Nah itu dia Moms informasi seputar alergi dingin yang kemunculannya terkadang sulit diprediksi.

Jadi, ada baiknya berusahalah untuk tetap menjaga kesehatan Moms dan Dads serta siapkan penanganan darurat (obat) ke mana pun Moms dan Dads pergi.

  • https://newsinhealth.nih.gov/2014/10/cold-flu-or-allergy
  • https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hives-cold-urticaria
  • https://health.clevelandclinic.org/yes-you-really-can-be-allergic-to-the-cold/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cold-urticaria/symptoms-causes/syc-20371046
  • https://www.healthline.com/health/cold-allergy
  • https://www.webmd.com/allergies/sinus-nose-tool/allergies-or-cold
  • https://health.clevelandclinic.org/yes-you-really-can-be-allergic-to-the-cold/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb