30 Agustus 2022

Ayah Bisa Alami Postnatal Depression, Simak Penyebab dan Gejalanya!

Jika Moms bisa terkena postpartum depression, Dads bisa terkena postnatal depression lho
Ayah Bisa Alami Postnatal Depression, Simak Penyebab dan Gejalanya!

Jam tidur tidak teratur, kebiasaan yang tak biasa, tangisan bayi, menumpuknya pekerjaan rumah, dan berbagai masalah yang membebani Moms setelah melahirkan biasanya menjadi faktor penyebab postnatal depression.

Selama ini yang kita ketahui depresi pascamelahirkan hanya terjadi pada Moms.

Padahal ternyata depresi pasca melahirkan atau adanya anggota baru dalam pernikahan juga bisa terjadi pada Dads lho. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah Postnatal Depression.

Sebuah laporan dalam Journal of American Medical Association menemukan bahwa 10 persen pria di seluruh dunia menunjukkan tanda-tanda depresi sejak trimester pertama kehamilan istri mereka hingga enam bulan setelah anak itu lahir.

Jumlah itu meningkat hingga 26 persen selama periode tiga hingga enam bulan setelah kedatangan bayi.

Penyebab Postnatal Depression pada Ayah

Kenali Posnatal Depression yang Terjadi pada Dads.jpg
Foto: Kenali Posnatal Depression yang Terjadi pada Dads.jpg (https://jogja.tribunnews.com/)

Foto: postnatal depression (Orami Photo Stock)

Seperti apa postnatal depression yang dialami Dads setelah kehadiran Si Kecil?

Seperti apa tanda-tanda dan gejalanya? Yuk simak ulasannya di bawah ini.

Baca Juga: 7 Sifat dan Fakta Anak Pertama yang Belum Banyak Diketahui

1. Fluktuasi Hormon

Secara alami, depresi pascapersalinan yang dialami seorang ibu sebagian besar dipicu oleh fluktuasi hormon.

Tapi, ternyata penelitian menunjukkan bahwa hormon lelaki juga berubah-ubah selama kehamilan dan setelah kelahiran, dengan alasan yang masih belum diketahui.

Tingkat hormon testosteron turun, estrogen, prolaktin, dan kortisol naik. Beberapa pria bahkan mengalami gejala seperti mual dan penambahan berat badan.

Dilansir dari laman Parents, Will Courtenay, PhD, LCSW, juga dikenal sebagai "The Men's Doc," penulis Dying to Be Men (Routledge, 2011), sekaligus pendiri SadDaddy.com, memaparkan bahwa, ahli biologi evolusi menduga, fluktuasi hormon merupakan cara alami untuk memastikan bahwa ayah tetap tinggal dan terikat dengan bayi mereka.

2. Kelelahan dan Kurang Tidur

Rasa lelah dan kurang tidur mungkin adalah penyebab terbesar saat depresi.

Tapi terdapat beberapa penyebab lainnya, termasuk riwayat penyakit, hubungan yang kurang baik antara Dads dengan Moms, masalah keuangan atau stres, bayi yang sakit, kolik, hingga bayi prematur.

3. Masa Lalu yang Kurang Baik

Pria yang pernah mengalami kehilangan orang-orang yang dicintai baik sebelum menjadi orang tua atau saat tumbuh dewasa juga sangat berisiko lebih tinggi untuk mengalami depresi.

Bahkan Sara Rosenquist, Ph.D., seorang terapis di Chapel Hill, North Carolina menegaskan bahwa, setiap orang tua yang menghadapi emosi yang tidak terkontrol dan hubungan sosial yang kurang baik saat ia kecil, maka berisiko terkena depresi.

Baca Juga: Kadang Bikin Bingung, Ternyata Ini Perbedaan Baby Blues dan Postpartum Depression

4. Kesedihan yang Terpendam

Laki-laki memang dikenal memiliki jiwa yang tangguh dan tidak rapuh, padahal menurut Dr Courtenay, ketika pria mulai merasa cemas, kosong, atau tidak terkendali, tidak ada yang memahaminya, mereka tentu saja tidak meminta bantuan tapi memendam kesedihannya.

Sedangkan perempuan, di sisi lain, cenderung memiliki teman untuk berbagi keluh kesah lebih banyak termasuk di jejaring sosial, sehingga ketika kehamilan berlangsung ia akan tetap tenang.

Sementara hampir semua suami diam-diam selalu menganggap mereka sendirian dalam perasaan sedih atau takut menjadi seorang ayah.

Gejala Postnatal Depression pada Dads

Kenali Posnatal Depression yang Terjadi pada Dads 3.jpg
Foto: Kenali Posnatal Depression yang Terjadi pada Dads 3.jpg (http://mommiesdaily.com/)

Foto: ayah depresi (Orami Photo Stock)

Postpartum Depression berbeda dengan Postnatal Depression ataupun Daddy Blues, yang dapat dialami banyak ayah baru.

Hal ini dikarenakan pria akan merasa lebih baik ketika ia melakukan kegiatan yang bisa membuat pikirannya tenang.

Misalnya, mendapat sedikit tidur tambahan, pergi ke gym, atau makan siang dengan teman-teman.

Tetapi karena ini merupakan depresi hal-hal ini tidak akan membuatnya merasa lebih baik, bahkan gejalanya lebih parah dan lebih lama. Jika 'blues' bertahan lebih dari dua atau tiga minggu, itu bisa dikatakan depresi.

Tapi beberapa pria juga menunjukkan gejala klasik kesedihan mendalam, mudah tersinggung, gelisah, atau marah, bahkan Dads mungkin akan mengalami sesak napas, jantung berdebar, atau serangan panik.

Dads mungkin merasa tidak berharga, kehilangan minat pada seks atau aktivitas yang biasanya membuat mereka senang.

Bahkan hal yang lebih buruknya Dads terlibat dalam perilaku berisiko, seperti menyalahgunakan alkohol atau narkoba, hingga perjudian.

Baca Juga: Jangan Menyapih Anak Saat Alami 4 Kondisi Ini

Bagi Moms dan Dads yang hendak akan memiliki bayi, ketahui dan pelajari akan hal ini agar bisa mengantisipasi kemungkinan terjadinya postnatal depression pada Dads.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20483973

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb