28 Juni 2023

Kolik pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

Bayi yang kolik akan menangis tidak terkendali tanpa sebab yang jelas
Kolik pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

Kolik pada bayi merupakan hal yang tak bisa Moms duga dan Moms hindari. Ini menjadi salah satu hal yang mungkin dapat terjadi pada Si Kecil.

Menurut studi di jurnal Infant Colic, kolik pada bayi, atau tangisan berlebihan pada bayi yang sehat dan cukup makan memengaruhi sekitar 5–19% bayi.

Singkatnya, kolik pada bayi adalah tangisan yang tidak terkendali yang menangis selama lebih dari 3 jam berturut-turut pada 3 hari atau lebih dalam seminggu.

Biasanya tangisan ini terjadi secara tiba-tiba dan tidak memiliki penyebab yang jelas.

Meskipun begitu, kolik bukanlah penyakit dan tidak akan menyebabkan bayi dalam kondisi bahaya secara berkepanjangan.

Ini karena penyebab kolik pada bayi bukanlah penyakit atau diagnosis, tetapi kombinasi dari perilaku yang membingungkan.

Akan tetapi, hal tersebut tentu akan cukup menyulitkan bagi Moms dan Si Kecil bukan?

Masalahnya, tidak ada solusi untuk hal ini selain menunggu semuanya berlalu. Dan hal ini biasanya akan terjadi pada 1 dari 5 bayi.

Namun, tak usah khawatir karena sebagian besar kolik dimulai ketika bayi berusia sekitar 2 hingga 6 minggu dan kemudian biasanya mulai berkurang di minggu ke-10 hingga 12.

Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai kolik pada bayi? Simak penjelasannya hingga akhir, ya Moms!

Baca Juga: 6 Cara Mencegah SIDS pada Bayi Bayi Lahir, Perhatikan ya Moms!

Gejala Kolik pada Bayi

Bayi Menangis (Orami Photo Stock)
Foto: Bayi Menangis (Orami Photo Stock)

Umumnya gejala kolik pada bayi muncul ketika Si Kecil berusia 2 atau 3 minggu.

Pada usia tersebut, bayi biasanya menangis saat mengompol, lapar, takut, atau mengantuk.

Namun, gejala kolik pada bayi itu cenderung menangis berlebihan, biasanya setiap hari pada waktu yang sama baik pada sore atau malam hari.

Jika Si Kecil kolik, Moms mungkin menyadari bahwa tangisannya lebih keras bahkan bernada tinggi dari tangisan normal bayi.

Gejala kolik pada bayi biasanya juga diiringi kembung, meskipun tidak menimbulkan sakit perut.

Sebab, saat menangis bayi akan cenderung menelan banyak udara. Agar lebih jelas, perhatikan gejala kolik pada bayi berikut ini yuk:

  • Bayi menangis terjadi pada waktu yang sama setiap harinya.
  • Menangis tanpa alasan.
  • Bayi mungkin menarik kakinya, mengepalkan tinjunya dan umumnya menggerakkan kaki dan tangannya lebih banyak.
  • Si Kecil juga akan sering menutup matanya atau membukanya sangat lebar. mengerutkan alisnya, bahkan menahan napas sebentar.
  • Aktivitas usus dapat meningkat, dan ia dapat mengeluarkan gas atau muntah.
  • Makan dan tidur bayi akan terganggu oleh tangisan. Lalu Si Kecil dengan panik akan mencari puting susu, tapi akan menolaknya setelah mulai menyusu, atau tertidur selama beberapa saat lalu terbangun kembali dan menangis.

Mengutip dari Kidshealth, tangisan kolik pada bayi akan lebih keras, lebih intens, dan bernada lebih tinggi daripada tangisan normal lainnya.

Kolik pada bayi juga menyebabkan Si Kecil terlihat tidak bisa dihibur dengan cara apapun, dan cenderung menangis setidaknya selama tiga jam per hari.

Periode kolik pada bayi seringnya berulang setiap hari, meskipun beberapa bayi kadang-kadang akan tenang di malam hari.

Baca Juga: 7 Penyebab Bayi Rewel dan Menangis Saat Menyusui, Apa yang Terjadi?

Penyebab Kolik pada Bayi

Bayi Menangis
Foto: Bayi Menangis (health.clevelandclinic.org)

Moms mungkin bertanya-tanya apa penyebab kolik pada bayi.

Namun, sayangnya masalah ini seperti misteri, para ahli bahkan menyebut bahwa kolik bukan hasil dari genetika atau berkaitan dengan apa pun yang terjadi selama kehamilan atau persalinan.

Ini juga bukan masalah akibat refleksi keterampilan dalam mengasuh anak atau kurangnya keterampilan mengasuh anak, jika Moms mungkin bertanya-tanya.

Namun ada yang mengatakan, bahwa penyebab kolik pada bayi berikut ini.

1. Perasaan yang Berlebihan

Bayi baru lahir memiliki mekanisme bawaan untuk menyelaraskan penglihatan dan suara di sekitar mereka, yang memungkinkan mereka tidur dan makan tanpa terganggu oleh lingkungan sekitar.

Namun, memasuki usia 2 bulan, mekanisme ini akan menghilang, sehingga ini membuat bayi lebih sensitif terhadap rangsangan di sekitarnya sehingga menjadi penyebab kolik pada bayi.

Dengan begitu banyak sensasi baru datang, beberapa bayi menjadi kewalahan dan sedikit kaget.

Untuk melepaskan stres itu, mereka hanya bisa menangis dan terus menangis.

2. Sistem Pencernaan yang Belum Matang

Penyebab kolik pada bayi selanjutnya adalah mencerna makanan adalah tugas besar bagi sistem pencernaan bayi yang baru lahir.

Sistem pencernaan bayi yang belum sempurna membuat makanan dapat lewat terlalu cepat dan tidak hancur sepenuhnya, yang mengakibatkan rasa sakit dari gas di usus.

Sehingga, Si Kecil pun tidak nyaman dan menjadi penyebab kolik pada bayi.

Baca Juga: Menangis Tanpa Sebab dalam Islam, Apa Artinya?

3. Refluks Asam Bayi

Penelitian telah menemukan bahwa GERD pada bayi (penyakit refluks gastroesofagus) dapat memicu kolik pada bayi.

GERD pada bayi sering kali merupakan hasil dari sfingter esofagus bagian bawah yang kurang berkembang, sehingga otot yang menjaga asam lambung mengalir kembali ke tenggorokan dan mulut.

Gejalanya meliputi anak sering muntah, pola makan yang buruk, dan mudah marah selama dan setelah menyusui.

Kabar baiknya adalah, kebanyakan bayi tidak akan mengalami GERD lagi saat usianya menginjak 1 tahun.

Bahkan biasanya kolik hilang jauh sebelum itu.

4. Alergi atau Sensitivitas Makanan

Beberapa ahli percaya bahwa kolik pada bayi adalah hasil dari alergi terhadap protein susu sapi pada bayi yang diberi susu formula.

Dalam kasus yang lebih jarang, penyebab kolik pada bayi dapat menjadi reaksi terhadap makanan tertentu dalam diet ibu pada bayi yang disusui.

Di sisi lain, alergi atau kepekaan ini dapat menyebabkan sakit perut yang dapat memicu perilaku kolik pada bayi.

Ada baiknya Moms membiarkan dokter memeriksa apakah Si Kecil memiliki intoleransi protein susu sapi.

Meskipun tidak menyebabkan kolik, alergi susu sapi bisa menyebabkan masalah perut dengan gejala kolik pada bayi.

Jika Si Kecil memang alergi susu sapi, gejalanya akan membaik dalam kurun waktu 1 minggu atau lebih setelah mengubah konsumsi susu formula seperti saran dokter.

Jika Si Kecil masih mendapatkan ASI eksklusif, mungkin Moms bisa melihat makanan apa yang Moms makan yang mungkin menyebabkan Si Kecil alergi.

Cobalah sejenak berhenti mengonsumsi makanan tersebut selama beberapa hari dan coba lihat bagaimana reaksi Si Kecil.

Baca Juga: 5+ Cara Mengatur Pola Tidur Bayi agar Tidak Begadang, Yuk Coba Lakukan Moms!

Mengatasi Kolik pada Bayi

Ibu dan Anak (Orami Photo Stocks)
Foto: Ibu dan Anak (Orami Photo Stocks)

Jika Si Kecil terserang kolik, ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk menghindari kondisi ini kian memburuk.

Berikut ini hal-hal yang bisa Moms lakukan guna mengobati kolik pada bayi:

1. Perhatikan Makanan yang Kita Konsumsi

Jika Moms menyusui Si Kecil, catat apa yang Moms makan dan minum sebagai cara mengobati kolik pada bayi.

Segala sesuatu yang Moms konsumsi akan otomatis diteruskan ke bayi melalui ASI dan dapat memengaruhi Si Kecil.

Hindari kafein dan cokelat, yang seringnya bertindak sebagai stimulan. Hindari produk susu dan kacang-kacangan, yang mungkin menyebabkan alergi pada bayi.

Tanyakan kepada dokter anak jika ada obat yang Moms minum, apakah bisa menjadi masalah serta menjadi salah satu cara mengobati kolik pada bayi.

Jika Moms memberi susu formula untuk bayi, Moms dapat mencoba merek lain.

Sebab, bayi bisa sensitif terhadap protein tertentu dalam susu formula.

Hindari memberi makan bayi Moms terlalu banyak atau terlalu cepat. Pemberian satu botol susu harus berlangsung setidaknya sekitar 20 menit.

Jika bayi makan lebih cepat, coba gunakan dot susu dengan lubang yang lebih kecil, karena ini akan memperlambat waktu makan anak.

Moms juga dapat mencoba menyusui bayi dalam posisi tegak sebagai cara mengobati kolik pada bayi.

2. Menggendong Bayi

Cara mengobati kolik pada bayi selanjutnya adalah mengetahui berbagai cara dengan digendong, dipegang atau diayunkan yang benar.

Moms dapat mencoba melakukan:

  • Menggendong Si Kecil di lengan atau pangkuan Moms saat sedang memijat punggung.
  • Gendong bayi dengan posisi tegak, jika ada gas di perutnya.
  • Menggendong bayi kita di malam hari.
  • Menggendong bayi kita sambil berjalan.
  • Goyang bayi Moms di lengan atau menggunakan ayunan bayi.

3. Beri Bayi Kenyamanan

Bayi juga akan memberikan respons secara berbeda terhadap gerakan dan rangsangan kita.

Hal-hal lain yang dapat membantu menenangkan bayi serta sebagai salah satu cara mengobati kolik pada bayi Moms adalah:

  • Memberikan kontak skin-to-skin ekstra.
  • Membedong bayi kita.
  • Bernyanyi untuk bayi agar terhibur.
  • Memberi bayi kompres hangat (tidak panas) atau meletakkan handuk hangat di perut mereka.
  • Memijat bayi, untuk yang satu ini Moms bisa meminta panduan dokter.
  • Berjalan-jalan dengan anak di kereta dorong.
  • Pergi berkendara dengan Si Kecil di kursi mobil.
  • Memberikan buah hati kita tetes simetikon.

Dalam studi di Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition, Moms disarankan untuk menenangkan bayi dengan mengajak jalan-jalan, jalan dengan mobil, mendengarkan musik, menggoyang-goyangkan bayi.

Baca Juga: Kapan Susu Formula untuk Bayi Baru Lahir dapat Diberikan?

4. Grip Water dan Kolik

Moms bisa memberikan Si Kecil grip water untuk mengatasi kolik pada bayi.

Obat kolik alami yang terbuat dari herbal dan natrium bikarbonat dalam bentuk tetes ini dipercaya ampuh sebagai cara mengobati kolik pada bayi.

Banyak orang tua yang menggunakannya, tetapi tidak ada penelitian yang dapat diandalkan yang menunjukkan efektivitasnya dalam mengurangi gejala kolik pada bayi.

Namun, Moms tetap harus berhati-hati ya, karena grip water alami, belum tentu aman untuk bayi.

Jadi sebaiknya selalu tanyakan kepada dokter anak sebelum memberikan bayi kita obat herbal untuk cara mengobati kolik pada bayi.

5. Berikan Anak Empeng

Si Kecil yang mengalami kolik tampaknya lapar dan ingin makan sepanjang waktu.

Maka dari itu, memberikan anak dot yang dihisap mungkin bisa menenangkan anak yang tengah menangis.

Jadi, jika Si Kecil kelihatan lapar sepanjang waktu dan pemberian makanan yang cukup sepertinya tidak memuaskan anak, dot bisa menjadi penyelamat untuk para ibu.

Konsultasikan dengan dokter jika Moms tidak yakin apakah bayi mendapatkan cukup makan pada waktu makan.

6. Membawa Bayi ke Dokter

Moms bisa membawa bayi berkonsultasi dengan dokter jika menemukan tanda-tanda kolik pada bayi.

Dokter bisa melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai adanya potensi gangguan kesehatan lainnya pada bayi, seperti infeksi saluran kemih maupun masalah usus.

Selain itu, dokter juga bisa membantu memberikan saran mengenai tindakan tepat yang perlu Moms ambil jika memang Si Kecil kolik.

Sehingga bisa ditentukan cara mengobati kolik pada bayi.

Jika Moms menemukan tanda-tanda lain seperti demam, muntah, atau tinja berdarah, segera hubungi dokter karena itu bukan gejala kolik pada bayi.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Bottle Warmer untuk Menghangatkan Susu Bayi

Kapan Kolik pada Bayi Harus Dibawa ke Dokter?

Ilustrasi Dokter Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Dokter Anak (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stock)

Biasanya kolik pada bayi tidak berbahaya, dan periode kolik ini akan berlalu.

Namun, bila ada tanda-tanda lain saat bayi menangis hebat, sebaiknya bayi dibawa ke dokter spesialis anak untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Tanda-tanda lain bila kolik pada bayi menjadi berbahaya antara lain:

  • Demam di atas 37,8 derajat celcius.
  • Bayi tidak aktif atau tampak lemas.
  • Bayi tidak mau menyusu.
  • Refleks isap lemah/saat menyusui atau ketika minum ASI dalam botol bayi tidak mengisap dengan baik.
  • BAB (buang air besar) lebih cair dan lebih sering dari biasanya atau ada darah saat BAB.
  • Muntah berulang.
  • Berat badan turun atau tidak naik.
  • Bayi masih sulit ditenangkan walaupun sudah melakukan kiat-kiat menenangkan bayi kolik sebelumnya.

Jangan salahkan diri Moms atau bayi atas tangisannya, penting diketahui jika kondisi kolik pada bayi bukanlah kesalahan siapa-siapa.

Cobalah untuk rileks, dan ketahuilah bahwa Si Kecil akan melewati fase ini.

Namun, jika keadaan semakin memburuk Moms disarankan untuk segera hubungi bantuan.

Baca Juga: 7 Jenis Kelainan Ginjal pada Bayi dan Bayi dalam Kandungan, Moms Wajib Tahu!

Tips Mencegah Kolik pada Bayi

Bayi Menangis (Orami Photo Stock)
Foto: Bayi Menangis (Orami Photo Stock)

Cara membuat Si Kecil nyaman di antaranya adalah dengan memastikan bayi tidak lapar atau haus.

Selain itu, pastikan popoknya kering, dan juga sendawakan bayi setelah menyusui.

"Diskusikan dengan dokter spesialis anak apabila pada Moms yang menyusui langsung, apakah perlu menghindari makanan yang mengandung kafein, produk susu, telur atau tidak," jelas dr. A.A.A. Putu Indah Pratiwi, Sp.A, Dokter Spesialis Anak di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.

Moms bisa juga menanyakan ke dokter, bila bayi diberikan susu formula, apakah perlu mengganti susu formula tersebut atau tidak.

Baca Juga: 5 Cara Menenangkan Bayi Menangis, Moms Wajib Tahu!

Itu dia Moms, penjelasan mengenai kolik pada bayi.

Sekarang Moms sudah mengetahui mengenai berbagai hal tentang kolik pada bayi, mulai dari gejala, dan cara mengatasinya bukan?

Jadi, jika Moms menemukan beberapa gejalanya, jangan langsung panik, ya.

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colic/symptoms-causes
  • https://kidshealth.org/en/parents/colic.html
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4809021/
  • https://journals.lww.com/jpgn/FullText/2013/12001/Treatments_for_Infant_Colic.10.aspx

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb