22 Desember 2017

Bayi Kuning Saat Baru Lahir? Ini Penyebab dan Cara Merawatnya

Golongan darah Moms dan si kecil yang tidak sama bisa sebabkan bayi kuning
Bayi Kuning Saat Baru Lahir? Ini Penyebab dan Cara Merawatnya

Penyakit kuning yang umumnya terjadi pada bayi baru lahir, mengacu pada warna kulit serta bagian putih mata yang berwarna kuning. Hal ini terjadi karena jumlah bilirubin dalam darah bayi terlalu banyak.

Apa yang menyebabkan bayi baru lahir memiliki kulit dan mata yang kuning? Bagaimana cara merawat bayi kuning?

Penyebab Bayi Kuning Saat Baru Lahir

Bilirubin diproduksi pemecahan sel darah merah secara normal. Biasanya melewati hati serta melepaskannya ke dalam usus sebagai cairan yang membantu pencernaan. Namun, saat jumlah bilirubin terlalu serta terbentuk lebih cepat pada hati bayi baru lahir, menyebabkan penyakit kuning.

Oleh karena itu, bayi harus diperiksa untuk mengetahui penyakit kuning yang mungkin dialami, beberapa hari setelah kelahiran.

Adapun penyebab tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi diantaranya:

  • Bayi baru lahir memproduksi bilirubin dalam jumlah yang lebih banyak daripada orang dewasa karena bayi memiliki lebih banyak perputaran sel darah merah.
  • Hari bayi baru lahir belum berkembang secara sempurna, belum sepenuhnya mampu mengeluarkan cukup bilirubin dari dalam darah.
  • Usus bayi menyerap bilirubin yang seharusnya keluar dari tubuh melalui kotoran BAB.

Penyakit kuning pada bayi tergolong parah jika kadar bilirubin lebih dari 25 mg. Jika penyakit tersebut tidak diobati menyebabkan cerebral palsy, tuli atau bentuk kerusakan otak lainnya. Dalam kasus yang jarang terjadi, penyebab bayi kuning adalah adanya kondisi lain, semacam infeksi atau masalah tiroid.

Jenis Penyakit Kuning Pada Bayi

Umumnya jenis-jenis penyakit kuning pada bayi antara lain:

1. Physiological jaundice (penyakit kuning normal)

Sebagian besar bayi baru lahir mengalami penyakit kuning normal karena liver mereka di proses pematasangan. Kondisi ini sering muncul saat bayi berusia 2-4 hari dan akan hilang usianya 1-2 minggu.

2. Penyakit kuning prematur

Kondisi ini umumnya dialami bayi yang lahir prematur karena tubuh mereka belum siap untuk mengeluarkan bilirubin secara efektif. Bayi perlu mendapatkan perawatan, bahkan saat tingkat bilirubin lebih rendah dari bayi yang lahir cukup umur dengan penyakit kuning normal sehingga terhindar dari risiko komplikasi.

3. Penyakit kuning akibat kurang menyusu

Kondisi penyakit kuning ini terjadi pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI akibat kesulitan menyusu. Penyakit kuning bukan disebabkan masalah pada ASI, namun karena bayi tidak mendapat cukup ASI. Moms perlu berkonsultasi pada konsultan laktasi jika Si Kecil mengalami kondisi penyakit kuning ini.

4. Ketidakcocokan golongan darah (masalah ABO atau Rh)

Saat Moms dan Si Kecil memiliki golongan darah berbeda, tubuh Moms memproduksi antibodi yang menghancurkan sel darah merah bayi. Kondisi ini menyebabkan peningkatan bilirubin mendadak pada darah bayi.

Umumnya kondisi ini dimulai pada hari pertama kelahiran bayi. Masalah Rh menyebabkan penyakit kuning sangat berat, namun kini dapat dicegah dengan injeksi imunoglobin Rh pada Moms.

Penanganan Bayi Kuning

Kebanyakan kasus bayi kuning saat lahir tidak membutuhkan penanganan khusus atau tindakan pengobatan. Penyakit kuning ringan atau sedang akan hilang setelah 1 atau 2 minggu karena tubuh bayi berhasil menyingkirkan kelebihan bilirubin dengan sendirinya.

Pemberian ASI atau  suplemen dengan formula yang membantu bayi membuang bilirubin pada kotoran mereka lebih sering juga mungkin dilakukan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meminta Moms sementara berhenti menyusui.

Jika hal ini terjadi, maka tetap berikan susu pada Si Kecil melalui ASI perah dan kembali menyusui setelah penyakit kuningnya sembuh.

Untuk penyakit kuning yang parah, fototerapi dengan penyinaran khusus akan membantu membersihkan bilirubin dari dalam tubuh akan disarankan. Jika bayi mengalami penyakit kuning parah dan belum mendapatkan pengobatan lain, tranfusi darah dapat dilakukan.

(RGW) 

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb