19 Maret 2018

Miris, Rekaman Bocah Perempuan Tonton Video Porno di Smartphone, Begini Cara Bijak Sikapi Penggunaan Gadget untuk Anak

Tidak melulu soal pembatasan waktu menggunakan gadget
Miris, Rekaman Bocah Perempuan Tonton Video Porno di Smartphone, Begini Cara Bijak Sikapi Penggunaan Gadget untuk Anak

Belum lama ini, kita dikejutkan dengan beredarnya video viral tentang rekaman seorang anak kecil yang tengah menyaksikan video yang menayangkan adegan hubungan intim orang dewasa di smartphone yang ia pegang.

Mirisnya, si anak perempuan tersebut duduk diapit orang dewasa yang ada disampingnya. Namun, seorang ibu yang ada di sebelah sang anak seperti tak menyadari apa yang ditonton si anak di smartphone tersebut.

Sedangkan si anak yang tahu dirinya direkam tampak membelakangi kamera. Hingga video berdurasi satu menit itu berakhir, orang dewasa yang ada disebelahnya tak juga melihat apa yang disaksikan bocah tersebut.

Banyak pihak menyayangkan kejadian ini dan menyesalkan orang dewasa yang ada di sekitar anak bukannya mengawasi apa yang ditonton atau dimainkan anak pada smartphone yang dipegang, namun malah terkesan cuek.

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki asal-usul video yang pertama kali diunggah di sosial media tersebut.

Dunia teknologi informasi telah berkembang begitu cepat. Di sekeliling kita, hampir semua anak dari berbagai usia begitu fasih mengoperasikan beragam jenis gadget. Rasanya hampir tidak mungkin membuat anak-anak tidak menonton TV atau ‘bermain’ dengan smartphone.

Jangan kaget. Menurut American Association of Pediatrics (AAP), anak-anak masa kini menghabiskan rata-rata tujuh jam sehari menggunakan televisi, komputer, telepon, dan alat elektronik lain.

Padahal, Moms tentu tahu bahwa ada banyak penelitian yang menunjukkan pengaruh dan dampak negatif gadget untuk anak-anak. Penggunaan gadget terlalu sering akan meningkatkan masalah pemusatan perhatian, kesulitan belajar, gangguan tidur dan makan, serta obesitas. Akses internet dan ponsel pintar yang tak terbatas juga memberi ruang bagi anak-anak untuk menampilkan perilaku yang berisiko.

Oleh karena itu, AAP mengeluarkan revisi panduan penggunaan gadget bagi anak-anak. Panduan ini tidak sekadar mengatur soal pembatasan waktu mengakses gadget bagi anak-anak, namun lebih banyak memberi saran tentang bagaimana seharusnya orang tua menyikapi penggunaan gadget pada anak-anak.

Apa saja?

  1. Gadget hanyalah salah satu dari sekian hal yang ada di sekitar anak. Dan sama seperti hal-hal lain yang ada di sekitar anak, gadget juga punya dampak positif dan negatif.
  2. Pengasuhan orang tua belum berubah. Semua peraturan dalam pengasuhan anak berlaku sama di dunia nyata dan dunia virtual. Bermainlah bersama anak. Buat batasan, karena anak membutuhkan dan mengharapkan orangtua untuk memberi batasan. Ajarkan tentang kebaikan, terlibatlah dengan anak, kenali teman-teman mereka, dan ketahui ke mana saja mereka pergi.
  3. Menjadi teladan bagi anak itu penting. Mama dan suami harus membatasi penggunaan gadget, dan jadilah role model dalam menerapkan etiket berselancar di dunia maya. Dalam pengasuhan, anak butuh kehadiran Anda yang nyata, wajah yang menatap mereka, bukan layar.
  4. Orang tua dan anak sama-sama belajar. Penelitian neurosains menunjukkan bahwa anak-anak belajar paling baik dari komunikasi dua arah, bahkan pada usia yang masih sangat muda. Percakapan antara anak dan orang dewasa yang mengasuhnya tetaplah paling penting untuk perkembangan bahasa anak. Presentasi video secara pasif tidak mendukung perkembangan bahasa pada bayi dan balita. Semakin interaktif, ada kemungkinan nilai pendidikan media itu lebih besar. Contohnya, video chat dengan nenek atau ayah di kantor. Belajar melalui media yang bersifat edukatif mungkin akan lebih bermanfaat jika dilakukan setelah anak berusia dua tahun.
  5. Konten yang tersaji di dalam gadget sangat penting. Memerhatikan kualitas isi aplikasi atau media yang digunakan anak lebih penting daripada sekadar menentukan jumlah waktu menonton.
  6. Lakukan kurasi. Lebih dari 80.000 aplikasi berlabel edukatif, tapi riset menunjukkan, tidak semua aplikasi itu benar-benar edukatif. Carilah aplikasi atau produk yang lebih dari sekadar menggunakan jari untuk menunjuk atau swiping. Coba intip laman organisasi seperti commonsensemedia.org yang memberi informasi tentang konten media yang sesuai usia anak dan nilai-nilai keluarga.
  7. Jangan abaikan keterlibatan anggota keluarga. Partisipasi keluarga dapat membantu anak belajar dan berinteraksi dengan baik meski dilakukan melalui gadget. Misalnya, ikutlah bermain game dengan anak. Cara pandang Mama memengaruhi pemahaman anak atas pengalamannya menggunakan gadget. Jangan lupa, selalu dampingi bayi dan balita Mama ketika menggunakan smartphone atau tablet.
  8. Bermain bebas sangatlah penting. Bermain bebas merangsang kreativitas. Jadwalkan dan prioritaskan kegiatan bermain bebas minus gadget untuk anak-anak, terutama yang berusia lebih kecil. Pilih mainan anak yang edukatif.
  9. Tentukan batasan. Penggunaan teknologi, seperti kegiatan lain, juga memerlukan batasan yang masuk akal. Anak Mama membutuhkan batasan ini. Batasan sangat bergantung pada kebijakan masing-masing keluarga. Ajak juga keluarga Mama untuk melakukan resolusi di tahun baru agar seluruh keluarga bisa jadi lebih baik.
  10. Tak apa-apa jika anak remaja Mama beraktivitas di dunia maya. Eksis di media sosial dapat mendukung perkembangan identitas anak. Ajari remaja Mama berperilaku seperti yang diharapkan di lingkungan sosial, baik di dunia nyata maupun virtual. Belajarlah bersama si remaja untuk memahami isi dan konteks kegiatan yang ia lakukan di media sosial.
  11. Buat area bebas teknologi di rumah. Mama yang menentukan, misalnya gadget tak boleh digunakan saat sedang makan. Hal-hal seperti ini dapat mendorong terciptanya waktu bersama keluarga.
  12. Anak-anak akan membuat kesalahan saat menggunakan gadget. Tanggapi kesalahan anak dengan empati. Jadikan kesalahan itu sebagai kesempatan untuk belajar bersama. Meski demikian, beberapa perilaku, seperti sexting atau mengunggah konten pornografi, harus dibicarakan lebih serius dengan anak.

Sudahkah Moms menerapkan aturan di atas di rumah? Seperti apa hasilnya? Bagikan di kolom komentar, ya!

Baca juga: Singkirkan Gadget! Ini 7 Manfaat Permainan Tradisional untuk Anak-anak

(VAN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb