01 Februari 2023

Cara Melatih Toilet Training pada Anak, Kuncinya Konsisten!

Toilet training anak akan sukses jika dilakukan dengan benar
Cara Melatih Toilet Training pada Anak, Kuncinya Konsisten!

Si Kecil sudah memasuki usia 2-3 tahun, ini mungkin waktu yang tepat untuk mengarjakan toilet training padanya. Simak cara melatih toilet training pada anak yang bisa Moms coba.

Agar sukses melakukan toilet training, orang tua biasanya menghadiahkan pada anak berbagai macam pernak-pernik, seperti stiker, makanan, es krim, dan lainnya.

Namun sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan, karena akan membuat anak menjadi tidak mandiri.

Moms harus tahu bahwa tujuan dari toilet training tidak seharusnya ‘menyelesaikan pekerjaan’, tetapimengajari anak untuk tidak mengompol lagi dan bisa buang air tanpa bantuan.

Jadi, perhatikan prosesnya ya Moms dan ingat bahwa segala proses tidak terjadi dengan instan, ya Moms!

“Hal yang umum bagi anak-anak untuk enggan buang air kecil di toilet saat toilet training dan untuk berhasil buang air kecil di toilet terlebih dahulu," kata Dr. Beth Gamulka, profesor klinis di University of Toronto, sekaligus dokter anak di Rumah Sakit Scarborough.

Menurut jurnal Toilet training children: when to start and how to train, American Academy of Pediatrics dan Canadian Pediatric Society merekomendasikan untuk para orang tua melakukan toilet training pada anak di usia 18 bulan.

Selain itu, jangan paksa anak, tetapi pastikan anak memang dengan sendirinya tertarik pada proses toilet training.

Tengah mempersiapkan toilet training untuk Si Kecil? Simak informasi cara melatih toilet training pada anak lengkapnya di bawah ini, ya Moms.

Baca Juga: 11 Penyebab Sering Buang Air Kecil dan Cara Mengatasinya

Tanda Anak Siap Toilet Training

Popok Celana
Foto: Popok Celana (Parenting.firstcry.com)

Memulai toilet training tidak bisa dipaksakan, ya Moms. Faktanya anak-anak belum siap untuk mulai menggunakan toilet atau pispot sampai usianya sekitar 18 bulan – 3 tahun.

Jika Si Kecil belum siap, maka Moms tidak bisa membuat mereka menggunakan toilet.

Hingga waktunya tiba, mereka akan ingin menggunakan toilet dan sebagian besar anak tidak ingin pergi ke sekolah dengan popok seperti yang biasanya mereka gunakan.

Tanda-tanda anak siap dilatih menggunakan toilet bisa dilihat sebagai berikut:

  1. Anak tetap kering selama 1-2 jam dan bangun tidur tanpa mengompol. Artinya, ia sudah bisa mengontrol otot kandung kemihnya.
  2. Jam-jam anak buang air dapat diprediksi. Misalnya di pagi hari, setelah makan, atau sebelum tidur.
  3. Anak mulai mengerti fungsi tubuhnya dan menunjukkan tanda ingin buang air, seperti mengatakan ‘mau pup’, pergi ke pojok ruangan, jongkok, atau mengeluarkan suara seperti sedang mengejan.
  4. Anak jijik dengan popok kotor dan ingin segera melepasnya
  5. Anak mulai bisa membuka pakaian sendiri. Misalnya, menurunkan celananya atau mengangkat roknya saat akan buang air
  6. Anak mengerti kosakata toilet seperti ‘pup’ dan ‘pipis
  7. Anak ingin melihat cara orang tua atau kakaknya buang air di toilet. Ia juga tertarik melihat isi toilet dan menekan tombol flush.
  8. Anak melakukan urutan kegiatan seperti yang diinstruksikan, misalnya mengambil mainan, memasukkan mainan ke kotak, lalu menutup kotak mainan. Hal ini menunjukkan anak siap secara intelektual dalam melakukan serangkaian proses BAK dan BAB, seperti membuka celana, duduk, BAK atau BAB, cebok, siram, memakai celana, dan cuci tangan.
  9. Anak mulai menunjukkan kemandirian, tidak ingin dibantu karena merasa bisa sendiri, dan ingin menjadi anak besar.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Tak Boleh Menahan Pipis Terlalu Lama

Cara Melatih Toilet Training pada Anak

Potty Training (Orami Photo Stock)
Foto: Potty Training (Orami Photo Stock)

Cara melatih toilet training pada anak bisa Moms lakukan bahkan sebelum Si Kecil siap mencoba pispot, lho.

Moms bisa mempersiapkan Si Kecil dengan mengajarkan prosesnya dengan cara:

  • Gunakan kata-kata untuk mengekspresikan tindakan menggunakan toilet (pipis, poop, kotoran, dan pispot)
  • Minta anak untuk memberi tahu jika popoknya basah atau kotor
  • Kenali perilaku (“Apakah Kamu akan buang air besar?”) sehingga anak dapat belajar mengenali keinginan untuk buang air kecil dan buang air besar
  • Dapatkan kursi pispot yang bisa digunakan anak untuk berlatih duduk terlebih dahulu

Baca Juga: 3 Penyebab Balita Harus Mengulang Potty Training

Namun, setelah Si Kecil siap untuk mulai belajar menggunakan pispot, Moms bisa mengikuti beberapa cara melatih toilet training pada anak berikut ini:

  1. Sisihkan waktu untuk mencurahkan proses latihan pispot
  2. Jangan membuat anak duduk di toilet bertentangan dengan keinginannya
  3. Tunjukkan pada anak bagaimana duduk di toilet dan jelaskan apa yang dilakukan sat berada di atas toilet
  4. Moms juga dapat meminta anak duduk di kursi pispot dan mengawasi saat menggunakan toilet
  5. Tetapkan rutinitas. Misalnya, memulai dengan meminta anak duduk di pispot setelah bangun tidur dengan popok kering, atau 45 menit hingga satu jam setelah minum banyak cairan
  6. Minta Si Kecil duduk di pispot dalam waktu 15 sampai 30 menit setelah makan untuk memanfaatkan kecenderungan alami tubuh untuk buang air besar setelah makan.
  7. Minta anak untuk duduk di pispot jika mereka melihat tanda-tanda yang jelas bahwa dia perlu pergi ke kamar mandi, seperti menyilangkan kaki, mendengus, atau berjongkok
  8. Kosongkan buang air besar (kotoran) dari popok Si Kecil ke toilet, dan beri tahu anak bahwa kotoran masuk ke pispot
  9. Hindari pakaian yang sulit dilepas
  10. Tawarkan hadiah kecil kepada anak, seperti stiker atau waktu membaca, setiap kali anak berhasil pergi ke pispot
  11. Puji semua upaya untuk menggunakan toilet, meskipun tidak terjadi apa-apa

Baca Juga: 11 Penyebab Sering Buang Air Kecil dan Cara Mengatasinya

Langkah Sukses Toilet Training

Jika sedang memasuki fase toilet training Moms tidak usah stres, anak pada akhirnya akan bisa melakukan toilet training.

Namun agar anak lebih siap, Moms bisa membantu memandu prosesnya.

Apa saja persiapan toilet training yang harus kita lakukan? Lihat di bawah ini yuk.

1. Kenalkan Toilet Pada Balita

Potty Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Potty Anak (Orami Photo Stock)

Hal pertama yang bisa Moms lakukan agar proses toilet training berhasil adalah mengenalkan toilet pada Si Kecil.

Moms bisa menjelaskan mengenai kegunaan toilet untuk BAK dan BAB.

Jelaskan pula pada balita istilah dari BAK dan BAB, dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengertinya seperti ‘pipis’ atau ‘pup’.

Beli dan simpanlah beberapa buku tentang toilet training di sekitar rumah agar bisa dibaca bersama dengan Si Kecil.

Moms juga bisa sesekali menyelipkan toilet training dalam percakapan, misalnya saat mendongeng untuk anak.

Tujuannya tentu untuk meningkatkan kesadaran tentang penggunaan pispot dan membuat anak nyaman dengan toilet training sebelum benar-benar melakukannya.

Langkah selanjutnya, memilih potty/pispot berbentuk lucu juga bisa membuat si kecil lebih tertarik untuk memulai toilet training-nya.

2. Berikan Contoh Yang Baik

Tidak mungkin Si Kecil langsung bisa menggunakan toiletnya.

Dengan begitu, Moms harus mengajarkannya secara perlahan. Cara mudahnya, Moms dapat mencontohkan secara langsung padanya cara menggunakan toilet yang benar.

Mulai dari mengajarkan Si Kecil cara duduk yang benar saat BAK atau BAB baik menggunakan pispot atau tempat duduk kloset.

Moms juga bisa membantu mendudukkan Si Kecil agar dia paham bagaimana cara penggunakan toiletnya.

3. Buat Waktu Toilet Training Menyenangkan

Toilet Training (Orami Photo Stock)
Foto: Toilet Training (Orami Photo Stock)

Langkah pertama agar Si Kecil sukses melakukan toilet training adalah memastikan suasana yang menyenangkan.

Ajak anak menuju pispotnya, lalu beri ia kegiatan yang menyenangkan sambil menyelesaikan buang airnya.

Moms bisa memberi anak buku bergambar, baik itu buku aneka bunga, buku tentang truk pemadam, dan berbagai hal lainnya.

Setelah Moms mengosongkan, membersihkan, dan mengeringkan pispot, ambil kembali buku gambarnya, lalu siap untuk digunakan lagi untuk toilet training selanjutnya.

Baca Juga: Mencegah Rabies pada Anak-anak, Ini Penjelasannya

4. Pastikan Anak sedang dalam Keadaan Sehat

Ilustrasi Mood Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Mood Anak (Orami Photo Stock)

Seorang anak yang sedang mengalami susah buang air besar, atau kotorannya keras, berarti sedang mengalami konstipasi, dan toilet training yang dilakukan pada anak yang sedang sembelit merupakan satu langkah yang tidak tepat.

“Sebelum melakukan toilet training, pastikan kotoran anak sedang tidak keras dan normal,” kata Steve J. Hodges, ahli urologi anak, sekaligus ahli enuresis, encopresis, dan pelatihan toilet.

Karena jika anak sedang mengalami kesusahan dalam buang air besar, ia akan takut melakukan toilet training, sebab akan sakit saat mengejan.

5. Jangan Ada Tekanan

Toilet Training
Foto: Toilet Training (daddilife.com)

Agar anak sukses melakukan toilet training, jangan sampai Moms atau Dads memberinya tekanan ya.

“Anak-anak tidak membutuhkan orang dewasa untuk melakukan toilet training, karena mereka akan tertekan,” ujar Janet Lansbury, pakar pengasuhan anak.

Namun menurutnya, anak-anak memang butuh orang tua yang komunikatif dan pengasuh untuk mendukung dan memfasilitasi proses toilet training.

Sehingga, toilet training dianggap sebagai suatu proses yang bersifat individual untuk setiap anak.

6. Waktu yang Tepat

Toilet Training
Foto: Toilet Training (parents.com)

“Anak-anak yang dilatih sebelum usia 2 tahun memiliki risiko tiga kali lipat mengompol di siang hari daripada anak-anak yang dilatih antara usia 2 dan 3 tahun,” jelas Dr. Steve.

Anak-anak yang dilatih sebelum usia 2 tahun berada pada risiko tertinggi untuk mengalami masalah saat pelatihan.

Pada kenyataannya, sebagian besar anak di bawah 3 tahun belum mampu untuk menanggapi dorongan tubuh mereka untuk buang air kecil dan buang air dengan cara yang benar.

Baca Juga: 8 Pertanyaan Tentang Hipertensi pada Anak yang Perlu Diajukan pada Dokter

7. Pastikan Kaki Anak Tidak Menjuntai

Toilet Training (Orami Photo Stock)
Foto: Toilet Training (Orami Photo Stock)

Manusia umumnya harus berjongkok saat buang air.

Dilansir dari situs Parents, posisi jongkok akan meluruskan belokan alami di rektum, membuat kotoran mudah keluar, sehingga tidak tegang.

Ketika orang dewasa duduk tegak di toilet, buang air besar akan lebih sulit daripada yang seharusnya,

Namun, berbeda ketika seorang anak duduk tegak, kakinya menjuntai ke lantai, ini akan sangat sulit. Maka dari itu, Moms perlu menyiapkan kursi kecil, agar kaki anak tidak menjuntai.

8. Pilih Pispot dan Penempatan yang Tepat

Persiapan toilet training selanjutnya, Moms harus membeli dan menempatkan pispot dengan tepat.

“Beberapa anak mungkin takut menggunakan pispot,” kata Maria Luisa Escolar, direktur di Children's Hospital of Pittsburgh dari UPMC.

Jika anak Moms nyaman melakukan toilet training langsung di kamar mandi, cobalah belikan kursi toilet yang biasanya diletakkan di atas toilet untuk membuat lubang toiletnya lebih kecil, sehingga anak bisa duduk.

Alternatif lainnya, belilah pispot yang bisa di pindahkan dengan mudah dan tempatkan di ruang bermain anak, kamar anak, atau di tempat anak akan merasa nyaman untuk melakukan toilet training.

9. Konsisten

Ketika mengajarkan balita mengenai toilet training, sikap konsistensi harus dijunjung tinggi.

Sikap konsisten Moms ketika mengajarkan Si Kecil mampu mempercepat pemahaman serta keterampilan si kecil menggunakan toiletnya.

Ini menjadi kunci kesuksesan toilet training terakhir yang harus Moms perhatikan.

Baca Juga: Bolehkah Membiarkan Si Kecil Buang Air di Depan Umum?

Alat yang Perlu Dipersiapkan untuk Toilet Training

Jika hendak memulai toilet training, delapan alat ini bisa mempermudah Moms mengajarkannya pada Si Kecil.

Kira-kira apa saja alat yang perlu Moms siapkan untuk toilet training? Simak daftarnya di sini!

1. Potty atau Toilet Seat

Potty atau Toilet Seat (Orami Photo Stock)
Foto: Potty atau Toilet Seat (Orami Photo Stock)

Alat bantu balita berlatih buang air kecil dan besar sebelum memakai toilet asli ada bermacam-macam. Dua di antaranya adalah potty chair dan toilet seat.

Potty adalah versi mini WC untuk balita. Si Kecil bisa duduk dan buang air di atasnya karena potty memiliki penampung. Setelah Si Kecil selesai pipis atau pup, Moms bisa membersihkan penampungnya.

Selain itu juga ada toilet seat, alat ini bisa dipasangkan di WC duduk agar Si Kecil bisa duduk dengan nyaman tanpa terjeblos di toilet yang terlalu besar untuknya

Jika Si Kecil sudah bisa dilepas sendiri untuk buang air di WC duduk menggunakan toilet seat, Moms perlu membeli tangga kecil agar ia mudah naik ke WC.

Namun asyiknya, Moms tinggal flush WC untuk membuang kotoran. Tidak perlu membersihkan penampung!

Baca juga : Si Kecil Kesulitan Berkomunikasi? 3 Cara ini Bisa Membantu

2. Training Pants

Training Pants (Orami Photo Stock)
Foto: Training Pants (Orami Photo Stock)

Training pants adalah celana peralihan dari popok sekali pakai ke celana dalam. Bentuknya seperti celana dalam yang memiliki bantalan ringan yang dijahit di tengahnya.

Training pants bisa menyerap pipis, tapi tidak sebaik popok. Balita akan merasa basah dan tidak nyaman saat pipis di celana, sehingga ia akan meminta ke WC.

Di sisi lain, training pants bisa menampung pipis yang terlanjur keluar sampai anak tiba di kamar kecil.

Training pants bisa dicuci dan dipakai berulang kali. Celana ini cocok dipakai saat tidur siang dan malam.

3. Sabun Tangan Ramah Anak

Ilustrasi Anak Mencuci Tangan (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Mencuci Tangan (Orami Photo Stock)

Saat toilet training, Anak juga dibiasakan memiliki kebiasaan sehat lainnya.

Salah satunya dengan selalu mencuci tangan setelah buang air.

Coba pilih sabun tangan anak yang tepat, atau carilah yang berbusa.

"Balita suka gelembung. Moms juga bisa membuat sabun gelembung sendiri," kata Heather Wittenberg, Psy.D, konselor parenting dan penulis Let's Get This Potty Starting!.

4. Celana Dalam

Celana Dalam (Orami Photo Stock)
Foto: Celana Dalam (Orami Photo Stock)

Setelah anak sukses buang air kecil di potty atau toilet 10 kali atau lebih, ia bisa dibelikan celana dalam.

Hal ini dilakukan oleh Moms agar Si Kecil makin bersemangat, biarkan ia memilih celana dalam dengan gambar atau warna kesukaannya.

Baca juga : Penting, Ketahui Penyebab dan Cara Atasi Buang Air Besar Cair

5. Celana yang Mudah Dipakai dan Dilepas

Untuk anak yang sedang belajar memakai toilet sendiri, Moms perlu memakaikannya celana longgar dengan pinggang berkaret yang mudah dipakai dan dilepas. Bisa juga dress atau rok.

Pakaian dengan kancing atau ritsleting yang sulit dibuka si kecil bisa membuatnya frustrasi saat akan ke WC dan bahkan bisa mengakibatkan insiden pipis di celana.

6. Buku Toilet Training

Buku Toilet Training (Orami Photo Stock)
Foto: Buku Toilet Training (Orami Photo Stock)

Buku toilet training untuk anak memiliki ilustrasi yang lucu yang akan mempermudah anak memahami cara menggunakan WC.

Bahkan, buku ini juga bisa dibawa ke kamar mandi dan dibaca sembari anak duduk di toilet.

7. Alat Pembersih

Membersihkan Rumah (Orami Photo Stock)
Foto: Membersihkan Rumah (Orami Photo Stock)

Di hari-hari pertama toilet training, Si Kecil mungkin akan beberapa kali mengompol.

Nah, perlengkapan untuk bersih-bersih seperti lap, pel, cairan pembersih lantai, tisu basah disinfektan, dan ember wajib selalu tersedia. Jika Moms punya karpet, Moms juga perlu menyiapkan pembersih karpet.

Baca juga: 5 Alasan Pentingnya Mendidik Anak Jadi Mandiri

8. Seprai Anti-Air atau Perlak

Seprai Anti Air (Orami Photo Stock)
Foto: Seprai Anti Air (Orami Photo Stock)

Anak bisa jadi tidak sadar mengompol saat tidur siang atau malam. Untuk mencegah air kencing mengotori seprai, Moms bisa memakai seprai antiair.

Ompol, muntah, bahkan debu dan tungau tidak dapat menembus ke kasur dan mudah dibersihkan.

Moms juga bisa memakai perlak yang diletakkan di bawah bokong balita saat tidur untuk mencegah air seni menembus ke seprai dan kasur.

9. Perlengkapan Potty Training untuk Perjalanan

Perlengkapan Potty Training untuk Perjalanan (Orami Photo Stock)
Foto: Perlengkapan Potty Training untuk Perjalanan (Orami Photo Stock)

Upaya potty training tidak boleh berhenti saat Moms keluar dari rumah.

Ada beberapa item yang dapat membantu memudahkan proses ini ketika harus bepergian.

Selalu bawa pispot portable.

Jika dirasa terlalu berat, cukup bawa penutup toilet untuk dipasang di toilet umum.

Jangan lupa untuk membawa tisu basah serta antiseptik untuk mencuci tangan setelah pipis.

Pertimbangkan juga untuk membawa pakaian cadangan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan.

Sudah masuk list semua Moms?

Baca Juga: 4 Langkah Ajari Anak Agar Mampu BAB Mandiri

Itu dia Moms beberapa aturan untuk sukses melakukan toilet training pada anak. Dicoba yuk!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3307553/
  • https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/potty-training/tips/30-best-ever-potty-training-tips/
  • https://www2.hse.ie/babies-children/parenting-advice/caring-for-a-child/how-to-toilet-train/
  • https://kidshealth.org/en/parents/toilet-teaching.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb