18 November 2022

Hermaprodit atau Intersex, Ketika Bayi Terlahir dengan 2 Jenis Kelamin

Kondisi ini bisa membuat orang tua bingung menentukan jenis kelamin bayi
Hermaprodit atau Intersex, Ketika Bayi Terlahir dengan 2 Jenis Kelamin

Apakah Moms pernah mendengar tentang istilah hermaprodit?

Kondisi ini juga sering disebut dengan intersex, yaitu ketika bayi terlahir dengan karakteristik kelamin perempuan dan laki-laki sekaligus.

Meski terdengar aneh, ini adalah kondisi biologis yang memang bisa terjadi.

Keadaan tersebut tidak hanya melibatkan karakteristik alat kelamin saja, tetapi juga variasi dalam kromosom seks, pola hormonal, atau sistem reproduksi internal.

Artinya, beberapa bayi yang terlahir dengan kondisi hermaprodit bisa saja memiliki fitur biologis campuran yang tidak bisa terlihat dari luar.

Misalnya, memiliki rahim dan testis sekaligus.

Variasi ini terkadang disebut sebagai perbedaan dalam perkembangan seksual atau gangguan perkembangan seksual (DSDs).

Ada yang terlihat saat lahir, ada pula yang tidak disadari hingga memasuki usia pubertas atau ketika mencoba untuk memiliki anak.

Yuk, cari tahu selengkapnya tentang kondisi ini, Moms!

Baca juga: 13 Manfaat Kolostrum bagi Bayi, Luar Biasa!

Penyebab Hermaprodit atau Intersex

Bayi Baru Lahir
Foto: Bayi Baru Lahir (Foto: Shutterstock)

Penyebab terjadinya hermaprodit atau intersex adalah variasi dari kromosom seks, hormon, atau anatomi yang diwariskan dari salah satu atau kedua orangtua.

Untuk menentukan jenis kelamin, ada kromosom seks X dan Y.

Pria biasanya memiliki kromosom XY, sedangkan wanita XX.

Namun, mungkin ada variasi dalam kromosom ini, seperti kromosom X tambahan, yang dapat memengaruhi jenis kelamin bayi yang dilahirkan.

Beberapa tubuh orang merespon secara berbeda terhadap pesan hormon seks atau tidak menghasilkan cukup hormon. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan seksual.

Pada beberapa kasus, kondisi hermaprodit atau intersex juga bisa terjadi akibat paparan obat hormonal atau zat tertentu saat masih dalam kandungan.

Baca Juga: 7 Jenis Kelainan Ginjal pada Bayi dan Bayi dalam Kandungan, Moms Wajib Tahu!

Jenis-Jenis Hermaprodit atau Intersex

Ada banyak kondisi yang dianggap sebagai variasi dari hermaprodit atau intersex. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Sindrom Klinefelter

Pria sedang Curhat (Orami Photo Stocks)
Foto: Pria sedang Curhat (Orami Photo Stocks)

Sindrom ini terjadi ketika ada tambahan kromosom X menjadi XXY.

Bayi yang terlahir dengan sindrom ini mungkin mengalami penurunan produksi testosteron, yang disebut hipogonadisme primer.

Mereka juga mungkin memiliki jumlah sperma yang rendah yang menyebabkan infertilitas.

Dalam beberapa kasus, ada lubang uretra untuk penis yang tidak berada di ujungnya, yang disebut hipospadia.

Sementara beberapa kasus lain juga bisa berupa penis kecil, yang dikenal sebagai mikropenis.

Sindrom ini juga dapat menyebabkan jaringan payudara membesar yang dikenal sebagai ginekomastia.

Kebanyakan orang dengan kromosom XXY tidak menyadari bahwa mereka memiliki variasi ini.

Menurut studi pada 2013 di The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, diperkirakan hanya sekitar 25% dari orang dengan kondisi ini yang pernah didiagnosis. Usia rata-rata orang didiagnosis adalah di usia 30-an.

Baca juga: Masih Ingat dengan Daftar Lagu Anak-Anak 90-an Ini? Yuk, Nostalgia!

2. Sindrom Insensitivitas Androgen

Sindrom ini adalah kondisi bawaan di mana tubuh memiliki ketidakmampuan lengkap atau sebagian untuk merespons testosteron dan hormon androgen lainnya.

Bayi yang terlahir dengan insensitivitas androgen memiliki kromosom XY yang ditunjuk sebagai laki-laki.

Namun, mungkin memiliki alat kelamin luar perempuan atau alat kelamin ambigu yang tidak jelas laki-laki atau perempuan.

Orang dengan ketidakpekaan androgen lengkap berarti tubuh mereka tidak merespons androgen. Mereka biasanya dilahirkan dengan vulva dan klitoris tetapi tidak memiliki rahim.

Mereka juga bisa memiliki testis yang tidak turun, dan mungkin memiliki vagina sebagian atau seluruhnya.

Sementara itu, insensitivitas androgen parsial ditandai dengan keterbatasan tubuh untuk merespons androgen.

Kondisi ini dapat menyebabkan banyak variasi yang berbeda.

Misalnya, tampak memiliki klitoris yang lebih besar dari biasanya, yang dikenal sebagai klitoromegali, atau mikropenis. Mungkin ada lubang uretra di sepanjang penis daripada di ujungnya.

Hormon androgen berfungsi untuk memicu pertumbuhan rambut kemaluan dan ketiak selama masa pubertas.

Jadi, orang dengan ketidakpekaan androgen mungkin memiliki sangat sedikit atau tidak ada rambut kemaluan dan ketiak saat pubertas.

3. Hiperplasia Adrenal Bawaan

Anak Bermain Balok Susun (Orami Photo Stocks)
Foto: Anak Bermain Balok Susun (Orami Photo Stocks)

Ini adalah kondisi bawaan yang memengaruhi kelenjar adrenal, yang memproduksi hormon. Kondisi ini dapat membuat hormon adrenalin kehilangan keseimbangan.

Orang dengan hiperplasia adrenal kongenital bisa kekurangan salah satu enzim kunci yang dibutuhkan untuk membuat hormon tertentu.

Hal ini dapat menyebabkan produksi hormon tertentu yang tidak memadai, seperti kortisol, dan produksi androgen yang berlebihan.

Pada orang dengan dengan kromosom XX yang ditetapkan sebagai perempuan, kondisi ini dapat menyebabkan klitoris besar dan labia yang menyatu.

Hal ini membuat mereka tidak memiliki lubang vagina atau alat kelamin eksternalnya ambigu.

Hiperplasia adrenal kongenital dapat menyebabkan pubertas dini, pertumbuhan tubuh yang cepat, dan penyelesaian pertumbuhan prematur yang mengarah pada tinggi badan yang pendek.

Baca juga: Tahapan Penting Psikologi Anak dari Bayi hingga Usia Sekolah

Identitas Gender Orang dengan Hermaprodit atau Intersex

Studi pada 2020 di jurnal Psychology & Sexuality menunjukkan bahwa orang hermaprodit atau intersex dapat menunjukkan berbagai identitas gender.

Identitas gender adalah sesuatu yang mengacu pada perasaan pribadi dari jenis kelamin individu, terlepas dari jenis kelamin mereka.

Sebuah survei di Australia pada 2015 yang diterbitkan di Intersex Human Rights Australia melaporkan temuan serupa.

Sebanyak 75% responden intersex mengidentifikasi jenis kelamin mereka sebagai laki-laki atau perempuan, dan 25% sisanya memilih berbagai pilihan lain, termasuk interseks.

Perlu diketahui bahwa hermaprodit atau intersex tidak sama dengan nonbiner, di mana orang tidak mengidentifikasi secara eksklusif sebagai pria atau wanita.

Hermaprodit atau intersex juga tidak sama dengan transgender.

Identitas gender seseorang mungkin berbeda dari ekspektasi tradisional tentang jenis kelamin yang diberikan dokter kepada mereka saat lahir.

Namun, beberapa orang intersex mungkin menggambarkan diri mereka sebagai transgender atau non-biner.

Baca juga: Serba-serbi Tes Kariotipe, Bisa Deteksi Dini Risiko Kelainan Genetik

Bagaimana Mengidentifikasi Hermaprodit?

Hermaprodit
Foto: Hermaprodit (racgp.org.au)

Seperti dijelaskan tadi, hermaprodit atau intersex bisa ditandai dengan banyak hal.

Beberapa di antaranya adalah kondisi ketika bayi terlahir dengan 2 alat kelamin sekaligus, atau alat kelamin tidak dapat dikategorikan sebagai laki-laki ataupun perempuan.

Dokter bisa mengidentifikasi hermaprodit atau intersex jika ada kelainan yang terlihat dari luar saat bayi lahir, misalnya:

  • Ukuran penis lebih kecil dari normal
  • Skrotum kosong dan bentuknya mirip seperti labia atau bibir vagina
  • Ukuran klitoris lebih besar dari normal, sehingga mirip penis
  • Tidak ada pembukaan vagina
  • Ada penis, tapi tidak ada bukaan di ujungnya

Namun, hermaprodit atau intersex bisa juga sulit dikenali dari luar, dan tidak disadari.

Misalnya jika kelainan terjadi di bagian dalam tubuh, seperti bayi yang memiliki penis, tetapi anatomi bagian dalamnya perempuan, atau sebaliknya.

Baca Juga: 15 Tips Posisi Seks Misionaris, Yuk Coba!

Bagaimana Menentukan Jenis Kelamin Bayi Hermaprodit atau Intersex?

Anak Diperiksa
Foto: Anak Diperiksa (Freepik.com/freepik)

Intersex Society of North America menyarankan agar orang tua sebaiknya tidak terburu-buru menentukan jenis kelamin bayi yang terlahir hermaprodit atau intersex.

Penentuan gender sebaiknya dilakukan saat anak cukup dewasa untuk membuat keputusan dan bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.

Bila kondisi kesehatan anak tidak terganggu, sebaiknya menunggu dan amati perkembangan fisik dan hormonal anak yang lebih dominan.

Apakah lebih dominan laki-laki atau perempuan.

Sebab, biasanya saat memasuki usia pubertas, perubahan hormon anak akan terlihat jelas.

Di saat inilah orangtua dapat mengajak anak menjalani pemeriksaan, dan menentukan jenis kelamin yang tepat.

Ajak juga anak untuk terlibat dalam diskusi penentuan jenis kelaminnya.

Hal ini dapat membantu mencegah depresi pada anak, dan membantunya lebih mengenal jati dirinya.

Baca Juga: Susu Penambah Tinggi Badan, Perlukah Diberikan untuk Anak?

Nah, kini Moms sudah lebih tahu tentang hermaprodit atau intersex, bukan?

Bagaimanapun kondisi Si Kecil, pastikan untuk tetap menyayanginya sepenuh hati, ya, Moms!

  • https://doi.org/10.1080/19419899.2019.1711447
  • https://ihra.org.au/demographics/
  • https://doi.org/10.1210/jc.2012-2382
  • https://isna.org/articles/tips_for_parents/
  • https://www.verywellhealth.com/what-is-intersex-21881
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/intersex
  • https://www.healthline.com/health/baby/what-does-intersex-look-like

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb