30 Agustus 2023

Memahami Cara Pemasangan KB IUD untuk Cegah Kehamilan

Sebelum pilih IUD, pahami langkah-langkah pemakaiannya dahulu, Moms!
Memahami Cara Pemasangan KB IUD untuk Cegah Kehamilan

Apakah Moms saat ini sedang menimbang-nimbang jenis kontrasepsi yang paling sesuai? Jika ya, Moms bisa coba mencari tahu cara pemasangan KB IUD (intrauterine devices).

KB IUD, disebut juga sebagai KB spiral, adalah alat kontrasepsi berbentuk menyerupai huruf T yang disematkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.

Mengutip dari National Health Services (NHS), keefektifan KB IUD dalam mencegah kehamilan setelah dipasang bisa mencapai sekitar 99% bila digunakan dengan benar.

Dari berbagai jenis alat kontrasepsi yang ada, KB IUD termasuk salah satu yang praktis dan tidak memerlukan perawatan rutin, seperti mengingat jadwal minum pil atau suntik ulang.

Ya, ini karena Moms tak perlu mengingat jadwal minum pil rutin seperti bila pakai pil KB.

Moms juga tak perlu kembali suntik setiap beberapa bulan seperti memakai KB suntik. Pemakaian KB IUD hanya sekali selama tidak ada masalah dan cara pemasangannya tepat sejak awal.

Baca Juga: 9 Tanda IUD Bermasalah dan Cara Mengatasinya, Penting!

Cara Pemasangan KB IUD

KB IUD (Orami Photo Stock)
Foto: KB IUD (Orami Photo Stock)

Ada 2 jenis KB IUD atau KB spiral yang bisa jadi pilihan, yakni hormonal dan nonhormonal. Cara pemakaian kedua KB IUD ini relatif sama.

Agar Moms lebih memahami alur pemasangan KB IUD, berikut penjelasan langkah-langkahnya yang biasa dilakukan oleh profesional medis.

Sebelum Prosedur Pemasangan KB IUD

Pertama-tama, dokter maupun bidan akan memeriksa kondisi kesehatan Moms terlebih dahulu sebelum KB spiral terpasang di dalam rahim.

Jangan ragu untuk menyampaikan semua riwayat kesehatan Moms, ya!

Dokter atau bidan juga akan memeriksa organ intim Moms, meliputi vagina, leher rahim (serviks), hingga rahim (uterus) untuk memastikan tidak ada penyakit menular seksual (PMS).

Penting untuk dipahami, jika Moms termasuk dalam kelompok yang berisiko tinggi mengalami penyakit menular seksual, KB IUD tidak bisa mencegah penyakit tersebut.

Pasalnya, meski KB IUD memang bisa menjadi pilihan alat kontrasepsi yang baik bagi para wanita, KB yang satu ini tidak bisa mencegah penyakit menular seksual, mengutip dari laman Healthline.

Biasanya, Moms perlu minum obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan paracetamol, sebelum pemasangan KB IUD dengan cara yang tepat dimulai.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi intensitas kram perut selama maupun setelah KB spiral ini terpasang di dalam rahim Moms.

Proses dan Cara Pemasangan KB IUD

Setelah semua kondisi kesehatan Moms baik dan memungkinkan untuk pemasangan IUD, dokter akan memasukkan sebuah alat ke dalam rahim dengan cara melipatnya terlebih dahulu.

Namun sebelumnya, Moms diminta untuk berbaring di atas ranjang dengan menekuk kedua kaki, kemudian membukanya selebar mungkin. Agar lebih mudah, sebuah alat bernama spekulum digunakan dokter untuk membuka vagina.

Jadi, pemasangan KB spiral bisa lebih mudah dibandingkan tanpa pakai spekulum. Setelah vagina berhasil terbuka, cara pemasangan IUD dilakukan dengan memasukkan KB ini ke dalam alat khusus berbentuk tabung.

Hal ini membuat bentuk IUD yang semula seperti huruf T, kemudian jadi menekuk dan menyempit.

Lebih rincinya, berikut tahapan cara pemasangan KB IUD.

  1. Tabung berisiko KB IUD kemudian dimasukkan ke dalam rahim Moms sampai pada kedalaman yang tepat.
  2. IUD dikeluarkan dari dalam tabung sehingga bentuknya kembari melebar.
  3. Tabung, spekulum, dan alat bantu lainnya yang digunakan dalam cara pemasangan KB IUD, dikeluarkan dari vagina.
  4. Ada tali berukuran sekitar 2,5 cm di dalam rahim sebagai tanda adanya IUD.

Proses pemakaian KB IUD tidak lama, kok, Moms! Biasanya, dalam waktu kurang lebih 5 menit, IUD sudah berhasil terpasang di dalam rahim.

Pemasangan jenis KB ini pun bisa dilakukan kapan saja.

Baca Juga: Serba-serbi Pil KB untuk Ibu Menyusui, Bisakah Mempengaruhi ASI?

Setelah KB IUD Berhasil Dipasang

Di awal pemakaian, Moms mungkin merasakan kram atau nyeri. Ini wajar sebagai bentuk adaptasi tubuh karena ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam organ intim.

Namun, tak perlu khawatir, keluhan ini biasanya bisa segera hilang dalam beberapa menit.

Kelebihan Pakai KB IUD

Proses Pemasangan KB IUD (Orami Photo Stock)
Foto: Proses Pemasangan KB IUD (Orami Photo Stock)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, KB IUD termasuk salah satu alat kontrasepsi yang praktis. Akan tetapi, kelebihan pakai KB IUD tidak hanya itu, lho, Moms!

IUD juga bisa digunakan kapan pun, bahkan saat sedang menstruasi sekalipun.

Jika Moms baru melahirkan dan ingin segera menunda kehamilan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memasang KB IUD, karena waktu yang tepat untuk pemasangannya bisa bervariasi.

Selain itu, berikut beberapa kelebihan lainnya dari menggunakan KB IUD:

  • Efektif untuk mencegah kehamilan dengan tingkat efektivitas yang tinggi
  • Bisa digunakan untuk jangka waktu yang lama, misalnya antara 5-10 tahun tergantung jenis IUD
  • Umumnya dianggap aman untuk digunakan meski sedang menyusui, tetapi konsultasikan dengan dokter untuk rekomendasi yang paling tepat
  • Tidak ada efek samping hormonal, seperti jerawat, nyeri payudara, dan lainnya
  • Pilihan yang tepat bila tidak ingin menggunakan kontrasepsi hormonal
  • Kerja IUD tidak terpengaruh bila sedang konsumsi obat apa pun
  • Metode kontrasepsi darurat yang cukup efektif (untuk jenis IUD tembaga)

Baca Juga: Mengenal Tubektomi, Kontrasepsi Permanen untuk Wanita

Kekurangan pakai KB IUD

Alat KB IUD (Orami Photo Stock)
Foto: Alat KB IUD (Orami Photo Stock)

Di samping ada kelebihan bila Moms pakai KB IUD, kontrasepsi ini juga punya sisi kelemahan.

Melansir dari Planned Parenthood, kekurangan KB IUD berbeda tergantung jenisnya.

Kekurangan KB IUD Hormonal

Berikut beberapa kekurangan yang bisa menjadi pertimbangan sebelum Moms pilih KB IUD hormonal:

  • Nyeri saat pemasangan IUD
  • Kram atau sakit punggung selama beberapa hari setelah pemasangan IUD; jika keluhan ini berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter
  • Muncul bercak darah di antara periode menstruasi (tidak sedang haid)
  • Haid mungkin tidak teratur

Kekurangan KB IUD Nonhormonal (Tembaga)

Berikut beberapa kekurangan bila Moms pilih pakai KB IUD nonhormonal:

  • Ada bercak darah di antara periode menstruasi (tidak sedang haid)
  • Haid mungkin tidak teratur
  • Haid jadi lebih lama dan aliran darahnya deras
  • Kram perut saat haid terasa lebih sakit ketimbang biasanya
  • Terasa sakit saat IUD dipasang
  • Kram atau sakit punggung selama beberapa hari setelah pemasangan IUD

Meski memang ada beberapa risiko, nyatanya KB IUD sebenarnya aman untuk mencegah kehamilan.

Jika terasa kram setelah pemasangan IUD, Moms bisa minum obat pereda nyeri untuk meringankan gejala.

Sementara untuk perdarahan yang tiba-tiba muncul, biasanya akan segera membaik dalam beberapa bulan setelah tubuh terbiasa dengan adanya IUD.

Namun, pada dasarnya, jika alat kontrasepsi, termasuk KB IUD, membuat Moms merasa tidak nyaman, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Jika Moms mengalami keluhan atau gejala tidak biasa terkait penggunaan KB IUD, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Risiko Penggunaan KB IUD

Wanita Sakit Perut
Foto: Wanita Sakit Perut (freepik.com/diana.grytsku)

Penggunaan KB IUD telah menjadi pilihan yang populer bagi banyak wanita sebagai metode kontrasepsi.

Meski IUD aman dan efektif dalam mencegah kehamilan, tetapi seperti halnya semua prosedur medis, ada risiko yang terkait dengan penggunaannya.

Selain mengetahui cara pemasangan IUD, Moms juga perlu mengetahui risikonya.

Berikut ini beberapa risiko penggunaan KB IUD yang pelru Moms pahami:

1. Lepasnya IUD dari Rahim

Salah satu risiko yang jarang terjadi adalah lepasnya IUD dari rahim. Meskipun ini jarang terjadi, kadang-kadang IUD dapat terlepas dari posisinya.

Kejadian ini cenderung terjadi selama periode menstruasi, terutama dalam beberapa bulan pertama setelah IUD dimasukkan.

Penting untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter kandungan atau profesional medis terkait jika Moms merasa IUD tidak berada pada tempatnya atau mengalami gejala tidak biasa.

Baca juga: Sperma Tumpah Setelah Berhubungan Intim, Apakah Bisa Hamil?

Ketika IUD dimasukkan, ada risiko kecil dinding rahim dapat mengalami perforasi atau tertusuk.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb