Pamer Kemesraan di Media Sosial, Perlukah?

Kalau media sosial dipakai untuk pamer kemesraan ada dampaknya untuk hubungan tidak ya?
Pamer Kemesraan di Media Sosial, Perlukah?

Media sosial bagaikan dua mata pisau. Seringkali bisa membantu kehidupan sehari-hari namun bisa membawa petaka.

Lantas, bagaimana jika kita pamer kemesraan di media sosial bersama dengan pasangan?

Apakah hal ini berdampak buruk? Tentu ada banyak alasan mengapa Moms sebaiknya membatasi kemesraan di media sosial.

Sebab, ada banyak alasan mengapa pasangan justru berbahagia jika jarang pamer kemesraan. Penasaran apa alasannya?

Alasan Pasangan Bahagia Tidak Berbagi di Media Sosial

Pamer kemesraan di media sosial.jpg
Foto: Pamer kemesraan di media sosial.jpg (Itsonmyway.com)

Ketika dua orang terus-menerus memposting kemesraan atau mengakui cinta mereka satu sama lain, atau berbagi foto diri mereka melakukan kegiatan yang menyenangkan dan romantis, itu adalah taktik untuk meyakinkan semua orang bahwa mereka berada dalam hubungan yang bahagia dan sehat.

Bisa jadi hal tersebut hanyalah cara untuk menipu diri sendiri untuk berpikir bahwa mereka berada dalam hubungan yang bahagia dan sehat.

"Seringkali orang-orang yang memposting paling banyak yang mencari validasi untuk hubungan mereka dari orang lain di media sosial,” ujar ahli seks Nikki Goldstein.

Baca Juga: Agar Pernikahan Langgeng, Ikuti 5 Tips Komunikasi dengan Pasangan Seperti Ini

Sebuah survei bahkan mengungkapkan orang yang banyak posting ternyata mengindikasi sifat narsisme bahkan yang lebih parah bisa berisiko menjadi psikopat.

Sebuah survei terhadap 800 pria berusia 18 hingga 40 tahun menemukan bahwa narsisme dan psikopat digambarkan dari jumlah selfie yang diposting, sedangkan narsisme dan obyektifikasi diri diprediksi dari foto editan yang di posting di media sosial.

Studi lain menemukan bahwa posting, tagging, dan komentar di Facebook sering dikaitkan dengan narsisme pada pria dan wanita.

Singkatnya, semakin sering Moms memposting atau terlibat di media sosial, semakin besar kemungkinan menjadi narsis atau, lebih buruk lagi, psikopat.

Lantas apa hubungannya dengan hubungan suami istri? Menurut profesor Brad Bushman dari Ohio State University, narsis adalah sifat pasangan yang sangat buruk dan sangat berisiko pada hubungan Moms dan pasangan.

Ingat bahwa saat Moms bahagia, justru Moms tidak terganggu oleh media sosial.

Baca Juga: Perlu Dicoba! Ini 4 Manfaat Istirahat dari Media Sosial

Akan ada banyak waktu di mana Moms akan berbagi status atau beberapa foto Moms dan orang penting lainnya.

Namun, jika pasangan berbahagia tentu masing-masing akan sibuk menikmati kehadiran satu sama lain. Ini berarti bahwa mereka tidak akan berhenti fokus pada layar handphone hanya untuk update atau posting di media sosial.

Perasaan bahagia akan membuat Moms dan pasangan saling sibuk memperhatikan.

Saat ada masalah, Moms juga jangan menjadikan media sosial sebagai tempat sampah. Sebab sebuah survei menunjukkan pasangan yang memposting banyak hal yang buruk soal pasangan.

Setelah mensurvei lebih dari 100 pasangan, peneliti dari Northwestern University menemukan mereka yang memposting lebih sering di media sosial tentang pasangan mereka sebenarnya merasa tidak aman dalam hubungan mereka.

Baca Juga: Begini Cara Pintar Mendapatkan Uang dari Media Sosial. Coba Yuk!

Moms juga patut waspada sebab media sosial bisa menyebabkan pertengkaran. Tentu tidak baik jika berargumen di media sosial.

Sebab, hal ini bisa dilihat tak baik oleh orang lain. Bayangkan saja orang yang tak mengenal kita mengetahui hal-hal buruk seputar hubungan.

Jadi, Moms sudah tahu bukan harus mengambil sikap apa. Apakah Moms pernah mengalami fase pamer kemesraan di media sosial?

(GSA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb