19 Januari 2023

7 Tanda Gawat Janin (Fetal Distress) yang Perlu Dikenali, Salah Satunya Denyut Jantung yang Abnormal

Terjadinya pendarahan berlebihan dan kram perut hebat juga jadi tanda gawat janin
7 Tanda Gawat Janin (Fetal Distress) yang Perlu Dikenali, Salah Satunya Denyut Jantung yang Abnormal

Kondisi ketika bayi tak menerima oksigen dengan cukup di dalam perut dikenal dengan sebutan gawat janin. Ini bisa cukup membahayakan kehamilan.

Tak hanya untuk ibu hamil, komplikasi pun bisa berdampak pada Si Kecil dalam kandungan.

Kenali tanda-tanda dan faktor penyebabnya agar bisa cepat tertolong, Moms!

Baca Juga: 15+ Jus untuk Ibu Hamil yang Baik untuk Ibu dan Janin di Setiap Trimester Kehamilan

Apa Itu Gawat Janin?

Periksa Kondisi Janin
Foto: Periksa Kondisi Janin (Babycentre.co.uk)

Dalam Pregnancy Birth Baby menjelaskan bahwa gawat janin adalah kondisi kehamilan yang tidak stabil.

Ini adalah kondisi ketika bayi mengalami kekurangan oksigen atau asfiksia lahir di dalam perut.

Dampak dari gawat janin ini sering kali membutuhkan persalinan darurat atau operasi caesar untuk mengatasinya.

Biasanya, hal ini ditandai dengan adanya perubahan dalam detak jantung bayi, penurunan pergerakan janin, serta cairan ketuban yang berkurang.

Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagi Moms yang berencana hamil, bukan?

Penyebab dari kondisi fetal distress ini juga dipengaruhi dari berbagai faktor yang perlu jadi catatan khusus untuk Moms.

Tanda-Tanda Gawat Janin

Tanda Gawat Janin
Foto: Tanda Gawat Janin (Verywellfamily.com)

Menurut American Baby and Child Law Centers, gawat janin harus segera ditangani untuk menghindari ensefalopati hipoksik-iskemik.

Dikenal dengan hypoxic-ischemic encephalopathy (HIE), ini adalah cedera permanen yang terjadi pada bayi.

Berikut ini adalah tanda-tanda gawat janin yang mesti Moms waspadai, di antranya:

1. Gerakan Janin Menurun

Gerakan janin dalam rahim ibu adalah salah satu bagian paling menarik dalam kehamilan.

Selain membawa kegembiraan bagi keluarga, gerakan di dalam rahim adalah indikator penting kesehatan bayi.

Pergerakan teratur ini ditandai dengan adanya perkembangan bayi yang normal.

Namun, jika bayi menjadi kurang aktif atau benar-benar berhenti bergerak, ini mungkin menjadi perhatian.

Moms perlu mengonsultasikannya kepada dokter mengenai pergerakan janin.

Terkadang, melakukan tes tambahan diperlukan jika memang pola pergerakannya dirasa tidak normal.

2. Denyut Jantung Abnormal

Beberapa pola denyut jantung janin menunjukkan tekanan yang dirasakan oleh janin.

Pada kondisi gawat janin, diketahui denyut jantung bisa abnormal atau terasa aneh.

Untuk mengamati detak jantung bayi dalam perut, dokter biasanya menggunakan perangkat pemantauan janin khusus.

Ini seperti sabuk kehamilan atau penyangga perut yang diikat di sekitar perut ibu.

Sementara itu, untuk pemeriksaan dalam memerlukan pemasangan elektroda ke kulit kepala bayi.

Pada kehamilan yang sehat, detak jantung bayi akan turun sedikit selama kontraksi. Kemudian, dengan cepat kembali normal setelah kontraksi berakhir.

Baca Juga: Tidur Siang Saat Hamil Bisa Ganggu Tumbuh Kembang Janin, Benarkah?

3. Cairan Ketuban Tidak Normal

Tes USG Kehamilan
Foto: Tes USG Kehamilan (Babycenter.com)

Jumlah cairan ketuban dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai metode ultrasonografi (USG).

Biasanya, USG akan menelusuri kondisi rahim dengan mengetahui mengenai volume cairan ketuban.

Jika ada cairan ketuban yang abnormal rendah, maka kondisi ini disebut oligohidramnion.

Kondisi inilah yang bisa menyebabkan kekurangan oksigen dan cedera kelahiran seperti HIE dan cerebral palsy (CP).

Tanda dari gawat janin ini juga bisa mengakibatkan cairan ketuban terlalu tinggi.

Dikenal dengan polihidramnion, ini bisa menyebabkan kekurangan oksigen dan cedera di kelahiran berikutnya.

4. Hasil BPP Tidak Normal

BPP adalah Baby’s Biophysical Profile. Ini merupakan bagian dari USG yang meliputi:

  • Pergerakan janin
  • Pernapasan bayi
  • Tonus atau otot bayi
  • Volume cairan ketuban

Pemeriksaan kehamilan ini terdiri dari 4 parameter USG yang diberi skor nol atau 2 poin.

Skor total 8 atau leih tinggi dianggap normal untuk pemeriksaan. Kecuali, skor nol berhubungan dengan cairan ketuban yang rendah.

Skor 4 atau lebih rendah mengindikasikan fetal distress dan membutuhkan tindakan segera.

Baca Juga: Yogurt untuk Bayi, Ini Waktu Pemberian dan Rekomendasi Produk yang Aman!

5. Terjadinya Pendarahan Berlebihan

Perdarahan vagina merupakan kondisi yang cukup umum selama kehamilan.

Namun, perdarahan bisa menjadi indikasi bahwa ada sesuatu yang salah dengan kehamilan.

Salah satu contoh yang sangat berbahaya adalah solusio plasenta sebagai tanda dari gawat janin.

Ini adalah kondisi yang terjadi ketika plasenta terlepas dari rahim, dan bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen.

Pada awalnya mungkin tidak menyebabkan fetal distress, tetapi kondisi kesehatan ibu dan bayi berada dalam bahaya.

6. Kram Perut Hebat

Ibu Hamil di Rumah Sakit
Foto: Ibu Hamil di Rumah Sakit (Healthline.com)

Sama halnya dengan pendarahan, kram relatif normal selama kehamilan. Hal ini dikarenakan saat bayi tumbuh, rahim juga ikut mengembang.

Namun, dalam beberapa kasus kram pada perut merupakan indikasi sesuatu yang lebih serius.

Kram yang terasa cukup menyiksa ini bisa menandakan sejumlah kondisi yang meliputi:

  • Keguguran
  • Solusio plasenta
  • Preeklampsia
  • Infeksi saluran kemih (ISK)
  • Persalinan prematur

Kram perut yang disertai pendarahan, bisa menandakan gawat janin yang memerlukan pertolongan cepat.

Baca Juga: Bisa Jadi Tanda Kelahiran Prematur, Ini Penyebab Kontraksi Dini saat Hamil

7. Berat Badan Kurang atau Berlebih

Para pakar percaya bahwa ada indikator khusus untuk wanita dengan berat badan pra-kehamilan yang sehat.

Kenaikan berat badan antara 11-15 kg adalah normal selama kehamilan.

Kisaran ini berbeda untuk wanita yang di bawah rata-rata atau kelebihan berat badan sebelum hamil.

Berat badan saat hamil yang tak sesuai angka normal, bisa berisiko gawat janin tanpa disadari.

Maka, jika Moms merasakan keluhan yang tidak wajar atau merasa ada sesuatu yang salah, berkonsultasilah dengan dokter.

Dokter tentunya akan menjelaskan secara mendalam mengenai hal ini dan mencari tahu akar penyebabnya.

Penyebab Gawat Janin

Penyebab Gawat Janin
Foto: Penyebab Gawat Janin (Healthline.com)

Lantas dari sederet tanda-tanda gawat janin di atas, apakah faktor penyebabnya?

Dalam temuan kasus paling sering, gawat janin bisa diakibatkan karena bayi kekurangan oksigen.

Hal ini bisa karena gangguan pada plasenta yang membuat tali pusar bayi tertekan dan tak mengalirkan oksigen cukup.

Di samping itu, ada sejumlah risiko tinggi mengalami fetal distress apabila memiliki riwayat seperti:

  • Obesitas
  • Perokok aktif
  • Tekanan darah tinggi pada kehamilan atau preeklampsia
  • Penyakit kronis
  • Kehamilan kembar
  • Mengalami pertumbuhan intrauterin
  • Keguguran berulang

Gawat janin juga dapat terjadi karena ibu hamil memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes, penyakit ginjal atau kolestasis.

Kolestasis adalah kondisi yang mempengaruhi fungsi hati pada kehamilan dan memicu fetal distress.

Ini lebih sering terjadi ketika kehamilan berlangsung terlalu lama atau ketika ada komplikasi lain selama persalinan.

Terkadang, hal ini terjadi karena kontraksi terlalu kuat atau terlalu berdekatan jaraknya.

Baca Juga: Ini Ciri dan Penyebab Janin Tidak Berkembang, Bumil Wajib Tahu!

Komplikasi Gawat Janin

Komplikasi Gawat Janin
Foto: Komplikasi Gawat Janin (Myhealthdosage.com)

HIE Help Center menegaskan bahwa tanda-tanda gawat janin harus segera diatasi untuk mencegah terjadinya hypoxic-ischemic encephalopathy (HIE).

Jika gawat janin dibiarkan tidak terkelola kemudian terjadi HIE, maka bisa menyebabkan kerusakan otak jangka panjang dan permanen pada bayi.

Hypoxic-ischemic encephalopathy (HIE) merupakan kondisi cacat atau rusaknya sel otak pada anak.

Bayi yang mengalami gawat janin berisiko lebih besar mengalami komplikasi atau efek jangka panjang.

Hal ini terutama bagi bayi yang mengalami pola detak jantung abnormal selama kehamilan berlangsung.

Kekurangan oksigen selama kelahiran dapat menyebabkan komplikasi yang sangat serius bagi bayi, seperti:

Gawat janin sering membutuhkan persalinan mendadak melalui operasi caesar.

Meskipun ini adalah operasi yang aman, ini membawa risiko ekstra bagi ibu dan bayi. Komplikasi lain termasuk pendarahan berlebih, infeksi, dan kemungkinan cedera saat lahir.

Bayi yang lahir dengan persalinan prematur juga berisiko lebih besar mengalami masalah jangka pendek seperti:

  • Penyakit kuning
  • Mengalami kesulitan makan

Melakukan skin-to-skin dengan bayi setelah lahir dan menyusui dapat membantu mengurangi risiko ini.

Baca Juga: Moms Wajib Tahu, Ini Efek Minum Susu Formula Tidak Sesuai Umur Bayi

Penanganan Kondisi Gawat Janin

Ibu Hamil di Rumah Sakit
Foto: Ibu Hamil di Rumah Sakit (Freepik.com/dcstudio)

Pada kondisi ini, diperlukan berbagai upaya khusus mengatasi fetal distress atau gawat janin.

Berikut sejumlah hal yang biasa dilakukan sebagai perawatan, di antaranya:

1. Resusitasi Intrauterine

Mengutip American Pregnancy Association, perawatan utama yang digunakan untuk status janin yang tidak meyakinkan atau gawat janin adalah resusitasi intrauterin.

Metode ini meliputi penanganan untuk memastikan tekanan darah ibu hamil stabil.

Ini akan membantu mencegah prosedur lain yang tidak perlu. Beberapa cara resusitasi intrauterine, meliputi:

  • Mengubah posisi tidur ibu hamil.
  • Memastikan ibu hamil terhidrasi dengan baik.
  • Memastikan ibu hamil memiliki oksigen yang cukup.
  • Dekstrosa hipertonik intravena.

Amnioinfusion atau pemasukan cairan ke dalam rongga cairan ketuban terkadang diperlukan untuk mengurangi kompresi tali pusar.

Selain itu, tokolisis atau terapi juga dipakai untuk menunda persalinan prematur dengan menghentikan kontraksi sementara.

2. Operasi Caesar

Meskipun demikian, ada kasus di mana operasi caesar darurat mungkin diperlukan.

Ini biasanya untuk diagnosis gawat janin yang berlebihan dan kemungkinan salah tafsir terhadap denyut jantung janin.

Kelahiran mendadak ini merupakan upaya yang dipilih apabila tak ada jalan keluar lain yang ditempuh.

Operasi caesar pun memiliki efek samping yang bisa berdampak pada ibu hamil dan bayi.

Efek samping operasi caesar perlu jadi pertimbangan khusus ketika dipilih sebagai pengobatan fetal distress.

Baca Juga: 9 Kandungan Gizi Buah Naga dan Manfaatnya untuk Kesehatan, Luar Biasa!

3. Rutin Pemeriksaan Dokter

Secara keseluruhan, kondisi ini menunjukkan pentingnya perawatan prenatal dan pemantauan yang tepat terhadap ibu dan janin selama kehamilan.

Karena itu, penting bagi dokter untuk memantau janin selama kehamilan dan pemeriksaan USG.

Rutin melakukan pemeriksaan ini juga untuk mendeteksi potensi komplikasi dan kecenderungan terjadinya gawat janin.

Salah satu metode pemantauan yang lebih banyak digunakan adalah pemantauan denyut jantung janin (FHR) elektronik.

Selain pemeriksaan jantung, pengukuran lingkar kepala bayi dan cairan ketuban juga proses yang perlu dilalui.

Itulah berbagai tanda gawat janin atau fetal distress dan langkah pengobatan yang harus Moms waspadai.

Mulai sekarang, waspadai gejalanya ya, Moms!

  • https://www.abclawcenters.com/frequently-asked-questions/what-are-some-signs-that-my-baby-is-in-distress/
  • https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/labor-and-birth/fetal-distress-9221/
  • https://hiehelpcenter.org/2017/08/11/signs-fetal-distress/
  • https://www.pregnancybirthbaby.org.au/fetal-distress

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb