23 Maret 2018

Kapan Usia Tepat Anak Laki-laki Disunat?

Upaya mengkhitan bayi tidak bisa dilakukan secara sembarang.
Kapan Usia Tepat Anak Laki-laki Disunat?

Kapan anak laki-laki Moms berencana disunat? Umumnya, anak disunat ketika “musim” liburan sekolah. Ya, di masa tersebut biasanya rumah sakit atau klinik yang menyediakan jasa sunat ramai oleh anak laki-laki yang antre hendak disunat.

Apa Itu Sunat?

Sunat atau khitan atau bahasa medisnya sirkumsisi merupakan suatu tindakan memotong/menghilangkan ujung atau sebagian kulit kepala penis. Sebenarnya, tidak ada ketentuan yang pasti usia berapa sebaiknya anak disunat. Khitan dapat dilakukan kapanpun tergantung kesiapan anak sendiri dan orangtua.

Berdasarkan informasi Integral Medical Center di London, waktu yang tepat bagi anak laki-laki untuk disunat adalah sekitar usia 7-14 hari.

Kenapa para ahli medis menganjurkan anak laki-laki dikhitan ketika usia bayi? Sebagian ahli menjelaskan, pada bayi baru lahir sekitar umur satu minggu, darah yang keluar saat proses sunat kemungkinan masih sedikit.

Di sisi lain, di masa bayi, pembentukan sel-sel dan jaringan tubuh sedang tumbuh pesat. Pun, bayi takkan merasa sakit yang luar biasa. Bahkan, risiko trauma karena proses sunat di usia bayi lebih minimal dan takkan berpengaruh di usia selanjutnya.

Akan tetapi, upaya mengkhitan bayi tidak bisa dilakukan secara sembarang. Dalam hal ini, perlu diperhatikan kondisi kesehatannya secara umum. Selain itu, pastikan kondisi organ vitalnya dalam kondisi stabil.

Sunat juga dilakukan sebagai upaya medis menangani kondisi tertentu, misalnya infeksi pada kelenjar, fimosis, atau terdapat jaringan parut pada kulup penis bayi.

Baca Juga : Apakah Sunat Sebenarnya Diperlukan?

Manfaat Sunat

Lalu, apa saja manfaat sunat? Berikut di antaranya:

1. Sunat menghindarkan risiko penyakit infeksi saluran kencing (ISK). Konon, anak yang tak dikhitan, ketika kelak dewasa berisiko mengalami 10 kali mengalami ISK dibandingkan anak yang disunat.

2. Sunat berpengaruh terhadap kesehatan di masa mendatang, yaitu menurunkan risiko kanker penis. Meski sebenarnya penyakit ini jarang dialami pada seseorang yang dikhitan maupun yang tidak dikhitan.

3. Beberapa studi menunjukkan bahwa sunat juga berperan dalam ketahanan dari penyakit menular seksual, misalnya HIV/AIDS.

4. Anak yang disunat juga lebih terhindar dari masalah penis, misalnya peradangan, infeksi, atau iritasi yang ternyata banyak dialami oleh anak yang tak disunat.

5. Sunat memudahkan anak untuk menjaga kebersihan penis, termasuk mudah untuk membersihkan alat vitalnya ini.

Nah, bagaimana Moms, siapkah mengajak Si Kecil disunat?

(HIL)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb