27 Desember 2022

Cara Memakai Tampon yang Aman dan Benar, Jangan Sampai Salah!

Lebih baik mana dengan pembalut, ya?
Cara Memakai Tampon yang Aman dan Benar, Jangan Sampai Salah!

Apakah Moms sudah familiar dengan tampon?

Tampon adalah jenis pembalut yang bisa menjadi pilihan selain sanitary pads yang biasa Moms pakai.

Bentuknya silinder, terbuat dari katun atau rayon yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menyerap aliran menstruasi.

Tampon tentunya berguna untuk menghindari kebocoran saat menstruasi dan dapat dipakai hingga 8 jam.

Persamaannya dengan pembalut biasa, tampon hanya sekali pakai dan harus segera dibuang.

Berbagai ukuran dan bahan bisa Moms pilih. Namun, apakah Moms sudah mengetahui cara memakainya? Ini ulasannya.

Baca Juga: 9+ Ciri-ciri Menstruasi, Tidak Cuma Jerawatan!

Cara Tepat Memakai Tampon

Cara Tepat Memakai Tampon
Foto: Cara Tepat Memakai Tampon (Shutterstock.com)

Dilansir dari studi di European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, memperhatikan kebersihan tangan sebelum memakai tampon itu hal penting yang harus diingat.

Pastikan tangan sudah dalam keadaan bersih karena akan bersentuhan langsung dengan tampon.

Tahapan memakai tampon adalah sebagai berikut:

  • Cuci tangan Moms menggunakan sabun.
  • Usahakan memasukkan tampon dalam posisi yang nyaman. Bisa dengan berjongkok, meletakkan satu kaki ke atas, atau dengan duduk di toilet.
  • Dorong ke dalam vagina menggunakan aplikator atau jari tangan Moms, tergantung pada jenis tampon yang Moms miliki.
  • Faktanya, memasukkan tampon ke dalam vagina akan terasa lebih nyaman ketika Moms rileks. Cara mudahnya lagi adalah dengan menggunakan aplikator atau meletakkan sedikit pelumas di ujung tampon.
  • Jika mengalami kesulitan, jangan ragu untuk bertanya pada orang terdekat yang sudah memakai tampon. Hal ini dilakukan untuk mengurangi infeksi atau resiko lainnya.

Mungkin awalnya akan terasa sedikit aneh, tapi lama-kelamaan Moms akan terbiasa untuk menggunakan tampon.

Lalu, cara melepas tampon cukup mudah. Moms cukup memegang tali yang menggantung dan menariknya.

Jangan lupa, pastikan untuk mencuci tangan atau menggunakan desinfektan sebelum dan sesudah memakainya.

Baca Juga: Mengganti Pembalut, Sebaiknya Setiap Berapa Jam?

Cara Aman Gunakan Tampon

Cara Aman Gunakan Tampon
Foto: Cara Aman Gunakan Tampon (Shutter Stock)

UNICEF mengungkapkan, penggunaan tampon sering dikaitkan dengan penyakit toxic shock syndrome (TSS), penyakit yang cukup langka namun dapat berpotensi fatal.

Melansir Planned Parenthood, gejala seseorang mengalami TSS adalah, muntah, demam tinggi, diare, sakit pada otot, dan tenggorokan kering.

Jika Moms merasakan hal serupa dan tak kunjung reda, segera lepas tampon dan hubungi dokter.

Namun jika Moms tidak merasakan efek samping seperti penjelasan tadi, cara menurunkan risiko terkena penyakit ini adalah gunakan tampon dengan daya serap terendah.

Jangan lupa Moms harus menggantinya maksimal 8 jam, ya!

Membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih dapat menjadi cara penting untuk menghindari infeksi saluran kemih dan infeksi vagina saat menggunakan tampon.

Meskipun, penggunaan tampon dinilai efektif untuk menampung darah saat menstruasi, namun UNICEF tetap menetapkan tampon menghasilkan limbah dalam jumlah besar karena dinilai dapat menyebabkan penyumbatan pipa dan peningkatan biaya perawatan.

Untuk itu, sebaiknya perhatikan jenis bahan tampon yang dipakai.

Sebaiknya, gunakan tampon yang terbuat dari serat alami yang terurai dan bukan yang mengandung plastik.

Moms juga perlu mengetahui, tampon terdiri dari 2 ukuran, yaitu untuk wanita yang sudah melahirkan dan wanita muda yang masih perawan.

Baca Juga: Bahaya Jarang Ganti Pembalut Saat Menstruasi

Mitos Seputar Penggunaan Tampon

Mitos Seputar Penggunaan Tampon
Foto: Mitos Seputar Penggunaan Tampon (Shutter Stock)

Bentuk tampon yang unik dan cara pemakaiannya yang dirasa sulit, membuat banyak perempuan enggan memilihnya.

Akhirnya, banyak konotasi buruk akan benda berserat kapas dan berbentuk silinder ini.

Tidak sedikit juga, lho, Moms, mitos yang beredar soal tampon.

Akibat tidak teruji kebenarannya, Moms jangan khawatir untuk memilih menggunakan tampon menggantikan pembalut biasa.

Ini dia beberapa mitos soal tampon yang beredar, yuk kita simak!

1. Bikin Vagina Kering

Melihat cara pemakaiannya yang langsung dimasukkan ke dalam vagina, banyak yang beranggapan tampon dapat membuat vagina menjadi kering.

“Tampon memang dapat menghilangkan kelembapan dari siklus menstruasi dan dapat menyerap sebagian kelembapan vagina dan flora vagina.

Untuk itu, lebih baik gunakan tampon yang sesuai ukuran dan hindari terlalu lama menggunakannya,” ujar Dr. Melissa Goist, dokter kandungan dari The Ohio State University Wexner Medical Center.

Namun, tampon bukan penyebab utama vagina menjadi kering.

Beberapa hal lainnya bisa menjadi penyebab, seperti perubahan hormon dalam tubuh Moms, seperti habis melahirkan dan sedang menyusui.

Selain itu, douching berlebihan, kurangnya foreplay saat berhubungan intim, dan alergi tertentu juga bisa menyebabkan vagina kering, menurut Dr. Melissa.

Baca Juga: Menstruasi Tidak Lancar? Bisa Jadi Akibat Stres

2. Bisa Hilang di Dalam Vagina

Berbeda dengan menstrual pad yang digunakan di luar vagina, tampon yang harus dimasukkan terkadang membuat beberapa perempuan takut untuk mencobanya.

Salah satu mitos yang muncul adalah, tali penariknya bisa ikut masuk ke dalam vagina sehingga tampon tidak bisa dikeluarkan.

Nyatanya, hal tersebut hanya mitos belaka, nih, Moms.

Mengutip Health, berikut adalah beberapa fakta soal vagina yang Moms harus tau:

  • Saluran vagina perempuan hanya sekitar tiga hiangga lima inci saja, sehingga ada ruang terbatas untuk tampon bergerak masuk.
  • Ujung vagina adalah serviks, yang mustahil bagi tampon untuk melewatinya dan masuk terlalu dalam.
  • Tidak ada hubungan antara vagina dan rongga perut. Jadi, tidak mungkin tampon hilang di dalam tubuh.

Lalu, bagaimana kalau semisal tali tampon benar-benar terlepas atau masuk ke dalam vagina?

Pertama, jangan panik dan tetap tenang. Moms bisa menggunakan jari yang sudah bersih untuk masuk ke dalam vagina.

Dr. Megan Pierce, MD., Spesialis Obgyn dari CareMount Medical New York memberikan saran, "Anda bisa duduk dalam posisi jongkok sehingga dapat merasakan posisi tampon."

Namun, jika Moms mengalami kesulitan, segera ke dokter kandungan untuk mencari bantuan.

3. Tidak Perlu Ganti Tampon Setelah dari Kamar Mandi

Karena jalur mengeluarkan urin dan menstruasi berbeda, ada yang mempercayai bahwa mengganti tampon setelah buang air kecil merupakan hal yang tidak harus dilakukan.

Beberapa perdebatan muncul terkait hal ini. Pada dasarnya, Moms bisa menentukan apakah waktunya mengganti tampon atau tidak setelah buang air kecil.

Healthline menjelaskan, perbedaan saluran urine dan vagina adalah alasan mengapa tidak perlu mengganti tampon.

Selain sudah menggunakannya ke kamar mandi, mengganti tampon secara berkala sangat dianjurkan agar area vagina tetap bersih.

Seperti yang kita ketahui, tali tampon berada di luar vagina sehingga beresiko terena urin. Oleh karena itu, Dr. Adeeti Gupta, Spesialis Obgyn dan founder Walk In GYN Care di New York City, menyarankan untuk mengganti tampon setelah buang air kecil.

"Jika tali tampon menjadi basah karena urin, maka tali tersebut dapat bertindak sebagai jalan raya bagi infeksi untuk naik ke vagina dan masuk ke sana,” jelas Dr. Gupta.

Jadi, kembali ke diri sendiri ya, Moms, apakah tetap menggunakan tampon yang sama setelah ke kamar mandi atau tidak.

Tampon vs Pembalut, Mana yang Lebih Baik?

Tampon vs Pembalut, Mana yang Lebih Baik?
Foto: Tampon vs Pembalut, Mana yang Lebih Baik? (Orami Photo Stock)

Jika Moms masih bingung untuk tetap menggunakan pembalut atau beralih ke tampon, berikut ini penjelasan mengenai perbedaan keduanya.

1. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Tampon

Ukuran tampon yang kecil, membuatnya mudah dibawa kemana saja dan kapan saja.

Selain itu, penggunaannya yang berada di dalam vagina, memungkinkan tampon digunakan untuk berenang.

Sehingga benda ini sering menjadi pilihan bagi para atlet renang, maupun Moms yang berencana untuk berenang dengan keluarga.

Walaupun demikian, salah satu kekurangan dari tampon adalah TSS yang biasa dirasakan oleh Moms yang baru saja mencobanya.

2. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pembalut

Sebagai salah satu pilihan utama ketika memasuki siklus menstruasi, banyak keunggulan yang ditawarkan oleh pembalut sehingga penggunaannya masih sangat masif hingga hari ini.

Berbagai merek pembalut menawarkan produknya dalam berbagai ukuran, sehingga dapat disesuaikan dengan banyaknya darah saat menstruasi.

Tidak ada pula risiko terkena TSS seperti saat menggunakan tampon dan ukuran pembalut yang panjang dan daya serap tinggi, membuatnya dapat digunakan semalaman.

Namun, kekurangannya dibanding tampon yang pertama sudah pasti tidak bisa digunakan untuk berenang, karena penggunaan pembalut di luar vagina.

Pembalut juga dapat bergeser sesuai dengan aktivitas, yang beresiko terjadinya kebocoran.

Jadi, Moms sudah memutuskan untuk memakai yang mana?

Baca Juga: Jaga Area Intim Bebas Iritasi Pembalut, Ini 5 Langkah yang Bisa Dilakukan

Itulah beberapa hal yang bisa Moms pahami sebelum memakai tampon.

Ingat, hindari juga memakai 2 tampon sekaligus karena bisa membahayakan kesehatan Moms.

Selalu jaga kebersihan organ reproduksi dengan baik, ya!

  • https://www.plannedparenthood.org/learn/health-and-wellness/menstruation/how-do-i-use-tampons-pads-and-menstrual-cups
  • https://www.unicef.org/wash/files/UNICEF-Guide-menstrual-hygiene-materials-2019.pdf
  • https://www.health.com/condition/menstruation/tampon-myths
  • https://www.healthline.com/health/can-you-pee-with-a-tampon-in#:~:text=Because%20you%20put%20the%20tampon,your%20tampon%20after%20you%20pee.
  • https://www.healthline.com/health/tampons-vs-pads#pads

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb