10 Agustus 2017

Anak Alergi Susu Sapi, Apa Yang Harus Mama Lakukan?

Alergi susu bukan akhir segalanya, Ma.
Anak Alergi Susu Sapi, Apa Yang Harus Mama Lakukan?

Saat anak sudah memasuki usia di atas 2 tahun, Mama akan memberikan susu pengganti ASI, yaitu susu sapi. Namun bagaimana bila anak alergi susu sapi? Padahal anak masih masih masuk dalam masa pertumbuhan dan membutuhkan banyak nutrisi untuk tubuh. Meski membingungkan, Mama harus bisa mengatasinya.

Alergi Susu Berbeda dengan Intoleransi Laktosa

Sebelum bertindak lebih lanjut, Mama perlu mengetahui kalau alergi susu dan intoleransi laktosa adalah dua hal yang berbeda. Dilansir dari Alodokter, alergi susu sapi adalah kondisi imun anak memiliki respon yang tidak normal terhadap kandungan protein dalam susu. Biasanya memiliki ciri seperti muntah-muntah, napas berbunyi, gatal-gatal dan gangguan pencernaan.

Sedangkan intoleransi laktosa adalah kondisi saat anak mengalami ketidakmampuan untuk mencerna laktosa, yang merupakan tipe gula alami yang terkandung di dalam susu. Gejalanya adalah diare, kembung, kram perut di bagian bawah, sampai muntah. Biasanya gejala ini akan datang 0 menit sampai beberapa jam setelah minum susu atau produk olahannya.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia, dalam dua decade terakhir terjadi peningkaan angka kejadian penyakit alergi pada anak, termasuk di Indonesia. Seperti dilansir dalam kumparan.com, Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M. Kes, mengungkapkan bahwa faktor utama seorang anak mengalami alergi adalah faktor keturunan. Secara genetis, anak dengan orangtua yang tidak memiliki riwayat alergi masih dapat berisiko mengalami alergi sebesar 5 sampai 15 persen. Namun, anak-anak dengan salah satu atau kedua orangtua yang memiliki riwayat alergi berisiko 20 hingga 60 persen mengalami alergi.

Lalu, Apa yang Harus Dilakukan Saat Anak Alergi Susu?

Segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan diagnosa. Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan darah, feses atau tes alergi pada kulit dengan menyuntikan sejumlah protein kecil susu di bawah permukaan kulit anak.

Kalau hasilnya positif, Mama jangan panik. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Berikut di antaranya:

1. Hindari memberikan susu sapi dan makanan apapun yang mengandung susu sapi. Jangan takut si kecil kekurangan vitamin D, bisa disiasati dengan makanan pengganti nutrisi yang juga kayak vitamin D, kalsium dan protein. Seperti bayam, brokoli, produk olahan kedelai, ikan salmon, tuna, sarden dan telur.

2. Ajak anak bermain di luar. Anak yang tidak mengonsumsi susu sapi biasanya ada kecenderungan kekurangan vitamin D. Jadi, berjemur di bawah sinar matahari akan bisa membantu mencukup asupan vitamin D. Tapi, harus diperhatikan pula waktunya. Paling baik adalah saat pagi hari sebelum jam 9 dan lakukan sekitar 10-15 menit.

Memiliki anak yang mengalami alergi susu sapi memang akan membuat Mama lebih cermat dalam memilih berbagai macam produk, terutama yang berbahan susu sapi. Mama jangan menyerah, ya! Ada banyak cara agar si kecil tetap tumbuh dengan sehat dan kuat.

<ICA>

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb