10 Mei 2022

Menimbang Manfaat dan Risiko dari Sunat Bayi Baru Lahir

Kapan sebaiknya dilakukan?
Menimbang Manfaat dan Risiko dari Sunat Bayi Baru Lahir

Keputusan sunat bayi baru lahir bisa sulit dan menuai sedikit pro dan kontra.

Si Kecil berjenis kelamin laki-laki dilahirkan dengan penutup kepala penis, yang disebut glans atau kulup.

Selama penyunatan, kulup diangkat untuk memperlihatkan kelenjar.

Di Amerika Serikat, sekitar 55 persen bayi baru lahir disunat segera setelah lahir.

“Sebagian besar bayi laki-laki disunat setelah kelahiran/persalinan dan sebelum dipulangkan dari rumah sakit,” jelas Vanessa Elliott, M.D., seorang ahli urologi di UCP Urology dari Central PA, Inc.

Di Indonesia, tradisi menyunat anak biasanya dilakukan saat di usia sekolah dasar, antara 5 sampai 12 tahun.

Namun, saat ini sudah ada sunat bayi baru lahir atau sejak balita.

Nah, sebenarnya kapan waktu terbaik menyunat anak?

Apakah aman sunat bayi? Ini ulasannya.

Baca Juga: Cari Tahu Ragam Biaya Sunat Berdasarkan Metodenya di Sini!

Apa Itu Sunat?

sunat bayi
Foto: sunat bayi

Foto: Orami Photo Stock

Sunat atau khitan adalah prosedur pemotongan kulit luar yang menyelubungi kepala penis.

Di dunia medis, prosedur ini disebut sirkumsisi.

Prosedur ini dapat dilakukan sejak usia bayi, anak-anak, maupun dewasa. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan, sunat pada laki-laki dewasa bisa mengurangi risiko infeksi HIV hingga 60 persen.

Angka tersebut menjadi salah satu acuan rekomendasi untuk sunat.

Beberapa keluarga memilih melakukan prosedur sunat pada anak laki-laki atas alasan budaya dan kepercayaan agama.

Kebersihan dan kesehatan kelamin anak juga kerap menjadi alasan.

Namun ada pula sebagian orang yang menganggap operasi ini tidak terlalu penting.

Oleh karena itu, Moms dan Dads dapat berdiskusi dengan dokter sebelum memutuskan melakukan sunat pada Si Kecil.

Dilansir dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), ada empat pilihan metode sunat di Indonesia, yaitu:

  • Sunat klamp (smartklamp);
  • Sunat konvensional atau sirkumsisi;
  • Sunat laser;
  • Sunat elektrokauter.

Baca Juga: Cara Menggoreng Kacang Tanah agar Renyah serta Aneka Olahannya Menjadi Menu yang Enak!

Kapan Waktu yang Tepat Sunat Bayi Dilakukan?

sunat bayi
Foto: sunat bayi (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stock

Ada berbagai perawatan bayi baru lahir yang bisa dilakukan, salah satunya sunat bayi.

Mengutip American Pregnancy Association, menurut ilmu kedokteran bayi boleh disunat setelah berusia 4 hari.

Apabila lahir di rumah sakit, sunat bayi baru lahir umumnya dilakukan pada 48 jam setelah kelahiran.

Jika lahir di rumah, sunat bayi bisa dimulai hingga 2 minggu setelah lahir.

Beberapa klinik biasanya melakukan prosedur ini pada saat bayi berusia 7 atau 8 hari.

Sunat bayi baru lahir memang direkomendasikan, karena pada bayi yang baru lahir sekitar usia satu minggu, darah yang keluar saat proses sunat masih sedikit.

Selain itu, saat masih bayi, pembentukan sel-sel dan jaringan sedang tumbuh dengan pesat.

Lagipula, rasa sakit yang dirasakan juga belum terlalu berat.

Pada usia bayi, risiko trauma oleh proses sunat juga tidak akan berpengaruh ke depannya bagi anak.

Sebetulnya, sunat bisa dilakukan kapan saja tergantung kesiapan dari orangt ua dan anak.

Namun, ada beberapa risiko yang mungkin akan dialami anak jika ia baru disunat di usia yang sudah lebih dewasa.

Sebagai contoh perlunya beberapa jahitan pada kulit penis dan adanya risiko perdarahan ketika sunat.

Penelitian Iranian Red Crescent Medical Journal menyatakan, sunat lebih baik dilakukan pada bayi berusia di bawah 1 tahun.

Sebab, pada usia ini, risiko komplikasi anestesi tergolong rendah.

Perlu diketahui, sunat bayi tidak bisa langsung dilakukan.

Bayi harus dalam kondisi sehat dan kelaminnya tidak mengalami kendala apa pun.

Kecuali, masalah medis yang bisa disembuhkan dengan sunat.

Baca Juga: Produk Perawatan Bayi Organik vs Low Hazard, Mana yang Lebih Baik untuk Baby Newborn dan Si Kecil yang Sensitif?

Prosedur Sunat Bayi Baru Lahir

dr_dina_circumcision_1280x960.jpg
Foto: dr_dina_circumcision_1280x960.jpg

Foto: Todaysparent.com

Cara paling aman melakukan sunat bayi baru lahir atau anak yang sudah lebih besar adalah membawanya ke rumah sakit atau klinik khusus.

Pihak yang seharusnya melakukan khitan bayi adalah tenaga medis profesional.

Umumnya, prosedur sunat berlangsung selama 10-20 menit.

Moms dan Dads bisa ikut menemani selama khitan berlangsung.

Berikut adalah tahapan prosesnya, yaitu:

  1. Dokter akan menempatkan Si Kecil di atas meja khusus dan membersihkan penis dan kulupnya.
  2. Penjepit khusus melekat pada penis dan kulup dihilangkan untuk mengekspos kepala penis.
  3. Terakhir, salep dan kasa atau cincin plastik ditempatkan di atas luka untuk melindunginya dari gesekan popok.

Proses sunat bayi akan dilakukan secara cept dan kemungkinan Si Kecil menangis selama itu.

"Dan untuk sementara waktu sesudahnya. Anestesi lokal dapat sangat mengurangi ketidaknyamanan Si Kecil.

Jika Moms dan Dads memutuskan untuk menyunat anak, bicarakan dengan dokter anak tentang pilihan anestesi,” tambah Elliott.

Berapa Lama Luka Sunat Bayi Sembuh?

sunat bayi
Foto: sunat bayi (todaysparent.com)

Foto: Orami Photo Stock

Melansir Seattle Children’s, luka sunat biasanya sembuh setelah 10 hari.

Tapi, untuk sunat cincin biasanya proses penyembuhan dapat memakan waktu 14 hari.

Proses penyembuhan luka sunat biasanya diawali dari luka sayatan yang kemerahan dan sedikit bengkak.

Setelah hari ketiga, bengkak dan kemerahan pada luka sunat berangsur-angsur berkurang dan luka dapat mulai mengering.

Bekas luka sunat yang sedikit menghitam di garis sayatan bakal menghilang dalam waktu tujuh sampai 14 hari.

Kebanyakan luka sunat sudah terlihat sembuh di hari ke 10.

Alasan kenapa luka sunat bayi lama kering dan beberapa gejala di atas bisa jadi tanda infeksi.

Segera konsultasikan ke dokter agar anak yang baru sunat bisa mendapatkan penaganan medis tepat.

Manfaat Sunat Bayi Baru Lahir

Sunat-Hero.jpg
Foto: Sunat-Hero.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Menurut American Academy of Pediatrics mengenai status sunat, manfaat kesehatan setelah sunat pada bayi baru lahir lebih besar daripada risikonya.

Beberapa manfaat sunat bayi meliputi:

1. Mencegah Masalah Penis

Pada beberapa kasus, kulup pada penis yang tidak disunat dapat menempel kuat di kepala penis dan menyebabkan fimosis.

Hal ini dapat menyebabkan peradangan pada kulup atau kepala penis.

2. Mencegah Risiko Terkena Infeksi Saluran Kemih

Meski risiko infeksi saluran kemih pada laki-laki dewasa dan anak-anak lebih rendah, infeksi ini dapat terjadi dan sering dialami oleh mereka yang belum disunat.

Ini juga merupakan salah satu manfaat sunat bayi karena infeksi saluran kemih yang parah di awal kehidupan anak bisa menyebabkan masalah pada ginjal kelak.

3. Mengurangi Risiko Kanker Penis

Kanker penis adalah jenis kanker yang jarang terjadi, baik pada orang yang disunat maupun tidak.

Namun, bukan berarti semua orang sepenuhnya terbebas dari kemungkinan kanker penis.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menjauhkan Si Kecil dari risiko kanker penis adalah dengan menyunatnya.

Selain dipercaya efektif mencegah anak dari bahaya kanker penis, sunat juga diduga dapat menurunkan risiko kanker prostat ketika ia dewasa.

4. Mengurangi Risiko Penyakit Menular Seksual

Melansir The Journal of Sexual Medicine, salah satu manfaat sunat adalah mengurangi risiko terjadinya penyakit menular seksual, seperti HIV atau gonore saat mereka dewasa.

Namun, hal ini tetap perlu disertai dengan perilaku seks yang aman, yaitu menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim dan tidak berganti pasangan seksual.

5. Penis Mudah Dibersihkan

Manfaat sunat bayi selanjutnya adalah membuat penis lebih mudah dibersihkan.

Sementara itu, pada anak laki-laki yang belum sunat, bagian kulup dalam yang belum dipotong harus dibersihkan secara rutin untuk menghindari berbagai masalah.

Risiko Sunat Bayi Baru Lahir

Sunat pada bayi
Foto: Sunat pada bayi (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Moms dand Dads, sebagai orang tua baru tentu akan gugup saat mengambil keputusan.

Seperti prosedur bedah lainnya, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan saat memutuskan akan menyunat Si Kecil.

Sunat adalah prosedur yang sangat umum dan jarang terjadi komplikasi.

Tetapi ada risiko seperti pendarahan pada saat prosedur, infeksi, rasa sakit, dan kelainan bentuk pada penis, yang mungkin muncul di kemudian hari dalam pertumbuhan.

Akan tetapi, insiden komplikasi serius seperi kerusakan pada penis sangat rendah hanya sekitar 0,2 persen.

Jika terjadi komplikasi minor seperti pendarahan atau infeksi sekalipun hanya dilaporkan sekitar 3 persen dari rata-rata yang memberi manfaat.

Sekaligus, perlu diingat risiko ini minimal terjadi saat prosedur dilakukan oleh seorang profesional medis yang terlatih dalam lingkungan kesehatan.

Sunat bisa menimbulkan komplikasi atau risiko tertentu.

Perhatikan bila bayi mengalami hal di bawah ini setelah melakukan sunat:

  • Demam dan lemas.
  • Mual, muntah, dan pusing.
  • Muncul gejala infeksi pada penis (pembengkakan, kulit kemerahan, muncul garis merah pada batang penis, perdarahan hebat, atau rasa sakit yang tak kunjung hilang atau mereda setelah minum obat).
  • Tidak bisa buang air kecil, sakit saat buang air kecil, keluar darah saat buang air kecil, atau urine jadi keruh dan bau menyengat.

Bila Si Kecil mengalami hal di atas, segera hubungi dokter.

Baca Juga: 5 Bentuk Mom Shaming Pada Ibu Rumah Tangga yang Mungkin Moms Alami

Perawatan Sunat Bayi Baru Lahir

Sunat
Foto: Sunat

Foto: Orami Photo Stock

Setelah membuat keputusan untuk melakukan sunat pada Si Kecil.

Maka, prosedur bedah pun dilakukan.

Area penis Si Kecil yang disunat akan mengalami memar dan bengkak selama dua hingga tiga minggu.

Rasa nyeri saat buang air kecil juga dapat dirasakan selama beberapa hari sampai beberapa minggu setelahnya.

Rasa tidak nyaman dapat muncul sesudah sirkumsisi.

Namun, nyeri yang dirasakan biasanya tidak terlalu parah dan dapat ditangani dengan obat antinyeri.

Dokter akan merekomendasikan beberapa hal di bawah selama masa penyembuhan:

  • Jaga penis agar tetap bersih.
  • Lindungi penis bayi dengan hati-hati.
  • Mengoleskan petroleum jelly.
  • Kenakan pakaian longgar.
  • Hati-hati ketika memandikan bayi, sebaiknya gunakan waslap.

Jangan tekan penis bayi yang baru disunat atau area sekitarnya, terlebih jika ia rewel.

Ganti perban bekas sunat setiap mengganti popoknya.

Pastikan popok tersebut tidak terlalu ketat untuk mencegah tekanan pada penisnya.

Si Kecil mungkin akan merasa tidak nyaman atau tidak bisa tidur nyenyak setelah sunat.

Perawatan setelah sunat yang benar akan menghindarkannya dari gangguan lain yang lebih serius.

Baca Juga: Penyebab Tifus pada Anak dan Penanganannya

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang sunat bayi baru lahir.

Apakah Moms juga berancara sunat pada bayi baru lahir?

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4441785/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3042320/
  • https://www.healthline.com/health/parenting/baby-circumcision
  • https://www.circumcision-london.co.uk/best-age-time-circumcision/
  • https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/first-year-of-life/baby-circumcision/
  • https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/circumcision/about/pac-20393550
  • https://www.acog.org/womens-health/faqs/newborn-male-circumcision?utm_source=redirect&utm_medium=web&utm_campaign=otn

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb