19 Mei 2023

Kenali 11 Arti Tingkah Laku Balita yang Tak Biasa dan Unik

Cara balita untuk mengungkapkan keinginan
Kenali 11 Arti Tingkah Laku Balita yang Tak Biasa dan Unik

Apakah Moms salah satu yang sering dibuat heran dengan tingkah laku balita?

Pada rentang usia 2-3 tahun, Si Kecil biasanya kerap menunjukkan beberapa tingkah laku yang membuat Moms merasa heran.

Seperti Si Kecil mendadak berteriak, membuat berantakan mainannya, memukul, dan menunjukkan perilaku yang tidak biasa.

Ternyata dengan berbagai tingkah laku balita itu, mereka sebenarnya sedang berusaha mengungkapkan perasaan atau keinginannya.

Menurut Harvey Karp, dokter anak dan penulis buku The Happiest Toddler on the Block, beberapa tingkah laku balita yang aneh dan tidak biasa itu sebenarnya normal.

Tingkah laku balita yang berubah adalah menjadi bagian dari perkembangan sosialnya.

Ini karena balita masih dominan menggunakan otak kanan, yang bersifat impulsif, emosional, dan nonverbal.

Yuk, lihat beberapa arti dari tingkah laku balita berikut supaya Moms bisa lebih memahami keinginan dan jalan pikiran buah hati.

Baca Juga: Kenapa Anak Suka Memukul? Simak Penjelasannya di Sini

Perubahan Tingkah Laku Balita dan Artinya

Berikut ini terdapat beberapa tingkah laku balita yang ternyata memiliki artinya sendiri, lho Moms.

Simak penjelasan tingkah laku balita ini hingga akhir, ya Moms.

1. Sering Mengikuti atau Mengganggu Moms Bekerja

Ilustrasi Balita (blesk.cz)
Foto: Ilustrasi Balita (blesk.cz)

Sudah tidak aneh kalau balita sering mengikuti dan mengganggu Moms dan Dads di rumah.

Hal ini seperti Si Kecil merebut sapu saat Moms sedang menyapu ataupun memencet tombol laptop Dads saat sedang bekerja.

Nah, tingkah laku balita yang seperti ini sebenarnya berarti Si Kecil ingin membantu atau ikut berpartisipasi dalam aktivitas yang sedang Moms dan Dads lakukan.

Jadi, jika melihat Si Kecil melakukan hal ini Moms dan Dads tidak perlu memarahinya berilah sedikit penjelasan pada Si Kecil.

2. Bersembunyi di Dalam Kamar Atau di Pojokan

Pasti Moms jadi khawatir kalau suasana mendadak jadi sepi tanpa terdengar suara aktivitas balita apapun.

Biasanya, Moms akan menemukan Si Kecil bersembunyi di dalam kamar, di balik sofa atau tempat tidur, maupun merapatkan tubuh di pojok ruangan.

Faktanya, besar kemungkinan ketika Si Kecil tengah bersembunyi artinya balita sedang buang air besar di popok.

3. Mendadak Nakal

Ilustrasi Anak Nakal (independent.co.uk)
Foto: Ilustrasi Anak Nakal (independent.co.uk)

Pasti bingung ya Moms, kalau balita yang sedang berperilaku manis sesaat kemudian mendadak menunjukkan perilaku nakal.

Sebagian besar anak-anak usia 2-3 tahun akan melakukan hal-hal seperti menumpahkan makanan, melempar mainan, atau berteriak.

Sebelum Moms mengomel, ketahuilah bahwa itu adalah cara balita untuk menunjukkan kalau dia sedang merasa bosan, lelah, atau butuh perhatian lebih.

Baca Juga: 9 Cara Mengatasi Anak Tunalaras dengan Modifikasi Perilaku

4. Terus Berkata Tidak dan Menolak Melakukan Semua Hal

Rasanya memang sangat menyebalkan bila Si Kecil menjawab “tidak” saat diminta memakai baju, makan, atau melakukan suatu hal ya, Moms?

Meski begitu, balita ternyata tidak melakukannya karena dia sengaja ingin berbuat jahat atau kasar.

Jangan langsung kesal bila ada saat di mana balita menolak makan, tidak mau sikat gigi, dan selalu menjawab "tidak" saat Moms menawarkan sesuatu.

Perilaku balita yang seperti itu menjadi tanda kalau ia sedang berada dalam tahap menemukan identitas diri.

Memberikan jawaban “tidak” adalah cara balita untuk menegaskan kemandirian serta konsep dirinya.

Tingkah laku balita seperti ini biasanya muncul sejak memasuki usia 2 tahun.

Hal ini ketika balita mulai ingin memegang kendali serta membuat keputusan untuk dirinya sendiri.

5. Rewel, Memukul, dan Mengucek Mata

Ilustrasi Mengucek Mata (cnn.com)
Foto: Ilustrasi Mengucek Mata (cnn.com)

Setelah melakukan perjalanan jauh atau melakukan kegiatan yang melelahkan, biasanya balita mendadak rewel dan memukul tanpa sebab.

Tingkah laku balita ini kerap membuat Moms dan Dads naik pitam.

Namun, jangan dimarahi ya Moms karena itu artinya balita sudah merasa lelah dan ingin segera istirahat atau tidur.

Baca Juga: 6 Tips untuk Menghadapi Anak yang Moody

6. Membuat Mainan Berantakan Lalu Mengabaikannya 

Ternyata balita juga bisa merasa bosan bermain dengan mainannya lho, Moms.

Salah satu tandanya adalah dengan sengaja membuat mainan berantakan tapi hanya melemparkan lalu mengabaikannya.

Jika telah menunjukkan tanda tersebut itu berarti Si Kecil sedang ingin melakukan kegiatan lain.

Kalau sudah begitu, Moms bisa mencoba mengajaknya menggambar, membacakan cerita, bermain alat musik, atau pergi bermain di taman.

7. Menunduk atau Tidak Mau Menatap Mata Moms

Ilustrasi Anak Menunduk (today.com)
Foto: Ilustrasi Anak Menunduk (today.com)

Sejak usia 2 tahun, balita sudah bisa mengenali perasaan bersalah atau malu yang dirasakannya.

Balita yang sudah melakukan suatu kesalahan atau melanggar peraturan biasanya akan menunduk atau tidak mau menatap mata Moms saat diajak berbicara.

Jadi, ketika melakukan hal tersebut ajak Si Kecil untuk mengobrol dari hati ke hati, ya Moms.

8. Merengek

Menurut Barnard College Center for Toddler Development, merengek adalah bagian tidak terpisahkan dari tumbuh kembang balita.

Pada tahapan ini, balita belajar mengenali dan menyampaikan rasa frustrasi atau amarahnya.

Saat balita merengek, jangan langsung menuruti kemauannya atau menyuruhnya diam.

Akan lebih baik bila Moms membantu balita mengenali perasaannya dengan berkata, “Kamu marah karena tidak bisa makan permen” atau “Kamu kesal karena sudah lelah dan mengantuk.”

Baca Juga: Anak Suka Berbohong, Jangan Marah dan Terbawa Emosi Dulu Moms!

9. Makan Berantakan

Ilustrasi Makan Berantakan (Mizarelli.com)
Foto: Ilustrasi Makan Berantakan (Mizarelli.com)

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh jurnal Developmental Science, perilaku balita yang senang meremas atau mengacak makanan bisa membantu perkembangan kemampuan sensorinya.

Selain itu, balita yang makan dengan berantakan juga ternyata bisa mempelajari kosakata tentang makanan dengan lebih cepat dan akurat.

10. Mudah Tantrum

Ini salah satu perilaku balita yang sering kali dianggap paling menyebalkan sekaligus sulit dihadapi.

Dibalik teriakan dan tangisannya, tantrum ternyata menjadi bagian dari tumbuh kembang balita yang sedang dalam tahap awal belajar.

Ini adalah mekanisme pertahanan diri serta cara menangani emosi mereka secara sehat.

Karena itulah, sebaiknya Moms menghadapi balita tantrum dengan kalem sambil mengajarinya cara menyalurkan amarah dengan benar tanpa merusak atau menyakiti.

11. Berulang Kali Membaca Buku yang Sama

Membaca Buku Bersama Anak (Theconversation.com)
Foto: Membaca Buku Bersama Anak (Theconversation.com)

Moms, sudah bosan berulang kali membacakan buku, menyanyikan lagu, atau menonton film yang sama untuk Si Kecil?

Bersabar dulu, karena pengulangan adalah bagian sangat penting dari proses pembelajaran dan tumbuh kembang balita.

Hal itu menjadi cara balita untuk mengenali dan mempelajari berbagai hal detail, seperti kosakata, nada, atau gambar yang berhubungan dengan suatu cerita.

Pada akhirnya, tingkah laku balita ini membantu mengembangkan pengetahuan bahasa serta kemampuan bicaranya. 

Perilaku balita di atas mungkin terasa menyebalkan bagi Moms, tapi ketahuilah kalau Si Kecil tidak melakukannya karena sengaja ingin membuat kesal.

Baca Juga: 23 Tips Naik Pesawat Bersama Anak, Anti Tantrum dan Terkendali!

Cara Menangani Tingkah Laku Balita yang Unik

Menangani Tingkah Laku Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Menangani Tingkah Laku Anak (Orami Photo Stock)

Sebagai orang tua, tugas Moms dan Dads adalah membantu balita dalam pertumbuhan dan rasa ingin tahunya.

Namun, ini bukan tugas yang mudah, karena kehidupan emosional anak usia 2 tahun sangat kompleks.

Pada rentang anak usia 2-3 tahun mereka mulai mengalami perasaan seperti bangga, malu, bersalah, dan malu untuk pertama kalinya.

Jika tingkah laku Si Kecil membuat marah anggota keluarga lainnya, penting untuk menghadapinya.

Berikut ini berbagai cara menangani tingkah laku balita yang bisa Moms dan Dads lakukan.

Baca Juga: 7+ Tanda Gangguan Kesehatan Mental pada Anak, Diperhatikan Ya Moms!

1. Berikan Contoh yang Baik

Cara menangani tingkah laku balita yang pertama adalah dengan memberikan contoh yang baik.

Jika Moms melakukan sesuatu yang Moms rasa tidak benar, itu mungkin akan memberikan contoh yang buruk pada Si Kecil.

Memberikan contoh yang baik dianggap lebih efektif dibandingkan dengan emosi atau memberikan perintah, lho Moms.

Jadi, Moms dapat bekerja sama dengan Dads untuk mencontohkan hal-hal baik pada kehidupan sehari-hari.

2. Jangan Menyerah dan Konsisten

Ketika menangani anak usia 2-3 tahun hal yang perlu Moms dan Dads lakukan adalah jangan menyerah.

Dapatkan dukungan dari pasangan, teman, orang tua lain atau dokter anak.

Ada baiknya memiliki seseorang untuk diajak bicara tentang apa yang Moms lakukan dalam menangani tingkah laku Si Kecil di rumah.

Selain itu, Moms juga perlu konsisten dalam memberikan contoh positif pada anak.

Misal Moms bereaksi terhadap perilaku anak dengan cara tertentu, hindari menggunakan cara yang berbeda di hari berikutnya.

Sebab, perlakukan yang berbeda itu akan membingungkan Si Kecil.

Penting juga bahwa setiap orang yang dekat dengan Si Kecil menangani perilaku mereka dengan cara yang sama.

Baca Juga: Viral Ibu Bunuh 3 Anak, Ini 7+ Cara Jaga Kesehatan Mental Ibu

3. Tidak Bereaksi Berlebihan

Ketika anak melakukan sesuatu yang menjengkelkan dari waktu ke waktu, kemarahan dan frustrasi Moms dan Dads mungkin dapat menumpuk.

Terkadang susah untuk tidak menunjukkan kekesalan Moms, tetapi cobalah untuk tetap tenang.

Temukan cara lain untuk mengatasi rasa frustrasi Moms, seperti berbicara dengan orang tua lain.

Melansir Zero to Three, jangan pernah tunjukkan reaksi berlebihan akan suatu tingkah laku yang dilakukan oleh Si Kecil.

4. Berbicara dengan Si Kecil

Cara ini dapat membantu jika mereka mengerti mengapa orang tua ingin anak melakukan sesuatu.

Misalnya, jelaskan mengapa Moms ingin Si Kecil duduk diam saat makan.

Ketika anak telah bisa berbicara, dorong mereka untuk menjelaskan mengapa Si Kecil marah atau kesal.

Ini akan membantu mereka merasa lebih baik dari sebelumnya.

5. Tawarkan Hadiah

Moms dapat membantu anak dengan memberi mereka hadiah untuk perilaku yang baik.

Misalnya, pujilah mereka atau beri mereka makanan favorit untuk minum teh.

Jika anak berperilaku baik, beri tahu mereka betapa senangnya orang tua.

Katakan sesuatu seperti, "Bagus sekali karena memasukkan kembali mainanmu ke dalam kotak saat aku memintamu."

Namun, jangan beri anak hadiah sebelum mereka melakukan apa yang diminta, ya Moms.

6. Hindari Memukul

Memukul mungkin menghentikan seorang anak melakukan apa yang mereka lakukan pada saat itu, tetapi itu tidak memberikan efek positif yang bertahan lama.

Anak-anak akan belajar dari contoh yang dilihatnya.

Jadi, ketika Moms memukul anak, secara tidak langsung memberi tahu mereka bahwa memukul tidak apa-apa.

Sehingga Si Kecil yang diperlakukan secara agresif oleh orang tua mereka cenderung menjadi kasar.

Lebih baik memberikan contoh yang baik pada anak ya, Moms.

Baca Juga: Gangguan Kesehatan Mental Remaja, Kenali Gejalanya dari Perubahan Emosi dan Perilaku Anak

Jadi, hadapi tingkah laku balita dengan tenang dan sabar ya, Moms.

Ternyata selalu ada pesan yang ingin disampaikan balita dibalik setiap perilaku aneh yang ditunjukkannya ya, Moms.

Apa Moms tahu arti dari tingkah laku balita lain yang belum disebutkan di atas?

  • https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/behaviour/dealing-with-child-behaviour-problems/
  • https://www.zerotothree.org/resource/toddlers-and-challenging-behavior-why-they-do-it-and-how-to-respond/
  • https://www.babycenter.com/toddler/behavior/tantrums_11569

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb