28 November 2023

Aturan Imunisasi IPV untuk Cegah Polio pada Anak dan Dewasa

Simak juga siapa yang tidak boleh mendapatkan vaksin ini
Aturan Imunisasi IPV untuk Cegah Polio pada Anak dan Dewasa

Polio adalah penyakit menular yang sempat menghebohkan di masa lalu. Namun, kini Moms bisa mencegah penyakit tersebut melalui imunisasi IPV.

Faktanya, polio bisa berakibat fatal dan membahayakan nyawa penderitanya.

Cara terbaik untuk mengobati penyakit ini adalah dengan mencegahnya agar tidak sampai terjadi.

"Inilah mengapa vaksin polio termasuk dalam imunisasi wajib untuk anak," jelas Dr. Matheus Tatang Puspanjono, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Yuk, cari tahu lebih lanjut serba-serbi vaksinasi IPV untuk mencegah polio pada anak dan orang dewasa!

Baca Juga: Bahayakah Minum Susu setelah Minum Obat? Ini Kata Dokter!

Sejarah Penyakit Polio

Vaksin Anak
Foto: Vaksin Anak (Freepik.com/freepik)

Polio telah ada sejak zaman kuno dan sempat menjadi penyakit berbahaya yang mematikan di masa itu.

Wabahnya yang paling luas terjadi pada paruh pertama tahun 1900-an, sampai akhirnya vaksin polio diperkenalkan pada tahun 1955.

Pada puncak epidemi polio di tahun 1952, hampir 60.000 kasus dengan lebih dari 3.000 kematian terjadi di Amerika Serikat.

Namun, dengan dikeluarkannya anjuran vaksinasi IPV, penyakit polio telah dieliminasi di Amerika Serikat sejak tahun 1979.

Kondisi tersebut diikuti oleh negara-negara lainnya di seluruh belahan dunia.

Polio itu sendiri merupakan penyakit akibat infeksi virus yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang.

Penyakit tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan pada orang-orang yang mengalaminya.

Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengobati polio adalah dengan mencegahnya sejak dini.

Nah, berkat kemajuan teknologi, penyakit polio dapat dicegah dengan melakukan imunisasi IPV sejak bayi.

Baca Juga: 13 Daftar Imunisasi yang Perlu Diulang, Jangan Sampai Terlewat!

Gejala dan Penyebab Penyakit Polio

Ini Imunisasi IPV pada Anak Berdasarkan Jenisnya
Foto: Ini Imunisasi IPV pada Anak Berdasarkan Jenisnya (Webmd.com)

Seperti yang sudah dijelaskan, polio atau poliomyelitis adalah penyakit yang menyebabkan kelumpuhan dan mengancam nyawa penderitanya.

Virus penyebab polio juga dikategorikan sangat berbahaya, karena dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya.

Mengutip Center for Disease Control and Prevention, kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio (sekitar 72 dari 100) tidak akan menunjukkan gejala apa pun.

Namun, apabila terjadi, bejala polio sekilas seperti penyakit flu, seperti:

Gejala penyakit polio tersebut biasanya berlangsung selama 2-5 hari, kemudian hilang dengan sendirinya.

Akan tetapi, anak yang tampaknya pulih sepenuhnya dari penyakit polio dapat mengalami nyeri otot, kelemahan, atau kelumpuhan saat dewasa, tepatnya di usia 15 hingga 40 tahun.

Efek yang terus-menerus terjadi itu disebut juga dengan sindrom pasca polio.

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Kadar Asam Urat Normal Wanita

Jenis Imunisasi IPV

Anak Divaksin
Foto: Anak Divaksin (Freepik.com/freepik)

Vaksin polio ada dua jenis, yaitu vaksin tetes dan vaksin suntik.

Vaksin tetes atau vaksin oral dikenal sebagai oral poliovirus vaccine (OPV), sementara vaksin suntik dikenal sebagai imunisasi IPV atau inactivated poliovirus vaccine (IPV).

Kedua vaksin ini sama-sama ampuh menjaga kekebalan tubuh anak.

Perlu diketahui, vaksin polio boleh diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya dan harus diberikan sejak usia anak-anak.

Jadwal iImunisasi IPV biasanya dianjurkan pada anak-anak sejak usia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan serta 4-6 tahun.

1. Imunisasi Suntik IPV

Mengutip Kids Health, imunisasi IPV menawarkan perlindungan terhadap penyakit polio, yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Tak hanya untuk mengikuti jadwal imunisasi IPV, anak-anak yang akan bepergian ke negara di mana risiko terkena polio lebih besar harus menyelesaikan rangkaian imunisasi sebelum berangkat untuk perjalanan mereka.

Imunisasi IPV bekerja dengan cara menghasilkan antibodi di dalam darah untuk menangkal virus polio.

Tujuannya, untuk melindungi tubuh dari kondisi paralytic poliomyelitis.

Paralisis adalah gejala paling parah yang terkait dengan polio, karena dapat menyebabkan kecacatan permanen dan kematian.

Sekitar 2 dan 10 dari 100 orang yang mengalami kelumpuhan akibat infeksi virus polio meninggal, karena virus memengaruhi otot yang membantu mereka bernapas.

Cara kerja imunisasi IPV adalah, antibodi yang telah terbentuk dapat melawan virus tersebut dan mencegah ke sistem saraf pusat.

Oleh karena itu, tubuh pun terlindung dari kelumpuhan akibat polio. 

2. Imunisasi Minum

Selain imunisasi IPV melalui jarum suntik, ada imunisasi oral atau OPV yang mengandung virus yang dilemahkan.

Virus ini mampu menggandakan diri di dalam usus. Namun, ukuran virus di dalam vaksin ini 10 ribu lebih sedikit daripada virus polio liar.

Karena jumlahnya yang sedikit, virus tak mampu berkembang ke sistem saraf.

Oleh karena itu, hal ini membuat kekebalan tubuh mampu menangkal virus polio.

Baca Juga: Ibu Hamil Sering Gerah dan Berkeringat, Ini Kata Dokter!

Perbedaan Imunisasi IPV vs OPV

Vaksin Polio
Foto: Vaksin Polio (Unicef.org)

Lantas, apa bedanya vaksin tetes dan imunisasi IPV?

Berikut beberapa poin penting dari perbedaan imunisasi IPV suntik dan OPV secara oral:

Vaksin polio tetes diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb