10 Maret 2023

Gangguan Elektrolit pada Anak: Jenis dan Cara Mencegahnya!

Cari tahu lebih lanjut, yuk!
Gangguan Elektrolit pada Anak: Jenis dan Cara Mencegahnya!

Tahukah Moms, salah satu jenis gangguan elektrolit pada anak bisa mengganggu kesehatan dan tumbuh kembangnya?

Gangguan elektrolit adalah kondisi di mana kadar elektrolit dalam cairan tubuh terlalu rendah atau terlalu tinggi dari kadar normal, sehingga bisa mengganggu kelancaran berbagai fungsi vital tubuh.

Elektrolit yang dibutuhkan tubuh di antaranya adalah sodium, potasium, klorida, kalsium, magnesium, fosfat, dan bikarbonat.

Semuanya adalah mineral esensial bermuatan listrik yang dibutuhkan tubuh untuk mendukung fungsi sistem saraf dan otot di otak, jantung, paru-paru, dan organ vital lain.

Ingin tahu informasi lengkapnya mengenai gangguan elektrolit pada anak? Simak artikel ini hingga akhir, ya Moms.

Baca Juga: Auditory Processing Disorder, Gangguan Proses Pendengaran pada Anak

Jenis Gangguan Elektrolit pada Anak

Dikutip dari U.S. National Library of Medicine, elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang dibutuhkan tubuh.

Elektrolit dibutuhkan dalam jumlah tertentu untuk menjalankan berbagai fungsi vital, seperti menyeimbangkan kadar cairan dan pH tubuh, menyuplai nutrisi ke dalam sel, kelancaran fungsi otot, saraf, jantung, dan otak.

Namun, sayangnya dalam tumbuh kembang anak terdapat berbagai jenis gangguan elektrolit yang paling sering dialami anak, seperti:

1. Hipokalsemia

Jenis Gangguan Elektrolit pada Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Jenis Gangguan Elektrolit pada Anak (Orami Photo Stock)

Hipokalsemia atau konsentrasi serum kalsium kurang dari 8.5mg/dL.

Kondisi ini bisa dialami anak akibat kekurangan vitamin D, masalah penyerapan nutrisi, konsumsi obat tertentu, maupun gangguan fungsi hati, ginjal, atau tiroid.

Bagi anak yang mengalami hipokalemia ringan biasanya tidak menunjukkan gejala, tapi terkadang bisa dilihat dengan kondisi rambut dan kulit kering, kuku rapuh, kram otot, kejang, atau tulang rapuh.

Jika tidak segera diatasi, dalam jangka panjang, gangguan elektrolit bisa menyebabkan perubahan gigi, perubahan stuktur otak, tulang keropos, juga katarak.

2. Hipernatremia

Jenis Gangguan Elektrolit pada Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Jenis Gangguan Elektrolit pada Anak (Orami Photo Stock)

Hipernatremia adalah jenis gangguan elektrolit pada anak yang terjadi dimana konsentrasi sodium dalam darah melebihi angka normal (145 mmol/L).

Kondisi ini seringkali ditemui pada anak berusia di bawah 12 bulan yang mengalami dehidrasi akibat diare.

Gejala awal hipernatremia adalah sering haus, lemas, mual, dan berkurang nafsu makan.

Dalam jangka panjang, hipernatremia bisa menyebabkan kedutan otot, kebingungan, hingga pendarahan di dalam dan sekitar otak.

Baca Juga: 7+ Tanda Gangguan Kesehatan Mental pada Anak, Diperhatikan Ya Moms!

3. Hiponatremia

Jenis Gangguan Elektrolit pada Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Jenis Gangguan Elektrolit pada Anak (Orami Photo Stock)

Menurut studi yang dilansir National Institutes of Health, hiponatremia atau kadar sodium dalam darah di bawah angka normal (135 mmol/L) cukup sering ditemui pada anak maupun dewasa.

Penyebab hiponatremia umumnya adalah konsumsi obat diuretik, diare, gagal jantung, penyakit hati, dan sekresi hormon antidiuretik berlebihan.

Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa memicu komplikasi seperti penumpukan cairan otak, peningkatan tekanan dalam ruang otak, gangguan aliran darah di otak, atau kelainan struktur otak.

4. Hipokalemia

Jenis Gangguan Elektrolit pada Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Jenis Gangguan Elektrolit pada Anak (Orami Photo Stock)

Gangguan elektrolit pada anak yang terakhir adalah hipokalemia.

Anak bisa dikatakan mengalami hipokalemia jika konsentrasi potassium dalam darahnya kurang dari 3.4-4.7 mEq/L.

Jenis gangguan elektrolit ini paling sering disebabkan oleh diare dan muntah berkepanjangan, kurang gizi, keringat berlebih, gagal ginjal kronis, dan kurang asupan potassium.

Mengutip Healthline, hipokalemia biasanya ditandai dengan gejala seperti tubuh lemas, kram atau kedutan otot, gangguan pencernaan, jantung berdebar, parastesia di tangan dan kaki, gangguan pernapasan, juga perubahan suasana hati.

Baca Juga: Cara Mengatasi Gangguan Perkembangan Koordinasi (GPK) pada Anak, Yuk Coba!

Penyebab Gangguan Elektrolit pada Anak

Ilustrasi Ibu dan Anak (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Ibu dan Anak (Orami Photo Stocks)

Menurut Hassenfeld Children’s Hospital, penyebab gangguan elektrolit pada anak adalah cairan tubuh yang berkurang drastis akibat dehidrasi.

Apalagi karena anak memiliki ukuran tubuh kecil dan metabolisme cepat, sehingga lebih rentan mengalaminya.

Dehidrasi sendiri bisa disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya seperti kurang asupan cairan, diare, muntah, demam, penyakit ginjal atau hati kronis, gangguan tiroid, penyakit jantung, atau keringat berlebih.

Baca Juga: Kenali Eye Floaters, Gangguan pada Mata yang Jarang Membahayakan

Dampak Gangguan Elektrolit pada Anak

Yuk Moms, baca sampai selesai untuk tahu lebih banyak tentang gejala dan dampak gangguan elektrolit pada kesehatan anak.

1. Aritmia Jantung

Ilustrasi Anak Sakit Jantung (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Sakit Jantung (Orami Photo Stock)

Menurut sebuah studi yang dilansir National Institutes of Health, elektrolit seperti potasium, natrium, dan kalsium, berperan vital dalam aktivitas kelistrikan yang dibutuhkan untuk kerja jantung.

Saat terjadi gangguan elektrolit, sistem kelistrikan di jantung anak akan ikut terganggu sehingga memicu terjadinya aritmia atau detak jantung tidak beraturan.

Pada beberapa kasus, aritmia bisa menyebabkan kematian.

2. Batu Ginjal

Ilustrasi Batu Ginjal (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Batu Ginjal (Orami Photo Stock)

Sebagai organ tubuh yang berfungsi mengatur keseimbangan kadar air dan elektrolit dalam tubuh, ginjal sangat sensitif terhadap perubahan keseimbangan elektrolit sekecil apapun.

Mengutip Emory Healthcare, gangguan elektrolit membuat kandungan garam dan elektrolit dalam air seni mengkristal dan lama kelamaan akhirnya akan menjadi batu ginjal.

Jika tak segera diatasi, batu ginjal bisa menyebabkan rasa nyeri, demam, bahkan merusak ginjal dan meningkatkan risiko kematian jika terjadi bersama dengan infeksi.

3. Gangguan Tekanan Darah

Sodium, potasium, magnesium, dan kalsium adalah elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kestabilan tekanan darah.

Kadar elektrolit yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa mengganggu tekanan darah sistolik dan diastolik.

Tekanan darah terlalu rendah membuat sel tubuh Si Kecil tidak mendapat cukup darah dan oksigen yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan optimal.

Sedangkan tekanan darah tinggi akan meningkatkan risiko penyakit ginjal, penyakit jantung, dan stroke saat ia dewasa nanti.

Baca Juga: 8 Tipe Gangguan Proses Visual pada Balita, Wajib Tahu!

4. Sembelit

Ilustrasi Sembelit (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Sembelit (Orami Photo Stock)

Gangguan elektrolit akibat kadar potasium rendah atau kalsium terlalu tinggi juga bisa menyebabkan sembelit pada anak lho, Moms.

Kadar potasium yang rendah membuat lebih banyak potasium yang keluar dari sel, sehingga membran sel jadi tidak peka terhadap sinyal untuk membuat usus berkontraksi dan menggerakkan feses.

5. Kebingungan dan Disorientasi

Menurut studi lain yang dilansir National Institutes of Health, salah satu gejala yang paling sering ditemui pada pasien penderita gangguan elektrolit di rumah sakit adalah kebingungan atau disorientasi.

Pada sebagian besar kasus, penyebabnya adalah hipokalsemia atau konsentrasi kalsium terlalu rendah dalam darah.

Namun jenis ketidakseimbangan elektrolit lain juga bisa mengganggu sinyal elektrokimia yang penting bagi fungsi otak, sehingga bisa menyebabkan kebingungan, disorientasi, atau bahkan hilang kesadaran.

Melihat berbagai dampaknya, gangguan elektrolit memang tidak bisa dianggap sepele ya, Moms.

Jadi biasakan Si Kecil untuk menjalankan pola makan seimbang dan cukup minum air agar kadar elektrolit tubuhnya selalu seimbang.

Jika melihat beberapa gejala gangguan elektrolit terjadi secara bersamaan, segera periksakan Si Kecil ke dokter.

Baca Juga: 5 Tips Jitu Mendidik Anak dengan Gangguan ODD

Mencegah Gangguan Elektrolit pada Anak

Ilustrasi Anak Minum (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Minum (Orami Photo Stock)

Berita baiknya, gangguan elektrolit pada anak hampir selalu bisa dicegah. Berikut adalah caranya menurut panduan dari Rush University Medical Center:

  • Penuhi kebutuhan elektrolit dari makanan kaya mineral, seperti hati, ikan, telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, avokad, atau pisang.
  • Batasi penggunaan garam dalam makanan.
  • Cukup minum air, yaitu 5 gelas (1 liter) untuk anak usia 5-8 tahun dan 7 gelas (1.5 liter) untuk anak usia 9-12 tahun.
  • Konsumsi minuman berelektrolit setelah melakukan aktivitas fisik berat atau saat sedang diare dan demam.

Berbagai jenis gangguan elektrolit pada anak bisa dicegah dengan menjalankan pola hidup yang sehat.

Seperti makan seimbang, minum sesuai dengan kebutuhan, membatasi asupan sodium, dan mengonsumsi minuman atau makanan kaya elektrolit setelah aktivitas fisik berat.

Namun, jika masalah semakin memburuk segera bawa Si Kecil ke dokter, ya Moms!

  • https://medlineplus.gov/fluidandelectrolytebalance.html
  • https://www.healthline.com/nutrition/potassium-deficiency-symptoms
  • https://nyulangone.org/conditions/fluid-electrolyte-disorders-in-children/diagnosis
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4129840/
  • https://www.rush.edu/news/essential-electrolytes

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb