22 Mei 2023

Induksi Ovulasi, Alternatif Promil yang Efektif Selain IVF

Relatif lebih murah, Moms!
Induksi Ovulasi, Alternatif Promil yang Efektif Selain IVF

Terdapat banyak program hamil (promil) yang bisa Moms dan Dads lakukan, salah satunya adalah metode induksi ovulasi.

Infertilitas atau gangguan kesuburan umum terjadi pada pasangan suami istri di Indonesia.

Sehingga selain bayi tabung, metode induksi ovulasi menjadi salah satu program hamil yang bisa dipilih.

Apakah induksi ovulasi itu? Apakah ini sama dengan metode program hamil lainnya?

Untuk mengenal lebih jauh tentang induksi ovulasi, mari simak sederet fakta di bawah ini.

Ada pula kategori yang tepat untuk keberhasilan melakukan promil dengan teknik berbantu ini, Moms!

Baca Juga: 10 Vitamin Agar Cepat Hamil Setelah Haid, Bisa Dicoba!

Mengenal Metode Induksi Ovulasi

Ilustrasi Induksi Ovulasi
Foto: Ilustrasi Induksi Ovulasi (healtheuropa.eu)

Angka kehamilan per siklus (fekundabilitas) adalah 20-25% dengan rentang usia di bawah 35 tahun.

Seiring bertambahnya usia, maka tingkat kehamilan juga semakin menurun.

Untuk di Indonesia sendiri, pasangan infertilitas dengan keberhasilan pembuahan mencapai 3%.

Oleh sebab itu, adanya metode promil induksi ovulasi akan menaikkan keberhasilan pembuahan.

“Induksi ovulasi itu adalah obat penyubur kandungan yang dipakai wanita dalam memiliki keturunan,” jelas dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp.OG-KFER, Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi & Reproduksi @RS Pondok Indah IVF Centre, dalam konferensi Pers "Mengenal Induksi Ovulasi Sebagai Salah Satu Program Kehamilan" pada Rabu, 10 Maret 2021.

Induksi ovulasi menggunakan obat kesuburan untuk merangsang pelepasan satu atau lebih sel telur dari ovarium.

Terapi ovulasi ini digunakan untuk menstimulasi sel telur agar berhasil dibuahi oleh sel sperma melalui senggama terjadwal.

Promil ini biasanya membutuhkan obat-obatan yang disuntikkan pada awal siklus menstruasi. Kemudian, respons tubuh dipantau melalui siklus tersebut menggunakan ultrasonografi.

“Program keberhasilan induksi ovulasi ini mencapai 10%, berdasarkan usia pasangan, kualitas sel telur, dan jumlah folikel yang matang,” tambah dr. Shanty.

Tujuan dari induksi ovulasi yang terkontrol adalah untuk mencapai kehamilan tunggal yang sehat.

Kadang-kadang, prosedur yang disebut inseminasi intrauterine (IUI) digunakan sehubungan dengan induksi ovulasi untuk mencapai kehamilan.

IUI memerlukan penempatan sperma yang telah dicuci dan terkonsentrasi langsung ke dalam rahim wanita melalui kateter kecil.

Baca Juga: 22 Penyebab Mandul Pria, Jangan Diabaikan Ya Dads!

Siapa Sajakah yang Memerlukan Induksi Ovulasi?

Ilustrasi Pembuahan (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Pembuahan (Orami Photo Stocks)

Program kehamilan induksi ovulasi direkomendasikan untuk wanita dengan infertilitas yang tidak dapat dijelaskan.

Mengutip Fertility Center, wanita dengan siklus haid yang panjang, tidak teratur atau jarang pun dibolehkan menggunakan program ini.

Begitu juga dengan wanita yang mengalami infertilitas ringan.

“Wanita yang mengidap Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) juga disarankan untuk mencoba induksi ovulasi terlebih dahulu,” jelas dr. Shanty.

Nantinya setiap wanita yang ingin melakukan program induksi ovulasi akan diberikan arahan oleh dokter.

Sebelum menentukan apakah Moms sesuai dengan kriteria, adanya beberapa tahapan untuk pemeriksaan.

Misalnya dari riwayat penyakit, siklus haid, serta gangguan kesuburan.

Sebab, ada beberapa kasus dengan infertilitas untuk memilih program hamil lainnya yang lebih sesuai dengan kondisinya.

Baca Juga: 12 Tanda Proses Pembuahan Berhasil dan Sedang Terjadi, Termasuk Sakit Punggung!

Tahapan Induksi Ovulasi

Tahapan Induksi Ovulasi (Orami Photo Stocks)
Foto: Tahapan Induksi Ovulasi (Orami Photo Stocks)

Meski terlihat mudah untuk melakukan induksi ovulasi atau obat penyubur ini, ada tahapan yang perlu Moms lalui, lho.

Berikut tahapan induksi ovulasi sebagai program kehamilan.

1. Konsultasi Dokter

Dokter kandungan akan berkonsultasi dengan pasangan untuk menentukan program hamil yang sesuai.

Mereka juga akan menilai siklus ovulasi dengan tes darah untuk mengukur kadar hormon pada tahap tertentu dari siklus.

Serta dibutuhkan ultrasonografi (USG) untuk melihat perkembangan folikel di ovarium dan ketebalan serta penampakan lapisan rahim.

Riwaya usia, gaya hidup, dan riwayat penyakit juga menjadi faktor yang menentukan tingkat keberhasilan induksi ovulasi.

2. Stimulasi

Ilustrasi Pembuahan (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Pembuahan (Orami Photo Stocks)

Setelah melakukan proses konsultasi dan pemeriksaan dasar, Moms akan masuk ke tahapan stimulasi.

Ovarium akan dirangsang dengan obat-obatan untuk mendorong pertumbuhan folikel yang mengandung telur.

Dokter kandungan akan mendiskusikan dengan Moms untuk kombinasi obat yang paling tepat untuk siklus yang dimiliki.

3. Senggama Terjadwal

Senggama terjadwal atau berhubungan intim di masa ovulasi adalah waktu yang tepat untuk mendukung program ini.

Menjelang masa ovulasi, dokter akan menyarankan hari yang paling tepat untuk melakukan hubungan seksual dalam memaksimalkan peluang untuk hamil.

Misalnya dalam seminggu masa ovulasi, berhubungan seks sekitar 2-5 kali atau melakukan inseminasi intrauterine di mana sperma yang sudah disiapkan dimasukkan ke dalam rahim.

Baca Juga: 7 Tahapan Proses Bayi Tabung yang Perlu Moms dan Dads Lalui, Catat!

4. Pemantauan

Ilustrasi USG (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi USG (Orami Photo Stocks)

Proses induksi ovulasi akan dipantau dengan sangat ketat dengan ultrasound.

Diperlukan juga es darah untuk memeriksa jumlah dan ukuran folikel yang berkembang.

Tahapan ini penting untuk mengurangi risiko kehamilan ganda yang berisiko.

Moms juga akan diminta untuk melakukan test pack 2 minggu setelah proses ini.

Baca Juga: Ibu Hamil Minum Soda, Ketahui 11 Bahayanya!

Jika Moms sedang program hamil dan ingin mengecek tanggal ovulasi agar peluang kehamilannya tinggi, yuk cari tahu dengan Kalkulator Masa Subur di Orami App!

Obat-obatan Induksi Ovulasi yang Dipakai

Ilustrasi Obat (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Obat (Orami Photo Stocks) (Orami Photo Stock)

Induksi ovulasi lebih dikenal sebagai obat penyubur kandungan.

Lantas, obat apa sajakah yang dipakai untuk proses ini?

Namun, penting untuk tahu bahwa obat-obatan ini hanya dipakai sesuai anjuran dokter dan tidak bisa dibeli bebas.

Setiap kasus infertilitas berbeda pula obat yang digunakannya.

1. Clomiphene Citrate

Clomiphene citrate adalah obat minum yang menginduksi ovulasi dengan memblokir reseptor estrogen.

University of California San Fransisco Health menjelaskan, efek anti-estrogen buatan ini membuat tubuh percaya bahwa kadar estrogen rendah.

Nantinya, obat ini akan merangsang tubuh untuk produksi lebih banyak hormon perangsang folikel (FSH).

Clomiphene citrate berperan sebagai agen kesuburan pada wanita dengan menginduksi superovulasi, pelepasan banyak sel telur dalam siklus menstruasi tertentu.

Untuk infertilitas yang tidak dapat dijelaskan, klomifen sitrat diresepkan dengan inseminasi intrauterine (IUI).

Saat digunakan untuk induksi ovulasi pada wanita yang tidak berovulasi, IUI tidak diperlukan.

Obat ini untuk gangguan sperma juga bisa dan meningkatkan hormon FSH dan LH dalam produksi sperma.

2. Letrozole

Ilustrasi Rahim (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Rahim (Orami Photo Stocks)

Obat ini digunakan untuk terapi kanker payudara pada pasien pasca-menopause.

Namun untuk metode induksi ovulasi, obat ini kerap digunakan.

Letrozole bekerja dengan cara menghambat enzim aromatase yang mengubah androgen menjadi estrone dan estradiol.

Sehingga mengakibatkan penurunan biosintesis estrogen di jaringan perifer dan jaringan kanker payudara.

3. Gonadotropin

Obat induksi ovulasi ini terdiri dari 2 hormon yang dapat disuntikkan, yakni luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).

Tugasnya untuk mendorong perkembangan telur dan biasanya diproduksi oleh kelenjar pituitari.

Karena betapa kuatnya gonadotropin dalam merangsang perkembangan telur, obat ini membutuhkan pemantauan yang lebih sering daripada klomifen sitrat dan letrozole.

Risiko obat ini termasuk kehamilan ganda dan Sindrom Hiperstimulasi Ovarium (OHSS), di mana ovarium menjadi terlalu terstimulasi dan bengkak.

Efek samping obat ini sering kali terjadinya perubahan hormon pada wanita.

Seperti payudara nyeri, sakit kepala serta nafsu makan berkurang atau meningkat.

Kehamilan kembar cukup tinggi yakni 20% untuk obat gonadotropin,” terang dr. Shanty pada Rabu lalu.

Baca Juga: 15 Buah Penyubur Kandungan yang Bisa Moms Konsumsi

Kelebihan Induksi Ovulasi

Imun Tubuh selama Kehamilan
Foto: Imun Tubuh selama Kehamilan (Orami Photo Stocks)

Induksi ovulasi biasanya merupakan salah satu perawatan pertama yang digunakan untuk infertilitas.

Kelebihannya karena bersifat non invasif dan relatif murah dibandingkan dengan perawatan kesuburan lainnya, seperti In vitro fertilisation (IVF) atau bayi tabung.

Promil lain biasanya mencakup biaya tes cukup tinggi, pengobatan, dan langkah yang lebih kompleks.

Nah kabar baiknya, promil induksi ovulasi bisa digabungkan dengan metode lainnya, lho!

Untuk kasus anovulasi yang lebih parah, induksi ovulasi bisa digabungkan dengan IVF, inseminasi intrauterine (IUI), dan pengobatan holistik lainnya.

Pada usia wanita kurang dari 35 tahun, tingkat keberhasilan induksi ovulasi ini cukup tinggi.

Kasus ketidaksuburan murni dengan senggama terjadwal, induksi ovulasi sudah membantu tanpa menggabungkan promil lainnya.

Baca Juga: 8 Urutan Proses Kehamilan, Mulai dari Pembuahan, Terbentuknya Janin, hingga Melahirkan

Demikian serba-serbi metode induksi ovulasi sebagai salah satu program kesuburan yang dapat membantu.

Semoga dengan memilih induksi ovulasi ini, Moms segera diberikan buah hati, ya!

  • https://fertility.womenandinfants.org/treatment/ovulation-induction
  • https://www.ucsfhealth.org/education/ovulation-induction

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb