25 Februari 2022

Kenali Skizofrenia pada Anak, Jangan Diabaikan!

Anak penderita skizofrenia juga bisa berprestasi dan hidup dengan normal
Kenali Skizofrenia pada Anak, Jangan Diabaikan!

Harus diakui, pemahaman orang tua di Indonesia mengenai skizofrenia pada anak masih sangat minim.

Penderita skizofrenia seringkali dicap “gila” tanpa diberikan kesempatan untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Nyatanya, skizofrenia pada anak juga bisa hidup secara normal dan bukan hal yang mustahil bisa sembuh total.

Supaya tidak lagi salah kaprah, ada baiknya Moms membaca lebih lanjut untuk tahu lebih banyak tentang skizofrenia pada anak di bawah ini.

Baca Juga: Posisi Menyusui Bayi Baru Lahir yang Benar agar Puting Tidak Lecet

Pengertian Skizofrenia pada Anak

memahami gejala dan penyebab schizophrenia pada anak 1
Foto: memahami gejala dan penyebab schizophrenia pada anak 1

Foto: Orami Photo Stock

Skizofrenia sebenarnya adalah gangguan kesehatan mental yang membuat penderitanya kesulitan membedakan antara kenyataan dan khayalan.

Kondisi tersebut memang biasanya ditemui pada orang dewasa. Namun, faktanya, skizofrenia dapat dimulai pada masa kanak-kanak.

Biasanya skizofrenia pada anak disertai dengan masalah perkembangan kognitif, emosional, dan perilaku yang mengganggu kemampuan Si Kecil untuk berfungsi secara normal.

Dalam dunia psikiatri, skizofrenia pada anak berusia di bawah 13 tahun dikenal dengan nama very early-onset schizophrenia.

Frekuensi ini akan meningkat antara usia 13-18 tahun karena mulai memasuki usia remaja. Masa tersebut adalah awal perkembangan skizofrenia pada saat dewasa.

Walau kasusnya hanya terjadi pada 1 dari 40.000 anak, kondisi skizofrenia pada anak perlu ditangani secara serius.

Baca Juga: Ajak Si Kecil Berkreasi, 4 Cara Membuat Keset dari Kain Perca yang Mudah

Penyebab Skizofrenia pada Anak

Skizofrenia pada Anak
Foto: Skizofrenia pada Anak (https://news.liverpool.ac.uk/)

Foto: Orami Photo Stock

Sampai saat ini, penyebab skizofrenia pada anak belum diketahui secara pasti.

Namun, ada beberapa faktor yang dapat mendorong berkembangnya kondisi skizofrenia pada anak, seperti:

1. Genetik

Gen yang diturunkan dari keluarga bisa menjadi salah satu penyebab skizofrenia pada anak.

Sebuah penelitian Current Psychiatry Reports, menunjukkan bahwa risiko skizofrenia pada anak dapat meningkat 10 kali lebih besar jika orang tuanya juga punya skizofrenia.

Selain itu, jika salah satu anak kembar didiagnosis mengidap skizofrenia, saudara kembar lainnya pun berisiko mengidap skizofrenia pada anak hingga lebih dari 40 persen.

2. Struktur Otak

Otak memiliki sistem kerja yang rumit dalam mengatur pemikiran serta mengendalikan perilaku, emosi, gerakan, dan sensasi pada tubuh seseorang.

Jika Si Kecil memiliki struktur otak yang abnormal, mereka cenderung mengalami skizofrenia.

Hal ini juga dapat menjadi salah satu penyebab skizofrenia pada anak.

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga memainkan peran penting dalam menyebabkan skizofrenia pada anak.

Melansir Health Psychology and Behavioral Medicine, wanita hamil dengan tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan skizofrenia pada keturunan mereka.

Situasi lingkungan lainnya yang dapat memicu skizofrenia pada anak, yaitu:

  • Infeksi virus di dalam rahim
  • Kehilangan orang tua di masa kecil
  • Anak mengalami kekerasan fisik
  • Anak menderita infeksi virus saat bayi
  • Kadar oksigen yang rendah selama persalinan
  • Penyakit autoimun

Skizofrenia pada anak memang tidak dapat dihilangkan secara total, tapi bukan hal yang mustahil anak akan lebih baik.

Gejala Skizofrenia pada Anak

Skizofrenia pada Anak
Foto: Skizofrenia pada Anak

Foto: Orami Photo Stock

Menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, gejala skizophrenia pada anak yang paling umum, yaitu:

1. Halusinasi

Gejala skizophrenia pada anak ini biasanya melibatkan penglihatan atau pendengaran yang tidak ada.

Namun bagi orang dengan skizofrenia, halusinasi memiliki kekuatan penuh dan dampak dari pengalaman normal.

Halusinasi bisa dalam arti apapun, tetapi mendengar suara adalah halusinasi yang paling umum. 

Seorang anak mungkin ragu untuk melaporkannya karena mereka mungkin takut akan bahaya dari apa yang dikatakan ‘suara-suara’ itu kepada mereka.

2. Delusi

Delusi adalah jenis gangguan mental yang membuat pengidapnya percaya dan yakin akan suatu hal yang tidak nyata.

Pengidap delusi tidak bisa membedakan mana sesuatu yang fakta dan mana yang bukan.

Anak yang mengidap delusi biasanya menjadi mudah marah dan suasana hatinya selalu buruk.

Selain itu, mereka juga sering mengalami halusinasi yang berhubungan dengan delusi yang dirasakan.

Baca Juga: Apakah Penyakit Lyme Berbahaya? Cari Tahu Apa Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya di Sini

3. Pemikiran yang Tidak Teratur

Gejala skizophrenia pada anak ini disimpulkan dari ucapan yang tidak teratur.

Komunikasi yang efektif dapat terganggu dan jawaban atas pertanyaan mungkin sebagian atau seluruhnya tidak berkaitan.

Ucapan dapat mencakup susunan kata-kata yang tidak berarti atau tidak dapat dipahami, tetapi ini jarang terjadi. 

4. Keterlambatan Berbicara

Gejala skizofrenia pada anak yang paling mudah diamati adalah berkaitan dengan perkembangannya dalam berbicara atau berbahasa.

Gangguan bicara dan bahasa sering dialami anak, mulai dari bicara yang tidak jelas hingga kesulitan mengungkapkan apa yang mereka butuhkan.

Meski begitu, penting untuk dicatat bahwa keterlambatan perkembangan ini tidak selalu untuk skizofrenia, bisa jadi ini merupakan indikasi kondisi lain.

5. Perilaku Motorik Tidak Teratur atau Abnormal

Gejala skizofrenia pada anak ini dapat menunjukkan dalam beberapa cara, dari kekonyolan seperti suka tertawa dan menangis secara tiba-tiba.

Perilaku dapat mencakup penolakan terhadap instruksi, sikap yang tidak pantas atau aneh, kurangnya respons, atau gerakan yang tidak bermanfaat dan berlebihan. 

6. Menarik Diri dari Lingkungan dan Kurang Motivasi

Anak-anak dengan skizofrenia biasanya mengalami gejala negatif yang parah.

Mereka cenderung mengisolasi diri dari orang lain dan mengalami kesulitan melakukan tugas sehari-hari yang mencerminkan gejala terkait dengan depresi.

Baca Juga: 8 Masjid Terindah di Dunia yang Cantik dan Megah, Salah Satunya Ada di Indonesia

Anak-anak memang wajar memiliki imajinasi dan ini biasanya ditunjukkan dengan perasaan memiliki teman khayalan.

Hal ini bukan berarti Si Kecil sedang berhalusinasi atau mengalami salah satu gejala skizofrenia.

Akan tetapi, jika perilaku tersebut terjadi secara terus menerus dan disertai dengan tanda-tanda di atas, baru bisa dicurigai sebagai gejala skizofrenia pada anak.

Cara Mengatasi Skizofrenia pada Anak

Skizofrenia pada Anak
Foto: Skizofrenia pada Anak

Foto: Orami Photo Stock

Pengobatan skizofrenia pada anak sama seperti pengobatan untuk orang dewasa, yaitu:

1. Obat-Obatan

Dokter biasanya menyarankan satu atau lebih antipsikotik. Obat ini juga disebut neuroleptik.

Obat ini bekerja mengelola delusi (kepercayaan pada hal-hal yang tidak benar) dan halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang tidak nyata).

Bicarakan dengan dokter tentang efek samping dan obat lain yang tidak boleh dikonsumsi anak saat mereka menggunakan obat ini.

2. Psikoterapi

Profesional kesehatan mental yang berspesialisasi dalam skizofrenia masa kanak-kanak dapat membantu Si Kecil dan orang tua mengelola gejalanya.

Terapi keluarga dan kelompok pendukung dapat mengajarkan anak dan keluarga tentang penyakit dan tentang bagaimana menghadapi situasinya.

3. Pelatihan

Kelas khusus dapat mengajarkan keterampilan sosial Si Kecil dan cara melakukan tugas sehari-hari.

Mereka juga bisa mendapatkan tips cara mengatasi tantangan di sekolah.

Baca Juga: Low Back Pain: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobati Nyeri Punggung Bawah

Nah, itu dia Moms penjelasan mengenai skizofrenia pada anak dari penyebab hingga cara mengatasinya.

Jangan takut jika kondisi ini menghampiri sang buah hati, ya, Moms.

Para ahli dari Children's Hospital of Philadelphia berkata bahwa, diberikan terapi psikososial dan rehabilitasi sejak sedini, anak penderita skizofrenia memiliki kesempatan lebih besar untuk menjalankan hidup dengan normal.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3289250/
  • https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/21642850.2014.927738
  • https://www.verywellmind.com/identifying-schizophrenia-in-children-4155780
  • https://www.webmd.com/schizophrenia/childhood-schizophrenia
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/childhood-schizophrenia/symptoms-causes/syc-20354483

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb