24 Februari 2023

Sebelum Menerima Donor ASI, Perhatikan Hal-Hal Berikut, ya!

Donor ASI bisa berpotensi tularkan virus HIV, jadi penting berhati-hati Moms!
Sebelum Menerima Donor ASI, Perhatikan Hal-Hal Berikut, ya!

ASI memang memberikan manfaat kesehatan yang sangat besar. Namun, tidak semua ibu memiliki kemampuan untuk memberikan bayinya ASI eksklusif sehingga mungkin memerlukan cara lain, yakni donor ASI.

ASI dinilai merupakan sumber nutrisi yang paling ideal bagi bayi.

Pasalnya, ASI mengandung antibodi serta zat-zat yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi.

American Academy of Pediatrics sendiri menyampaikan bahwa zat-zat penting yang terdapat dalam ASI bermanfaat untuk mengatasi masalah kesehatan seperti pilek, asma, infeksi telinga dan gastrointesintal, eksim, diabetes hingga leukimia pada bayi maupun balita.

Namun, ASI juga dapat menjadi cairan tubuh sumber berbagai bakteri sekaligus virus berbahaya, tidak terkecuali dengan HIV.

Pasalnya, ibu yang positif mengidap HIV dapat menularkan virus tersebut kepada bayi melalui ASI yang diberikan.

Padahal belakangan ini donor ASI menjadi topik yang sangat viral.

Ibu menyusui yang tetap bekerja, seringkali merasa kekurangan ASI, dan tertarik untuk mencari donor ASI.

Begitu pula beberapa ibu yang menderita suatu penyakit, sehingga tidak bisa memberikan ASI eksklusif kepada anaknya.

Baca Juga: Cari Tahu Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu dan Bayi

Apa Itu Donor ASI?

Donor ASI
Foto: Donor ASI (parents.com)

Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi baru lahir.

Ketika bayi tidak dapat menerima ASI dari ibunya sendiri, ASI donor manusia yang dikeluarkan oleh wanita lain dari 'bank susu' adalah alternatif yang sangat baik.

Berikut beberapa kondisi bayi yang berhak menerima donor ASI:

  • Bayi prematur
  • Bayi dikatakan memiliki "gagal untuk berkembang".
  • Bayi yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap susu formula.
  • Bayi yang memiliki masalah metabolisme atau malabsorpsi.
  • Bayi yang immunocompromised atau memiliki penyakit menular.

Wanita menyusui bayi dari ibu lain bukanlah konsep baru. Berbagi ASI secara informal telah didokumentasikan di bangsal bersalin di Australia sejak tahun 1940-an.

Sejak 2006, beberapa bank susu formal untuk bayi prematur dan sakit telah didirikan di seluruh negeri.

Donor ASI umumnya dimanfaatkan oleh ibu yang memiliki riwayat medis tertentu sehingga tidak dapat menyusui bayinya secara langsung.

Kondisi bayi prematur juga bisa memungkinkan mereka perlu donor ASI.

ASI mengandung antibodi untuk melindungi anak dari infeksi dan penyakit, sekaligus membantu mereka tumbuh dan otak mereka berkembang.

Memberikan ASI donor kepada bayi yang sakit atau prematur membantu memelihara mereka dan melindungi mereka dari penyakit.

Menurut Journal of The American Academy of Pediatrics, donor ASI sangat bermanfaat bagi bayi dengan berat lahir <1500 gram, terutama dalam penurunan tingkat enterokolitis nekrotikans, suatu peradangan yang terjadi di usus besar atau usus halus pada bayi .

Baca Juga: Bayi Tidak Mau Menyusu? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apakah ASI Donor Aman Bagi Bayi?

Keamanan Donor ASI
Foto: Keamanan Donor ASI (wvpublic.org)

Orang tua biasanya mendapatkan ASI donor melalui:

  • Bank susu, biasanya terhubung ke unit perawatan intensif neonatal rumah sakit (NICU), untuk bayi yang sangat sakit atau prematur.
  • Jaringan informal di media sosial.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), susu yang disumbangkan memberi bayi banyak manfaat yang sama seperti susu yang didapatkan dari menyusui langsung dan sangat bermanfaat bagi bayi berisiko tinggi atau mereka yang lahir dengan berat badan sangat rendah.

Dan ketika diperoleh melalui bank susu terakreditasi, itu bisa menjadi alternatif yang efektif, kata AAP.

Hindari memeroleh ASI donor secara informal karena meski dalam kasus yang jarang terjadi, ASI mungkin dapat menularkan virus seperti HIV dan hepatitis C, bakteri, dan kuman lainnya.

ASI donor dari jaringan pribadi (informal), biasanya tidak diproses atau dipasteurisasi dengan benar seperti yang dilakukan oleh bank susu formal.

Oleh karena itu, Moms yang hendak mencari pendonor ASI wajib berhati-hati.

Baca Juga: Ini Cara Menyimpan ASI yang Benar, Jangan Sampai Keliru Moms!

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menerima Donor ASI

Ibu Menyusui
Foto: Ibu Menyusui (Freepik.com)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menggunakan ASI donor dari lembaga formal, yakni bank susu tepercaya, merupakan sumber yang paling baik untuk mendapatkan pasokan ASI.

Hal ini karena biasanya, bank susu formal harus menguji dan mempasteurisasi ASI donor untuk memastikan tidak ada apa pun di dalamnya yang dapat membahayakan bayi.

Bank susu formal juga menyaring pendonor untuk memastikan mereka tidak memiliki kondisi medis atau faktor gaya hidup yang dapat mempengaruhi ASI mereka.

Berikut beberapa contoh pertanyaan dari bank susu formal yang perlu dilakukan bagi calon pendonor ASI:

  • Merokok atau menggunakan produk tembakau atau obat-obatan rekreasional ilegal
  • Minum obat yang tidak disetujui
  • Tes positif untuk HIV, HTLV, hepatitis B atau C, atau sifilis atau berisiko memiliki penyakit yang ditularkan melalui darah
  • Baru-baru ini menerima transfusi darah atau transplantasi organ atau jaringan
  • Memiliki potensi paparan penyakit Creutzfeldt-Jakob
  • Memiliki tato, tindik badan atau riasan permanen
  • Apakah seorang vegan yang tidak melengkapi dengan vitamin B12?
  • Memiliki pasangan seksual yang berisiko
  • Mengkonsumsi alkohol

Jika sang calon pendonor mengalami salah satu hal tersebut, maka mereka biasanya didiskualifikasi atau tidak boleh melakukan donor.

Sementara itu, melansir Journal of Breastfeeding Medicine, meski berbagi ASI secara informal dapat bermanfaat bagi bayi dan keluarga, hal itu juga membawa potensi risiko.

Saat Moms berencana untuk menggunakan donor ASI secara informal, pastikan Moms sudah mengetahui benar mengenai sejarah kesehatan sekaligus tes darah dan catatan medis terakhir sang calon pendonor.

Pastikan juga mereka tidak memiliki riwayat kesehatan berbahaya yang telah disebutkan di atas.

Dr. James Landers dari American Academy of Pediatrics menyarankan bahwa orang tua juga sangat perlu mempertimbangkan terlebih dahulu pemanasan susu hasil donor ASI menggunakan flash heating untuk menonaktifkan virus HIV dan bakteri lainnya yang mungkin terbawa.

Tentunya, dengan tetap mempertahankan berbagai macam gizi serta sifat antimikroba dan antibodi panting yang terdapat di dalamnya.

Baca Juga: Susu Pelancar ASI Alami, Susu Bawang Putih hingga Susu Almond

Kondiri yang Membuat Ibu Perlu Bantuan Donor ASI

Ibu Menyusui Bayi
Foto: Ibu Menyusui Bayi (Freepik.com)

Ada berbagai faktor yang menyebabkan Moms memerlukan donor ASI, yaitu:

1. Payudara Tak Berkembang Selama Hamil

Ketika hamil, payudara Moms akan berkembang atau membesar sebagai persiapan untuk memproduksi ASI.

Akan tetapi, pada sebagian ibu hal itu tak terjadi.

Bahkan, produksi ASI pun tidak banyak. Bila Moms merasa Si Kecil memerlukan lebih banyak ASI, tak ada salahnya untuk mencari donor ASI.

2. Pernah Menjalani Operasi Payudara

Tindakan operasi pada payudara, misalnya pengurangan ukuran payudara di sekitar puting susu dan areola boleh jadi bisa berefek pada produksi ASI.

Namun hal itu bergantung pula pada letak luka bedah payudara  dan jenis tindakan operasi yang pernah dilakukan.

3. Trauma Persalinan

Proses persalinan memang tidaklah sesaat. Butuh waktu dan proses yang panjang dan sulit. Hal ini dapat memicu stres baik secara fisik maupun psikis.

Akibatnya, bisa mengganggu pemberian ASI pada masa awal kelahiran bayi hingga kondisi Moms pulih kembali.

Baca Juga: 10 Fakta Puting Payudara, dari Ukuran hingga Kesehatannya

4. Puting Datar, Masuk ke Dalam, atau Sangat Besar

Persoalan pada puting susu juga dapat mengganggu proses pemberian ASI. Misal, puting datar, masuk ke dalam atau sangat besar.

Sebagian ibu mungkin dapat mengatasi masalah ini.

Akan tetapi, bila puting datar lantaran payudara mengalami pembengkakan yang sangat parah atau puting susu masuk ke dalam sehingga bayi kesulitan menyusui, tentu ini menjadi persoalan dan Moms mungkin butuh donor ASI.

5. ASI Tak Keluar Hingga Hari ke-4 Usai Persalinan

Bagi sebagian ibu, menyusui untuk pertama kali mungkin terasa menyulitkan.

Akan tetapi, bila persoalan ini terus berlanjut tanpa solusi, bahkan hingga lebih dari hari keempat, ini dapat mengakibatkan  bayi menderita dehidrasi dan berat badannya menurun.

Nah, pada saat ini, bayi mungkin perlu donor ASI.

6. Ibu Mengalami Masalah Kesehatan

Bila Moms memiliki gangguan kesehatan, misalnya diabetessindrom ovarium polikistik, atau kondisi medis lain yang dinilai bisa mengganggu produksi ASI, Moms mungkin membutuhkan donor ASI untuk membantu memenuhi kebutuhan ASI bayi.

Itu dia Moms, hal-hal penting terkait dengan donor ASI bagi bayi.

Semoga bisa bermanfaat, ya.

  • https://www.pregnancybirthbaby.org.au/donor-breast-milk-and-milk-banks
  • https://www.healthline.com/health/breastfeeding/donating-breast-milk
  • https://www.whattoexpect.com/first-year/breast-milk-donation
  • https://pediatrics.aappublications.org/content/139/1/e20163440
  • https://www.liebertpub.com/doi/10.1089/bfm.2017.29064.nks

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb