19 November 2019

Gangguan Perkembangan Balita 1-5 Tahun, Moms Harus Waspada ya!

Jangan sampai telat menangani gangguan perkembangan pada balita
Gangguan Perkembangan Balita 1-5 Tahun, Moms Harus Waspada ya!

Moms, sebagai orang tua kita perlu selalu memantau tumbuh kembang Si Buah Hati. Jadi, jika ada sesuatu yang tidak normal di usia anak saat ini, Moms bisa segera mengambil tindakan. Misalnya, menanyakan kepada guru anak di sekolah atau berkonsultasi pada dokter anak dan psikolog anak.

Dalam website Ikatan Dokter indonesia (IDAI), dijelaskan bahwa seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan.

Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan.

Secara garis besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motor kasar, motor halus, bahasa/bicara, dan personal sosial/kemandirian. Sekitar 5 hingga 10 persen anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan.

Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3 persen anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum.

Untuk itu, Moms perlu mengetahui apa saja gangguan perkembangan balita. Ini dia beberapa gangguan perkembangan balita yang perlu Moms waspadai di rentang usia tertentu, seperti dirangkum dari babycenter.com.

Baca Juga: Moms, Waspada 5 Tanda Gangguan Perkembangan Motorik Balita

Gangguan Perkembangan Balita pada Usia 13-24 bulan

3-4 tahun.jpg
Foto: 3-4 tahun.jpg

Foto: VideoBlocks

  • Belum bisa berjalan di usia 18 bulan
  • Tidak mengerti cara menggunakan barang sehari-hari
  • Belum bisa berbicara setidaknya enam kata di usia 18 bulan atau kalimat yang terdiri dari dua kata di umur 24 bulan
  • Belum bisa meniru kata-kata dan tindakan
  • Belum bisa mengikuti instruksi sederhana
  • Kehilangan kemampuan yang sebelumnya ia kuasai

Gangguan Perkembangan Balita pada Usia 25-36 bulan

5 tahun.jpg
Foto: 5 tahun.jpg

Foto: pactworld.org

  • Tidak berinteraksi dengan orang di luar keluarga
  • Menghindari kontak mata
  • Belum bisa melempar bola atau melompat
  • Belum bisa naik tangga dengan kaki bergantian
  • Belum bisa menulis corat-coret
  • Belum bisa menggunakan lebih dari tiga kata dalam satu kalimat
  • Belum bisa melengkapi kalimat
  • Sulit bagi orang asing memahami apa yang dibicarakan balita
  • Belum bisa bermain pura-pura
  • Menolak berlebihan saat diminta mengurus diri, seperti berpakaian atau tidur
  • Kehilangan kemampuan yang sebelumnya ia kuasai
  • Mengalami kecemasan saat berpisah (separation anxiety)

Baca Juga: 5 Manfaat Mendengarkan Musik Bagi Perkembangan Balita

Gangguan Perkembangan Balita pada 3-4 Usia tahun

13-24 bulan.png
Foto: 13-24 bulan.png

Foto: ytimg.com

  • Belum bisa berbicara, mengatakan beberapa kata, dan tidak tertarik mengomunikasikan atau mengekspresikan perasaannya
  • Sering berhenti sejenak dan tampak kesulitan mengeluarkan kata-kata dari mulutnya, atau mudah menyerah dan sering mengatakan “enggak jadi (ngomong)”
  • Anak 3 tahun belum bisa berbicara menggunakan kalimat, tidak memahami instruksi sederhana, atau bicaranya tidak jelas
  • Anak 4 tahun belum bisa menggunakan “aku” dan “kamu” dengan tepat, tidak dapat menceritakan kembali kisah favoritnya, belum bisa bicara dengan jelas, dan tidak mampu mengikuti perintah tiga bagian
  • Tidak mau mencoba atau tidak tertarik belajar menggunakan sendok dan garpu, memakai dan melepas baju, menggosok gigi, menggunakan toilet, menyiapkan sarapan sereal dan susu sendiri, dan membantu di rumah

Gangguan Perkembangan Balita pada Usia 5 tahun

25-36 bulan.jpg
Foto: 25-36 bulan.jpg

Foto: newstracklive.com

  • Belum bisa berbicara, mengatakan beberapa kata, tidak memulai pembicaraan secara spontan, atau tidak terlihat tertarik berbicara atau berinteraksi dengan temannya
  • Masih menggunakan bentuk kalimat kekanak-kanakan, sulit memelajari kata baru, menghilangkan kata-kata di kalimat, atau menghilangkan “aku” dalam pernyataan
  • Sulit mengingat kata-kata, menggunakan bahasa deskriptif, atau menjelaskan peristiwa dan menceritakan ulang cerita
  • Gagapnya tak membaik setelah beberapa bulan
  • Sering ngompol di siang dan malam hari, air kencing sering menetes, mengejan saat pipis, mengeluh sakit saat buang air kecil (bisa jadi terkena infeksi atau penyakit lainnya)
  • Urinnya keruh atau pink, ruam di area kelamin, buang air besar di celana
  • Celana dalam, baju, dan seprai basah padahal anak sudah sering ke toilet
  • Buang air besar kurang dari tiga kali seminggu, kotorannya besar atau seperti kerikil tapi keras, atau sulit buang air besar
  • Tidak mau mencoba atau tidak tertarik belajar memasang resleting dan kancing baju, menggunakan toilet, mandi sendiri, menyiapkan sarapan sereal dan susu sendiri, menyiapkan tas sekolah, dan membantu di rumah

Baca Juga: 6 Makanan untuk Perkembangan Otak Balita

Anak-anak mengembangkan kemampuannya dengan kecepatan yang berbeda dibanding anak lainnya. Bagaimanapun juga, intervensi dini sangat penting jika anak memiliki masalah bicara, pendengaran, bahasa, atau perkembangan yang memengaruhi kemampuannya berkomunikasi.

Mengiler saat salah mengucapkan kata, bisa jadi masalah fisik adalah penyebab kesulitan berbicaranya. Selain itu, anak dengan riwayat infeksi telinga yang terjadi berbarengan dengan masalah pengucapan bisa jadi karena ia kehilangan pendengaran.

Kalau anak mengalami masalah dalam mengucapkan banyak suara dan tidak ditangani, ia bisa mengalami kesulitan membaca dan mengeja saat sekolah.

Jika anak berusia 3-5 tahun masih sering menempel, menangis, atau menunjukkan protes besar saat Moms dan Dads meninggalkannya, bisa jadi karena wataknya yang pemalu. Hal ini akan berhenti di usia 6 tahun. Atau, penyebabnya karena Si Kecil stres menghadapi perubahan.

Untuk kondisi ini, Moms bisa coba melatih Si Kecil agar mandiri. Menurut Terapi Keluarga di California sekaligus Penulis buku Positive Discipline Jane Nelsen, tantangan sebagai orang tua adalah untuk menyeimbangkan antara mengasuh, melindungi, dan membimbing anak.

"Tapi, di sisi lain, orang tua juga harus membiarkan dia berpetualang, bereksperimen, mandiri," ungkapnya seperti dikutip dari Babycenter.com.

Jika masalah gangguan perkembangan balita ini terus terjadi sampai empat minggu atau lebih dan berpengaruh negatif pada kualitas hidup Si Kecil, bicarakan dengan ahlinya.

(EMA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb