Ketahui 3 Perbedaan Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan Pada Balita

Siapa nih, Moms yang mengira kalau alergi makanan dan intoleransi makanan pada balita adalah dua hal yang sama?

American Academy of Asthma & Immunology berpendapat kalau mengetahui perbedaan antara keduanya penting untuk melindungi kesehatan dan bahkan nyawa balita lho, Moms.

Supaya tidak salah kaprah lagi, perhatikan dulu perbedaan antara intoleransi makanan dan alergi makanan pada balita berikut ini ya, Moms.

Perbedaan Penyebab

Bellamysorganic.com.sg

Intoleransi makanan pada balita terjadi pada sistem pencernaan, dimana tubuh Si Kecil tidak bisa mencerna makanan dengan benar, baik karena stress, kekurangan enzim, sensitif pada zat tambahan makanan atau reaksi kimia alami dari makanan.

Sedangkan alergi makanan pada balita berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh, dimana antibodi immunoglobin E (IgE) bereaksi negatif terhadap protein atau alergen dalam makanan tertentu.

Perbedaan Respon Tubuh

Blog.cedars-sinai.edu

Menurut Dr. James Li, profesor kedokteran di Mayo Clinic, respon fisik tubuh karena intoleransi makanan pada balita relatif tidak terlalu serius. Contohnya saja, kembung, mual, diare, nyeri sendi, atau sakit kepala.

Berbeda halnya dengan alergi makanan pada balita yang menimbulkan gejala seperti ruam, bengkak, gatal, sesak napas, batuk, atau muntah.

Bahkan dalam kasus yang parah, bisa juga terjadi kondisi anafilaksis atau reaksi alergi serius yang menyerang lebih dari satu fungsi organ tubuh dan dapat menyebabkan kematian.

Perbedaan Resiko

Hipp.co.uk

Beberapa studi dalam jurnal National Health Institute menyebutkan kalau kondisi intoleransi makanan pada balita yang diabaikan dapat meningkatkan resiko penyakit autoimun, gangguan neurologis, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

Menurut informasi dalam situs Harvard Health Publishing, mengubah pola makan, mengatur porsi makan, atau mengganti makanan yang dikonsumsi dapat meminimalisir resiko timbulnya rasa tidak nyaman akibat intoleransi makanan.

Berbeda lagi dengan alergi makanan pada balita yang tingkat keparahan reaksinya tidak bisa diprediksi, sehingga setiap makanan yang dikonsumsi balita penderita alergi harus selalu disiapkan dan diperhatikan dengan teliti.

Ada baiknya Moms juga membawa epinephrine pen untuk berjaga-jaga. Karena walau sebelumnya hanya mengalami reaksi alergi ringan, bisa saja terjadi reaksi yang jauh lebih serius pada kontak berikutnya.

Yang pasti, diagnosa akurat tentang kondisi balita hanya boleh dilakukan oleh dokter dan ahli kesehatan ya, Moms. Jadi kalau Moms menduga Si Kecil memiliki alergi atau intoleransi makanan, segera periksakan untuk dilakukan tes lebih mendalam.

Apa Moms tahu, makanan apa saja yang bisa memicu alergi makanan pada balita?

(WA)

Referensi:

Chris Kresser

https://chriskresser.com/food-allergy-vs-food-intolerance-why-the-difference-matters/

National Institute of Health

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30213697

Harvard Health Publishing

https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/how-to-deal-with-food-sensitivity

American Academy of Allergy, Asthma & Immunology

https://www.aaaai.org/conditions-and-treatments/library/allergy-library/food-intolerance

Kids Health from Nemours

https://kidshealth.org/en/parents/allergy-intolerance.html

Mayo Clinic

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/food-allergy/expert-answers/food-allergy/faq-20058538