03 Oktober 2022

Mengenal Gas Air Mata, Mulai dari Efek dan Cara Mengatasinya!

Penggunaan pasta gigi untuk mencegah perih ternyata tidak efektif
Mengenal Gas Air Mata, Mulai dari Efek dan Cara Mengatasinya!

Tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang, yang menelan ratusan korban jiwa, tengah menjadi sorotan. Banyak yang mengatakan, salah satu penyebab tragedi ini akibat paparan gas air mata.

Penembakan gas ini di beberapa area tribun stadion menyebabkan banyak korban luka-luka hingga meninggal, dari anak-anak hingga dewasa.

Bahan kimia ini umum digunakan sebagai cara untuk membubarkan massa demonstran.

Ini merupakan senjata kimia yang merangsang saraf kelenjar lakrimal di mata untuk menghasilkan air mata.

Selain itu, dampak jangka panjang dari gas air mata dapat menyebabkan sakit mata dan pernapasan yang parah, iritasi kulit, pendarahan, dan kebutaan.

"Biasanya, pada gas air mata untuk demo berisi cairan pepper atau bahan kimia yang efeknya membuat mata perih saja jika terkena gas ini," jelas dr. Florence Manurung, Sp.M (K), dokter mata di Rumah Sakit Mata JEC, saat ditanyai Orami Parenting.

Menjadi topik perbincangan yang tengah ramai saat ini membuat banyak orang yang penasaran dan mencari informasi tentang gas air mata.

Bagi Moms yang ingin tahu informasi lengkap mengenai gas air mata, yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

Baca Juga: Sinopsis Cheer Up, Drama Korea soal Regu Sorak Universitas Yeonhee

Apa Itu Gas Air Mata?

Gas Air Mata
Foto: Gas Air Mata (Healthline)

Gas air mata atau yang biasa juga disebut lakrimator merupakan salah satu dari sekelompok zat yang mengiritasi selaput lendir mata.

Jadi, menyebabkan sensasi menyengat dan memproduksi air mata.

Selain dapat menyebabkan air mata, buruknya juga dapat mengiritasi saluran pernapasan bagian atas, menyebabkan batuk, tersedak, dan kelemahan umum.

Gas air mata pertama kali digunakan dalam Perang Dunia I pada perang kimia.

Namun, karena efeknya berlangsung singkat dan jarang melumpuhkan, bahan kimia ini mulai digunakan oleh lembaga penegak hukum di dunia dan Indonesia.

Umumnya, digunakan sebagai sarana untuk membubarkan massa, melumpuhkan perusuh, dan mengusir tersangka bersenjata tanpa penggunaan kekuatan mematikan.

Dalam gas air mata, zat yang paling sering digunakan adalah senyawa halogen organik sintetis.

Dua gas air mata yang paling umum digunakan adalah CN atau CS.

CN adalah komponen utama dari agen aerosol Mace dan banyak digunakan dalam pengendalian kerusuhan.

Baca Juga: Harga Sembako Hari Ini, Ada Kenaikan atau Tidak, ya Moms?

Kegunaan Gas Air Mata

Ilustrasi Gas Air Mata
Foto: Ilustrasi Gas Air Mata (PBS)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, gas air mata digunakan untuk perang dan menghalau massa demonstran.

Pada Perang Dunia I, berbagai bentuk gas air mata digunakan dalam pertempuran di medan perang dan ini menjadi bentuk paling umum dari senjata kimia yang digunakan.

Namun, di tahun 1919 US Chemical Warfare Service pertama kali mengembangkan gas air mata untuk digunakan dalam pengendalian kerusuhan.

Mulai dari tahun 1919 hingga saat ini, bahan kimia ini sering digunakan oleh polisi untuk mengerahkan atau menghalau massa aksi.

Seperti halnya kepolisian Indonesia yang kerap menggunakan gas air mata dalam kerusuhan.

Dampak dari Paparan Gas Air Mata

gas air mata-1.jpg
Foto: gas air mata-1.jpg (scmp.com)

Bahan kimia dari gas air mata ternyata bereaksi pada reseptor saraf sensorik yang dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada kulit, mata, dan selaput lendir.

Paparan gas ini memang bertindak seketika, tetapi iritasi yang ditimbulkannya biasanya hilang dalam waktu sekitar 30 menit hingga beberapa jam.

Dampak jangka pendek dari paparan gas ini adalah tangisan, bersin, batuk, kesulitan bernapas, dan nyeri pada mata.

Gejala iritasi biasanya muncul setelah 20 - 60 detik paparan, lalu iritasi atau efek ini biasanya hilang dalam waktu 30 menit setelah meninggalkan area tersebut.

Menurut dr. Florence, seseorang bisa menghalau efek jangka panjang jika terkena paparan gas air mata asal segera dibersihkan.

"Terpapar gas air mata tidak menyebabkan kebutaan, tetapi mata akan buram sementara karena berair. Risiko jangka panjang juga tidak ada, asal cepat dibersihkan dengan air mengalir," terangnya.

Tak hanya dapat memberikan efek pada kesehatan mata, gas ini juga ternyata membawa dampak buruk bagi kesehatan pernapasan.

Menghirup gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala parah seperti gagal napas.

Baca Juga: Kisah Pilu Korban Tragedi Kanjuruhan, Ada Anak 10 Tahun Menyaksikan Temannya Meninggal

Penanganan karena Paparan Gas Air Mata

gas air mata-2.jpg
Foto: gas air mata-2.jpg (opthalearn.wordpress.com)

Biasanya, untuk mengatasi rasa perih, massa demonstran kerap mengoleskan pasta gigi di bagian bawah mata. Namun, menurut dr. Florence, cara ini tidak efektif.

Lalu, seperti apa langkah pertolongan pertama dan perlindungan ketika terkena paparan gas air mata?

Dokter Florence menjelaskan, "Pertolongan pertama adalah langsung menyiram mata dengan air bersih yang mengalir. Jika mata merah dan buram, maka harus segera ke dokter mata."

"Jika mata yang terkena gas air mata tidak segera dibersihkan, akan menyebabkan mata merah, berair, nyeri, dan bila mata dikucek dapat berakibat erosi kornea," tutupnya.

Tidak ada penangkal khusus, selain mencuci mata dengan air mengalir.

Lalu, mencari udara yang bebas dari paparan gas air mata adalah tindakan yang bisa Moms lakukan.

Kemudian, ada berbagai metode untuk menghilangkan bahan kimia dan meredakan gejalanya.

Langkah yang bisa dilakukan menjaga kepala tetap ke atas sehingga bahan kimia dari dahi dan alis tidak masuk ke mata.

Selanjutnya, mandi dan membasuh tubuh dengan sabun dan air dapat menghilangkan partikel yang menempel pada kulit.

Baca Juga: Tes Kepribadian Online Gratis dan Tips Mengisinya!

Nah, itulah informasi lengkap mengenai gas air mata yang bisa Moms ketahui. Semoga bermanfaat, ya Moms!

  • https://www.healthline.com/health/tear-gas-effects
  • https://www.britannica.com/technology/tear-gas
  • https://en.wikipedia.org/wiki/Tear_gas#Treatment

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb