12 Oktober 2019

Memiliki Efek Jangka Panjang, Ketahui Dampak Sering Memarahi Anak

Memarahi anak dapat membuat anak jadi lebih agresif
Memiliki Efek Jangka Panjang, Ketahui Dampak Sering Memarahi Anak

Setiap orang tua tentu mengajarkan hal-hal baik kepada anaknya. Tetapi, dalam proses mengasuh anak, akan ada satu momen di mana perlakuan anak bisa memancing emosi orang tua.

Hal ini yang kemudian membuat Moms atau Dads menegur atau bahkan memarahi anak. Perasaan frustasi ini memang cukup wajar dialami orang tua.

Namun, jika Moms atau Dads kerap memarahi anak, hal ini bisa memberikan efek kurang baik bagi perkembangannya. Ketahui lebih lanjut dampak sering memarahi anak ini.

Baca Juga: Jangan Marah Dulu, Moms! Begini Cara Menghadapi Ucapan Menyebalkan Anak

1. Anak Lebih Sulit untuk Menurut

Jangan Lakukan 4 Kesalahan Ini Saat Menghadapi Anak Marah 02.jpg
Foto: Jangan Lakukan 4 Kesalahan Ini Saat Menghadapi Anak Marah 02.jpg (novakdjokovicfoundation.com)

Dampak sering memarahi anak yang pertama adalah anak jadi lebih sulit untuk menurut. Mengutip Healthline, memarahi anak, terutama melibatkan teriakan, akan membuat proses penyampaian pesan kurang jelas. Selain itu, mendisiplinkan anak juga akan sulit.

Ini karena setiap kali Moms mengangkat suara, akan menurunkan daya penerimaan mereka.

Menurut jurnal "Parent Discipline Practices in an International Sample: Associations With Child Behaviors and Moderation by Perceived Normativeness" dari National Institutes of Health, dikatakan bahwa berteriak membuat anak lebih agresif, secara fisik dan verbal.

"Berteriak secara umum, apa pun konteksnya, adalah ekspresi kemarahan. Itu membuat anak-anak ketakutan dan membuat mereka merasa tidak aman," tulis penelitian tersebut.

2. Merupakan Bentuk Pelecehan Emosional

Strategi Disiplin Untuk Menghadapi Anak Dengan ODD 3.jpg
Foto: Strategi Disiplin Untuk Menghadapi Anak Dengan ODD 3.jpg

Dampak sering memarahi anak yang selanjutnya adalah anak mengalami kecemasan, harga diri rendah, dan peningkata agresi karena memarahi merupakan bentuk dari pelecehan emosional. Selain itu, berteriak yang disertai dengan penolakan dan penghinaan secara verbal dapat dianggap sebagai pelecehan emosional pada anak.

Hal ini telah terbukti memiliki efek jangka panjang, seperti kecemasan, harga diri rendah, dan peningkatan agresi.

Memarahi anak membuat mereka lebih rentan terhadap intimidasi, karena mereka jadi sulit menentukan tentang batasan yang sehat dan rasa harga dirinya.

Baca Juga: 4 Cara Berhenti Berteriak ke Anak

3. Dapat Membuat Anak Bingung

5-DON’T Mengajak Anak Bicara Saat Tantrum.jpg
Foto: 5-DON’T Mengajak Anak Bicara Saat Tantrum.jpg

Dampak sering memarahi anak yang selanjutnya adalah anak menjadi bingung. Anak-anak menganggap berteriak sebagai ancaman terhadap rasa aman dan kepercayaan diri mereka.

"Anak-anak pada dasarnya merasa bertanggungjawab atas kemarahan orang tua terhadap mereka," jelas Dr. Deema Sihweil, psikolog klinis di Human Relations Institute, mengutip The National.

Ia menambahkan, hal ini karena sifat egosentris bawaan yang membuat anak tidak paham tentang alasan kemarahan tersebut karena berita buruk yang sedang dialami orang tuanya.

Baca Juga: 6 Gangguan Perilaku Pada Anak yang Tak Boleh Diabaikan

4. Mengakibatkan Masalah Perilaku

Moms Ini 5 Cara Mendisiplinkan Waktu Tidur Anak -5.jpg
Foto: Moms Ini 5 Cara Mendisiplinkan Waktu Tidur Anak -5.jpg (health.clevelandclinic.com)

Dampak sering memarahi anak yang selanjutnya adalah anak mengalami masalah perilaku. Lebih lanjut, Dr. Deema menjelaskan bahwa meneriaki anak dapat memberikan dampak jangka panjang, terutama dengan masalah perilakunya.

"Dampak jangka panjang berteriak pada anak dapat menyebabkan ketakutan, stres, gelisah, insomnia, keterlambatan perkembangan, masalah perilaku, akademik, kesulitan bersosialisasi, masalah emosional, dan gangguan kemampuan koping," terangnya.

Tuh Moms, ternyata dampak sering memarahi anak cukup besar ya. Mulai sekarang, Moms harus lebih bisa menahan emosi. Jika ada masalah, selesaikan dengan cara baik-baik ya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb