19 September 2019

Ini 5 Jenis Pemeriksaan yang Harus Dilakukan Bayi Baru Lahir

Lakukan pemeriksaan ini agar Si Kecil tetap sehat selama masa pertumbuhannya.
Ini 5 Jenis Pemeriksaan yang Harus Dilakukan Bayi Baru Lahir

Setelah menanti lama, akhirnya Si Kecil lahir.ke dunia Sebelum dibawa pulang, salah satu tahapan yang wajib dilakukan oleh bayi baru lahir adalah serangkaian pemeriksaan pada setiap bagian tubuhnya.

Tujuan dari pemeriksaan kesehatan ini adalah untuk memastikan semua organ tubuhnya bekerja dengan baik. Selain itu, dengan proses ini dokter dan orang tua juga bisa mengetahui lebih cepat jika terdapat gangguan yang terjadi pada Si Kecil.

Apa saja proses pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan?

APGAR

bayi, kesehatan
Foto: bayi, kesehatan

Foto: mommabe.com

Tes yang ditemukan oleh Virgina Agpar pada tahun 1952 ini digunakan untuk memeriksa lima bagian tubuh Si Kecil dengan total skor keseluruhan 10. Untuk setiap area skala dimulai dari 0 dan nilai tertinggi adalah 2. APGAR sendiri merupakan akronim dari setiap pemeriksaan, yaitu:

Appearance: Apakah warna kulit bayi berwarna merah muda ke abu-abuan atau kebiruan

Pulse: Apakah denyut jantung bayi di atas 100 denyut per menit (kuat), di bawah 100 denyut per menit (wajar), atau tidak ada.

Grimace: Apakah bayi meringis, menangis kencang, dan terbatuk? Jika iya, skornya sangat baik.

Activity: Apakah otot Si Kecil bekerja dengan baik.

Reflex: Apakah bayi bernapas dengan kencang atau lemah.

Baca juga: Bayi Kuning Saat Baru Lahir? Ini Penyebab dan Cara Merawatnya

Tes Pendengaran

bayi, kesehatan
Foto: bayi, kesehatan

Foto: verywellhealth.com

U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF) menyarankan agar setiap bayi melakukan tes pendengaran sejak ia baru lahir hingga satu bulan pertama. Tes pendengaran pada bayi sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu dengan Otoacoustic Emissions (OAEs) dan Auditory Brainstem Response (ABR).

Tes ini biasanya akan berlangsung selama 10 menit. Tes OAEs digunakan untuk menentukan apakah bagian-bagian tertentu dari telinga bayi merespons suara, sedangkan tes ABR digunakan untuk mengevaluasi batang otak pendengaran (bagian saraf yang membawa suara dari telinga ke otak) dan respons otak terhadap suara.

Selama pengujian ini, terdapat earphone yang ditempatkan di telinga dengan suara yang dimainkan.

Tes Bilirubin

bayi, kesehatan
Foto: bayi, kesehatan

Foto: verywellfamily.com

Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui kadar bilirubin dalam tubuh Si Kecil. Jika bilirubin terlalu tinggi, maka hal tersebut dapat menyebabkan penyakit kuning pada Si Kecil.

Penyakit kuning pada bayi baru lahir memang hal yang biasa dan dapat hilang dengan sendirinya, tetapi jika jumlahnya terlalu tinggi maka harus segera diatasi agar tidak meyebabkan masalah, seperti kerusakan otak.

Tes ini biasanya dilakukan melalui tes darah atau menggunakan light meter, yang bisa mendeteksi billirubin melalui kulit.

Baca juga: Hal yang Perlu Moms Ketahui tentang HIV dan AIDS pada Bayi Baru Lahir

Tes Hipotiroid

bayi, kesehatan
Foto: bayi, kesehatan

Foto: verywellhealth.com

Kadar hormon tiroid yang normal dibutuhkan Si Kecil untuk mendukung tumbuh kembang yang normal pada jantung, otot, dan organ lainnya. Jika tidak normal maka Si Kecil bisa jadi mengalami gangguan pertumbuhan atau keterbelakangan mental.

Menurut Carole Saba, MD, seorang ahli endokrinologi pediatrik dari Robert Debre University Hospital di Paris, Prancis, jika bayi dites darah setelah 1 atau 2 hari waktu kelahirannya dan ditemukan adanya keadaan abnormal, maka dokter bisa dengan cepat mengobati dengan memberikan hormon tiroid tambahan, yaitu levothyroxine, dalam bentuk tablet.

Tes Pulse Oximetry

bayi, kesehatan
Foto: bayi, kesehatan

Foto: sciencesource.com

Pulse Oximetry Test atau tes denyut nadi dilakukan untuk memeriksa apakah Si Kecil memiliki kekurangan oksigen atau tidak. Saat Si Kecil terdeteksi kekurangan oksigen maka bisa jadi ini adalah tanda adanya Critical Congenital Heart Defect (CCHD) atau penyakit jantung bawaan.

Tes ini dilakukan menggunakan mesin pulse oximeter yang ditempelkan pada kulit Si Kecil dan tidak menimbulkan rasa sakit. Selain itu, tes ini hanya dilakukan dalam beberapa menit setelah bayi berusia 24 jam dan sebelum ia meninggalkan kamar bayi yang baru lahir.

Lalu, apakah tes ini bisa memberikan hasil yang maksimal untuk menyelamatkan nyawa seorang bayi? Menurut dokter Matt Oster, ahli jantung anak dari Children's Healthcare of Atlanta, Amerika, penelitian tentang hal ini masih terus bisa dikembangkan.

"Penelitian menunjukkan bahwa saat banyak orang berpikir dan berharap bahwa pemeriksaan kesehatan ini bisa menyelamatkan nyawa seseorang, maka itu pula yang terjadi. Ini adalah salah satu contoh kesuksesan yang perlu dibagikan," jelasnya.

Baca juga: Manfaat Tes Glukosa Pada Bayi Baru Lahir

Tanyakanlah pada pihak rumah sakit tes apa saja yang harus Si Kecil jalani sebelum ia benar-benar bisa dibawa pulang ke rumah. Pastikan tidak ada tes yang terlewat ya, Moms.

(ERN/KM)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb