07 May 2021

Raditya Oloan Sempat Komorbid Asma dan Peradangan, Ini Dampak COVID-19 pada Tubuh yang Merusak Organ

Infeksi COVID-19 bisa sebabkan kerusakan pada organ lainnya
Raditya Oloan Sempat Komorbid Asma dan Peradangan, Ini Dampak COVID-19 pada Tubuh yang Merusak Organ

Bukan hanya pada organ paru-paru, ada dampak COVID-19 pada tubuh yang bisa merusak ragam organ.

Raditya Oloan, suami Joanna Alexandra meninggal dunia pada Kamis, 6 Mei 2021 malam usai beberapa waktu lalu sempat dirawat karena COVID-19.

Namun, usai diketahui negatif COVID-19, Joanna kembali mengungkapkan kalau Sang Suami mengalami kondisi post-covid dengan komorbid asma. Radit bahkan harus dirawat di ICU dan membutuhkan ventilator.

“Jadi sekarang suamiku posisinya masih di ICU, dibuat tidur karena memakai ventilator. Kondisinya post-covid dengan komorbid asma, and he is going through a cytokine storm yang menyebabkan hyper-inflammation in his whole body..” tulis Joanna pada 4 Mei kemarin.

Selain itu, trombosit Radit juga cukup rendah ditambah lagi dengan kondisi ginjal yang memburuk.

Pada orang yang telah terinfeksi COVID-19, meskipun sudah dilakukan perawatan hingga negatif COVID-19, tetapi virus ini dapat memberikan dampak jangka panjang pada tubuh.

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), meskipun kebanyakan orang dengan COVID-19 membaik dalam beberapa minggu setelah sakit, beberapa orang mengalami kondisi pasca-COVID.

Kondisi pasca-COVID bisa memberikan berbagai masalah kesehatan baru, kembali, atau berkelanjutan yang dapat dialami orang lebih dari empat minggu setelah pertama kali terinfeksi COVID-19.

Bahkan orang yang tidak memiliki gejala saat terinfeksi dapat mengalami kondisi pasca-COVID. Kondisi ini dapat memiliki jenis dan kombinasi masalah kesehatan yang berbeda untuk jangka waktu yang berbeda.

Apa saja kondisi tersebut? Simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Perjuangan Suami Joanna Alexandra Dirawat di ICU Pasca COVID-19, Gunakan Ventilator Hingga Alami Infeksi Bakteri

1. Kerusakan Paru-Paru

Liputan-kanker-paru-1--Bulan-Kanker-Paru,-Kenali-Gejala-dan-Jenisnya.jpg
Foto: Liputan-kanker-paru-1--Bulan-Kanker-Paru,-Kenali-Gejala-dan-Jenisnya.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Dampak COVID-19 pada tubuh dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, yang menyebabkan kebocoran cairan dari pembuluh darah kecil di paru-paru.

Cairan terkumpul di kantung udara paru-paru, atau alveoli. Ini menyulitkan paru-paru untuk mentransfer oksigen dari udara ke darah.

Meskipun ada kekurangan informasi tentang jenis kerusakan yang terjadi di paru-paru selama infeksi COVID-19, sebuah laporan dalam The Lancet Journal menunjukkan bahwa kondisi post-covid ini serupa dengan kerusakan yang disebabkan oleh SARS dan MERS.

Satu hal yang aneh tentang COVID-19 adalah banyak pasien yang memiliki kadar oksigen rendah dalam darah, tetapi mereka tampaknya tidak kekurangan oksigen. Hal ini biasa disebut sebagai happy hypoxia.

Hal ini membuat beberapa dokter berpikir ulang untuk memasang ventilator pada pasien hanya karena kadar oksigen yang rendah dalam darah, seperti yang dikutip dari Healthline.

2. Kerusakan Organ Lain

dampak post-covid
Foto: dampak post-covid (Shutterstock)

Foto: Orami Photo Stock

Paru-paru adalah organ utama yang terkena COVID-19. Namun dalam kasus yang serius, organ lainnya juga dapat terpengaruh terhadap dampak COVID-19 pada tubuh.

"Pada pasien yang menjadi sakit parah, sebagian besar dari pasien tersebut juga mengembangkan disfungsi pada sistem organ lain," kata Dr. Laura E. Evans, anggota Dewan Kepemimpinan Masyarakat Perawatan Kritis dan seorang profesor madya bidang pengobatan paru, perawatan kritis, dan tidur di University of Washington Medical Center di Seattle.

Namun, kondisi ini bisa terjadi dengan infeksi yang parah. Kerusakan pada organ ini tidak selalu secara langsung disebabkan oleh infeksi virus, tetapi dapat diakibatkan oleh respons tubuh terhadap infeksi.

Baca Juga: 9 Review Masker Kesehatan Favorit Moms Orami untuk Lindungi Diri dari COVID-19

3. Memengaruhi Lambung dan Usus

lambung1.gif
Foto: lambung1.gif

Foto: Orami Photo Stock

Beberapa orang dengan COVID-19 telah melaporkan gejala gastrointestinal, seperti mual atau diare, meskipun gejala ini jauh lebih jarang daripada masalah pada paru-paru.

Meskipun virus corona tampaknya lebih mudah memasuki tubuh melalui paru-paru, tetapi virus ini juga memungkinkan untuk menyerang usus.

Ada dua laporan dari jurnal Gastroenterology dan American Association for the Advancement of Science yang mengidentifikasi virus yang menyebabkan SARS dan MERS dalam biopsi jaringan usus dan sampel tinja.

Selain itu, dilaporkan pada New England Journal of Medicine dan medRxiv bahwa sampel tinja beberapa orang dengan COVID-19 dinyatakan positif terkena virus.

Namun, para peneliti belum mengetahui apakah penularan virus ini melalui tinja dapat terjadi.

4. Berakibat pada Jantung dan Pembuluh Darah

cara mengetahui jenis kelamin bayi lewat detak jantung.jpg
Foto: cara mengetahui jenis kelamin bayi lewat detak jantung.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Dampak COVID-19 pada tubuh ini juga dapat memengaruhi jantung dan pembuluh darah.

Kondisi ini mungkin terjadi karena irama jantung yang tidak teratur, tidak cukup darah yang sampai ke jaringan, atau tekanan darah yang cukup rendah sehingga membutuhkan obat-obatan.

Ada juga tanda-tanda bahwa COVID-19 dapat menyebabkan darah lebih mudah menggumpal.

Tidak jelas seberapa besar pengaruh ini dalam tingkat keparahan penyakit pada pasien COVID-19, tetapi pembekuan darah dapat meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung.

Baca Juga: Ibu Terinfeksi Virus COVID-19 Menyusui, Bolehkah?

5. Merusak Hati dan Ginjal

kondisi post-covid
Foto: kondisi post-covid (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Ketika sel hati meradang atau rusak, bisa menyebabkan bocor lebih tinggi dari jumlah enzim normal ke dalam aliran darah.

Enzim hati yang meningkat tidak selalu merupakan tanda dari masalah serius, tetapi temuan laboratorium ini terlihat pada orang dengan SARS atau MERST.

Dalam sebuah penelitian pada The Lancet Journal terhadap pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit di Wuhan, 27 persen mengalami gagal ginjal.

Ada juga laporan yang menemukan tanda-tanda kerusakan hati pada seseorang dengan COVID-19. Namun, dokter mengatakan tidak jelas apakah kerusakan tersebut disebabkan virus atau obat yang digunakan untuk merawat pasien.

Beberapa orang yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 juga mengalami kerusakan ginjal akut, terkadang memerlukan transplantasi ginjal. Ini juga terjadi dengan SARS dan MERST.

Itu dia Moms, penjelasan mengenai dampak COVID-19 pada tubuh yang bisa merusak organ.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb