02 April 2021

Mengenal Blue Baby Syndrome, Kondisi Kulit Bayi Menjadi Biru setelah Lahir

Kulit bayi berubah biru karena kurangnya pasokan oksigen
Mengenal Blue Baby Syndrome, Kondisi Kulit Bayi Menjadi Biru setelah Lahir

Selain penyakit kuning, rupanya bayi memiliki masalah lain yang dikenal dengan sebutan blue baby syndrome. Seperti yang digambarkan oleh namanya, blue baby syndrome adalah perubahan warna kebiruan pada kulit bayi dikarenakan kekurangan oksigen dalam hemoglobin darahnya.

Blue baby syndrome biasa juga disebut sebagai Methemoglobinemia di mana berapa bayi dilahirkan dengan kondisi atau cacat jantung tertentu yang menyebabkan bayi biru atau sianosis. Tanda-tanda Sianosis terlihat pada bibir, daun telinga, dan bantalan kuku yang bentuknya membulat atau menandakan kondisi jantung.

Dikutip dari Healthline, meskipun blue baby syndrome bukanlah sesuatu yang umum, tetapi penyakit ini dapat terjadi karena beberapa kelainan jantung bawaan (saat lahir), faktor lingkungan, dan atau genetik.

Baca Juga: Mengenal Sianosis, Kondisi Bibir Hitam pada Bayi

Penyebab Blue Baby Syndrome

blue baby syndrome
Foto: blue baby syndrome (parenting.firstcry.com)

Foto: parenting.firstcry.com

Pada bayi dengan blue baby syndrome, bayi menjadi kebiru-biruan karena darah yang kekurangan oksigen. Biasanya, darah dipompa dari jantung ke paru-paru untuk menerima oksigen. Setelah itu, darah diedarkan kembali melalui jantung dan kemudian ke seluruh tubuh.

Jika ada masalah dengan jantung, paru-paru, atau darah, darah mungkin tidak teroksigenasi dengan baik. Ini menyebabkan kulit menjadi biru atau blue baby syndrome karena kurangnya oksigenasi yang dapat terjadi karena beberapa alasan, yaitu:

2. Tetralogi Fallot (TOF)

tetralogy of fallot
Foto: tetralogy of fallot (wikipedia.org)

Foto: wikipedia.org

Meskipun merupakan kelainan jantung bawaan yang langka, TOF adalah penyebab utama blue baby syndrome. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sebenarnya TOF adalah kombinasi dari empat kelainan jantung yang dapat mengurangi aliran darah ke paru-paru dan memungkinkan darah yang kekurangan oksigen mengalir ke dalam tubuh.

TOF mencakup kondisi seperti memiliki lubang di dinding yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan jantung serra otot yang menghalangi aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonal, atau paru-paru.

2. Methemoglobinemia

Blue baby syndrome.jpeg
Foto: Blue baby syndrome.jpeg (https://pedsinreview.aappublications.org/content/36/10/e35)

Foto: Pedsinreview

Methemoglobinemia bermula dari keracunan nitrat.  Dikutip dari penelitian berikut ini, methemoglobinemia terjadi pada bayi yang diberi susu formula bayi yang dicampur air sumur atau makanan bayi buatan sendiri yang dibuat dengan makanan kaya nitrat, seperti bayam atau bit.

Blue baby syndrome karena masalah ini paling sering terjadi pada bayi di bawah usia 6 bulan. Ketika masih muda, bayi memiliki saluran pencernaan yang lebih sensitif dan kurang berkembang, sehingga lebih mungkin untuk mengubah nitrat menjadi nitrit.

Penelitian menyebutkan bahwa nitrit bersirkulasi di dalam tubuh dan ia menghasilkan methemoglobin. Meskipun methemoglobin kaya akan oksigen, methemoglobin tidak melepaskan oksigen tersebut ke dalam aliran darah. Hal ini akhirnya membuat bayi mengalami blue baby syndrome.

Baca Juga: Bukan Memar, Kenali Mongolian Spots Tanda Biru di Pantat Bayi

3. Cacat Jantung Bawaan Lainnya

cacat jantung
Foto: cacat jantung (theasianparent.com)

Foto: theasianparent.com

Genetika menyebabkan sebagian besar kelainan jantung bawaan. Misalnya, bayi yang lahir dengan Down Syndrome sering mengalami gangguan jantung. Masalah kesehatan ibu, seperti diabetes tipe 2 yang mendasari dan tidak terkontrol, juga dapat menyebabkan bayi mengalami cacat jantung.

Beberapa kelainan jantung juga disebabkan tanpa alasan yang jelas sama sekali. Namun, hanya sedikit kelainan jantung bawaan yang menyebabkan sianosis.

Gejala Blue Baby Syndrome

Blue Baby Syndrome.jpeg
Foto: Blue Baby Syndrome.jpeg (https://www.healthline.com/health/blue-baby-syndrome)

Foto: Healthline

Selain warna kulit yang kebiruan, gejala lain dari blue baby syndrome antara lain:

  • Sifat lekas marah
  • Lesu
  • Masalah makan
  • Ketidakmampuan untuk menambah berat badan
  • Masalah perkembangan
  • Detak jantung atau pernapasan cepat
  • Jari tangan dan kaki dikepal (atau dibulatkan)

Baca Juga: Kulit Bayi Kuning atau Oranye Saat Makan MPASI? Mungkin Itu Pertanda Carotenemia

Cara Mendiagnosa Blue Baby Syndrome

Blue baby syndrome.jpeg
Foto: Blue baby syndrome.jpeg (https://iytmed.org/blue-baby-syndrome)

Foto: iytmed.org

Selain mengambil riwayat kesehatan menyeluruh dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter anak mungkin akan melakukan sejumlah tes. Tes ini akan membantu menentukan penyebab blue baby syndrome dari seorang bayi. Tes dapat meliputi:

  • Tes darah
  • Rontgen dada untuk memeriksa paru-paru dan ukuran jantung
  • Elektrokardiogram (EKG) untuk melihat aktivitas listrik jantung
  • Echocardiogram untuk melihat anatomi jantung
  • Kateterisasi jantung untuk memvisualisasikan arteri jantung
  • Tes saturasi oksigen untuk menentukan berapa banyak oksigen dalam darah

Cara Merawat Blue Baby Syndrome

cara merawat bayi
Foto: cara merawat bayi (people.com)

Foto: people.com

Perawatan yang harus dilakukan akan tergantung pada penyebab blue baby syndrome tersebut. Jika kondisi disebabkan oleh kelainan jantung bawaan, kemungkinan besar bayi akan memerlukan pembedahan.

Pengobatan juga dapat direkomendasikan. Rekomendasi ini didasarkan pada tingkat keparahan kerusakan. Bayi dengan methemoglobinemia dapat membalikkan kondisinya dengan mengonsumsi obat yang disebut blue metilen atau obat yang dapat memberikan oksigen ke darah.

Obat ini membutuhkan resep dan biasanya diberikan melalui jarum yang dimasukkan ke pembuluh darah.

Baca Juga: ASI Bisa Sebabkan Bayi Kuning, Mengapa?

Kesehatan Blue Baby Syndrome

cara mencegah baby blue syndrome
Foto: cara mencegah baby blue syndrome (babyambition.com)

Foto: babyambition.com

Blue baby syndrome adalah kelainan langka dengan berbagai penyebab. Dokter anak mungkin menyarankan apa pun mulai dari tidak ada perawatan segera hingga operasi. Perlu diketahui bahwa pembedahan bisa sangat berisiko jika dilakukan pada saat bayi baru lahir.

Setelah penyebabnya diidentifikasi dan berhasil diobati, kebanyakan anak dengan blue baby syndrome dapat hidup normal dengan sedikit konsekuensi masalah kesehatan.

Namun, sebuah penelitian berjudul Good Survival of 'blue babies,' Children with Congenital Heart Defects mengatakan bahwa kelangsungan hidup jangka panjang pasien blue baby syndrome dan pasien lain dengan kelainan jantung bawaan, memang akan cukup baik.

Lebih dari 90 persen pasien masih hidup 20 tahun setelah operasi saluran pertama, sedangkan angka kematian dalam 30 hari setelah operasi kurang dari 1 %, termasuk operasi ulang.

"Mayoritas pasien yang meninggal selama penelitian, meninggal karena penyakit jantung. Bertambahnya usia saat operasi pertama merupakan faktor yang dikaitkan dengan peningkatan mortalitas," kata PhD student University of Gothenburg Kristofer Skoglund.

Baca Juga: Cara Merawat Bayi Prematur

Itulah serba-serbi atau berbagai penjelasan tentang blue baby syndrome. Blue baby syndrome adalah kelainan langka dengan berbagai penyebab.

Dokter anak mungkin menyarankan apa pun mulai dari tidak ada perawatan segera hingga operasi.  Pembedahan bisa sangat berisiko jika dilakukan pada bayi baru lahir.

Setelah penyebabnya diidentifikasi dan berhasil diobati, kebanyakan anak dengan sindrom bayi biru dapat hidup normal dengan sedikit konsekuensi kesehatan.

Jika Si Kecil menunjukkan gejala-gejala di atas, tidak ada salahnya jika Moms langsung konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb