27 Januari 2018

Jenis-jenis Demam Pada Anak yang Harus Kita Tahu

Ada demam yang berbahaya dan ada yang tidak.
Jenis-jenis Demam Pada Anak yang Harus Kita Tahu

Suhu tubuh anak yang mendadak tinggi tentunya meningkatkan kewaspadaan Moms sebagai orang tua. Tapi tahukah Moms kalau peningkatan suhu secara mendadak tidak selalu berarti Si Kecil tengah menderita demam? Bisa jadi, kenaikan suhu tubuh terjadi akibat aktivitas anak, baju yang terlalu tebal, hingga mandi air hangat.

Saat termometer pengukur suhu menunjukkan angka 38 derajat Celsius, barulah Moms perlu melakukan tindakan pengobatan pada Si Kecil.

Jenis-jenis demam

Demam pada anak sendiri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu demam yang disebabkan oleh bakteri dan demam yang disebabkan oleh virus.

1. Demam akibat infeksi virus

Demam ini timbul sebagai mekanisme tubuh untuk melawan sakit akibat virus, baik itu dalam pencernaan, flu, atau sakit demam biasanya. Demam akibat virus pun cenderung akan membaik dalam waktu tiga hari.

2. Demam akibat bakteri

Demam ini terjadi sebagai efek samping dari tubuh yang berusaha melawan infeksi bakteri seperti pada infeksi bakteri di telinga, infeksi saluran kencing hingga paru-paru.

Meski lebih jarang dialami anak dibandingkan dengan infeksi virus, namun sekali terjadi infeksi ini berpotensi menjadi fatal jika tidak segera diobati. Penggunaan antibiotik diperlukan bagi kondisi infeksi seperti ini.

Baca juga: Demam Anak Naik Turun, Kapan Mama Perlu Waspada?

Demam yang perlu diwaspadai

shutterstock 244527205
Foto: shutterstock 244527205

Jenis demam lain yang perlu diwaspadai adalah demam yang sudah berlangsung lebih dari tiga hari dan terjadi pada anak yang masih berusia di bawah 3 bulan.

Meski setelah diukur suhu anak menunjukkan angka 37 derajat Celsius, namun tetap saja hal ini perlu diwaspadai dan harus segera ditangani dokter.

Jangan memberikan obat-obatan apapun tanpa pengawasan dokter dan larikan anak ke unit darurat jika demam muncul di tengah malam.

Demam pada anak berusia di bawah 3 bulan perlu mendapatkan perhatian khusus yang segera karena lapisan pelindung di antara saluran aliran darah dan sistem saraf sentral masih sangat tipis. Sehingga infeksi bakteri yang menjadi penyebab demam sanggup masuk, menyeberang, dan menyebabkan kerusakan saraf lebih lanjut.

Selain itu, anak berusia di bawah 3 bulan juga tidak mengalami gejala penyakit yang jelas seperti pada anak yang berusia di atas 3 bulan sehingga tanpa disadari kondisi anak bisa jadi sudah sangat parah saat akan diobati hingga mengalami infeksi darah atau sepsis.

Baca juga: 5 Gangguan Kesehatan Anak Pada Tahun Pertama

Cara mengukur demam

Untuk mengetahui keberadaan demam, termometer yang paling akurat adalah termometer yang dimasukkan ke dalam anus. Dibandingkan dengan termometer ketiak, telinga, maupun mulut yang cenderung menunjukkan hasil pemeriksaan lebih tinggi, termometer anus dapat membaca suhu tubuh dengan lebih akurat.

Sementara itu, untuk mengetahui apakah demam terjadi akibat infeksi virus atau bakteri, diperlukan tes darah atau urin, bahkan tes sel tulang belakang untuk mengetahui keberadaan kondisi meningitis yang serius.

Pada dasarnya, demam timbul sebagai mekanisme pertahanan tubuh melawan penyakit. Karena itu, obati gejala yang ditunjukkan anak, bukan angka yang ditunjukkan oleh alat pengukur suhu tubuh. Jika anak tampak kesakitan dan tidak nyaman, berikanlah obat sesuai dengan usianya.

Pada anak dapat diberikan obat yang mengandung acetaminophen. Selain itu, sebelum langsung memberikan obat, cobalah menurunkan demam anak dengan membasuh anak menggunakan air bersuhu sedang dan biarkan anak beristirahat dengan tenang.

Sumber: meetdoctor.com

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb