22 April 2018

Gangguan Makan Penyebab Infertilitas?

Benarkah gangguan makan bikin tidak subur?
Gangguan Makan Penyebab Infertilitas?

Ada pertanyaan: “Saya bergumul dengan masalah anoreksia saat tetapi sudah berhasil mengendalikan gangguan makan ini. Sekarang saya sudah menikah dan mencoba untuk hamil, tetapi sayang tidak beruntung. Adakah hubungan antara gangguan makan dan infertilitas?”

Gangguan makan, seperti anoreksia, bulimia, dan makan berlebihan yang menyebabkan obesitas, semuanya dapat menjadi pemicu infertiltias dan memengaruhi kemampuan untuk hamil—dan jika Moms hamil, gangguan makan dapat membuat kehamilan sangat berisiko tinggi.

Baca Juga : Obesitas dan Menunda Kehamilan, Penyebab Susah Hamil?

Gangguan Makan dan Infertilitas

Menurut Pamela Berens, MD, Profesor kebidanan dan ginekologi di The University of Texas Medical School di Houston, berikut adalah kaitan gangguan makan yang dapat menjadi pemicu infertilitas.

1. Amenorea

Kebanyakan wanita yang bergumul dengan gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia mengalami terhentinya menstruasi secara abnormal yang disebut amenorea.

Penurunan berat badan secara ekstrem karena penurunan kalori akibat gangguan makan ini diyakini dapat menyebabkan tertekannya hormon dari kelenjar pituitari yang diperlukan untuk mempertahankan kadar estrogen normal. Tanpa kadar estrogen normal, ovulasi tidak terjadi dan infertilitas berkembang.

Dalam situasi ini ada perubahan kadar hormon yang menekan terjadinya ovulasi dan menstruasi. Wanita yang mengalami amenorea juga sering kali menderita osteroporosis dan keropos tulang.

2. Tekanan psikologis

Kebanyakan wanita dengan gangguan makan cenderung bergumul dengan masalah stres, panik, dan depresi karena sifat kepribadian, seperti perfeksionisme dan tertutup, atau gangguan mental seperti gangguan obsesif kompulsif dan depresi.

Semua masalah ini dapat meningkatkan risiko timbulnya kebiasaan tidak sehat seperti merokok, minum alkohol, atau gangguan makan yang lebih parah. Tekanan kondisi psikologis ini juga dapat menyebabkan masalah menstruasi dan pemicu infertilitas.

3. Olahraga berlebihan

Sering kali dalam situasi ini, wanita dapat mengamati bahwa menstruasinya lebih singkat atau jarang atau bahkan terhenti sama sekali. Terlalu banyak berolahraga juga bisa termasuk dalam tiga kondisi yang terkait sebagai pemicu infertilitas: gangguan makan, amenorea, dan osteoporosis.

4. Obesitas

Makan berlebihan adalah gangguan makan lain yang bisa menjadi pemicu infertilitas. Obesitas pada wanita muda dapat menyebabkan tingginya kadar hormon pria yang disebut androgen. Ketidakseimbangan androgen dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak normal dan menghalangi ovulasi, yang berakibat pada infertilitas.

Gangguan makan dan kehamilan

Meskipun kesuburan bisa menurun, beberapa wanita dengan gangguan makan tetap bisa hamil. Tubuh akan membutuhkan peningkatan jumlah nutrisi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, untuk mendukung pertumbuhan bayi, sehingga wanita dengan gangguan makan dan bayinya akan sangat berisiko tinggi.

Risiko terhadap wanita hamil dengan gangguan makan meliputi:

  • Kekurangan nutrisi
  • Masalah jantung
  • Depresi
  • Diabetes
  • Persalinan prematur

Risiko terhadap bayi meliputi:

  • Lahir prematur
  • Berat lahir rendah
  • Masalah pernafasan
  • Masalah makan
  • Kelahiran mati

Mengatasi Gangguan Makan

Kabar baiknya adalah bahwa pada wanita dengan gangguan makan seperti anoreksia, menstruasi normal biasanya akan dimulai dalam waktu enam bulan setelah mencapai berat badan ideal.

Kebanyakan wanita dengan gangguan makan masih bisa memiliki bayi yang sehat jika mereka bisa menjaga pola makan yang seimbang dan mempertahankan berat badan yang sehat selama kehamilan mereka.

Jika Moms memiliki gangguan makan dan aktif secara seksual atau sedang mempertimbangkan kehamilan, inilah waktu terbaik untuk segera mendapatkan pertolongan dokter atau ahli gizi agar terbebas dari gangguan makan sebelum merencanakan kehamilan.

Apakah ini menjawab masalah gangguan makan yang Moms alami?

(ROS)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb