02 Juli 2021

7+ Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak dengan COVID-19 dari IDAI, Catat!

Setiap orang tua wajib tahu!
7+ Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak dengan COVID-19 dari IDAI, Catat!

Foto: Freepik.com

Si Kecil dinyatakan positif COVID-19? Yuk simak panduan isolasi mandiri untuk anak dengan COVID-19 dari IDAI di bawah ini!

Tak hanya orang dewasa atau remaja, bahkan saat ini kasus positif COVID-19 turut melonjak pada usia anak-anak.

Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak-anak rentang usia 0-5 tahun menyumbang 2,8 persen kasus, sedangkan usia 6-18 tahun angka kasus COVID-19 mencapai 9 persen.

Karena itu, baru-baru ini IDAI mengeluarkan panduan isolasi mandiri (isoman) untuk anak-anak dan keluarga yang terinfeksi COVID-19.

Ini tertuang dalam "Buku Diary Panduan Isolasi Mandiri Anak dengan COVID-19" yang diterbitkan pada 30 Juni 2021.

Yuk Moms pelajari lebih lanjut panduan isolasi mandiri anak positif COVID-19 di bawah ini!

Panduan Isolasi Mandiri Anak dengan COVID-19

Anak terjangkit virus Corona dan perlu menjalani isolasi mandiri? Tenang Moms! Ini bisa dijalankan dengan mudah dan tenang dengan mengikuti beberapa aturan tertentu.

Meski hanya isoman di rumah, ada beberapa poin penting yang perlu diketahui bagi setiap orang tua dalam merawat pasien COVID-19.

IDAI mengeluarkan beberapa syarat dalam panduan isolasi mandiri untuk anak, seperti:

1. Syarat Isolasi Mandiri

panduan-isoman-idai-untuk-anak-yang-sakit.jpg
Foto: panduan-isoman-idai-untuk-anak-yang-sakit.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Salah satu yang perlu diketahui adalah apakah Si Kecil salah satu pasien yang perlu menjalani isoman di rumah?

Sebab, tak jarang banyak kasus anak positif COVID-19 perlu mendapatkan perawatan khusus di rumah sakit, Moms.

Nah beberapa syarat untuk anak isoman di rumah antara lan:

  • Tidak bergejala/asimtomatik
  • Gejala ringan (batuk, pilek, demam, diare, muntah dan ruam-ruam)
  • Anak aktif (bisa makan dan minum)
  • Memantau gejala atau keluhan
  • Pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari (pagi dan malam)
  • Lingkungan rumah memiliki ventilasi baik

2. Cara Mengasuh Anak Positif COVID-19

Pertolongan-Pertama-Anak-Sakit-Perut.jpg
Foto: Pertolongan-Pertama-Anak-Sakit-Perut.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Sepertinya ini salah satu yang banyak ditanyakan pada anggota keluarga yang terjangkit COVID-19.

Bagaimana cara mengasuh anak positif COVID-19? IDAI memberikan beberapa anjuran seperti:

  • Orang tua tetap dapat mengasuh anak yang positif COVID-19
  • Orang tua atau pengasuh disarankan yang berisiko rendah terhadap gejala berat COVID-19
  • Jka ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama
  • Namun, jika orang tua dan anak berbeda status COVID-19, disarankan berikan jarak tidur 2 meter, di kasur terpisah
  • Selalu berikan dukungan psikologis pada anak

Baca Juga: 4 Obat Diare untuk Anak, Efektif untuk Mengurangi Gejala

3. Aturan Masker untuk Anak COVID-19

Tips Supaya Anak Mau Pakai Masker, Ampuh!
Foto: Tips Supaya Anak Mau Pakai Masker, Ampuh!

Foto: Orami Photo Stocks

Seperti kita tahu, mengutip Centers for Disease Control and Prevention, masker untuk anak-anak dianjurkan ketika ia berusia 2 tahun ke atas.

Nah, ada pun protokol isoman terkait masker yang direkomendasikan oleh IDAI:

  • Tetap di rumah, menggunakan masker, menjaga jarak, rajin cuci tangan, dan menerapkan etika batuk.
  • Anak usia 2 tahun ke atas atau yang sudah dapat menggunakan dan melepaskan masker.
  • Dianjurkan untuk tetap menggunakan masker di rumah dan terpasang tepat.
  • Berikan "istirahat masker" jika anak berada di ruangan sendiri atau ada jarak 2 meter dari pengasuh.
  • Masker tidak perlu digunakan saat anak tidur.
  • Pengasuh yang berada di dalam ruangan yang sama harus menggunakan masker atau pelindung mata bila memungkinkan.

Selain masker, orang tua juga harus memeriksa suhu tubuh anak di pagi dan sore hari, pun dengan saturasi oksigen dan frekuensi nadinya.

Pantau laju napas, dan jangan lupa berikan bayi ASI dan anak dengan makanan bergizi. 

4. Perlengkapan dan Obat-obatan Isoman

obat COVID-19 yang disetujui BPOM
Foto: obat COVID-19 yang disetujui BPOM

Foto: Orami Photo Stocks

Dalam mengikuti panduan isolasi mandiri untuk anak dan keluarga di rumah, beberapa barang ini perlu dimiliki ya Moms.

Perlengkapan medis dan obat-obatan yang dibutuhkan seperti:

  • Termometer (pengukur suhu)
  • Oxymeter (pengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi)
  • Obat demam
  • Multivitamin

Dosis vitamin C anak-anak menurut IDAI:

1-3 tahun: max 400mg/hari

4-8 tahun: max 600mg/hari

9-13 tahun: max 1200mg/hari

14-18 tahun: max 1800mg/hari

  • Vitamin D3

Dosis vitamin D3 anak-anak menurut IDAI:

<3 tahun: 400 U/hari

Anak: 1000 U/ hari

Remaja: 2000 U/hari

Remaja obesitas: 5000 U/hari

  • Zink: 20mg/hari (selama 14 hari)

5. Protokol Kesehatan Isoman di Rumah

anjuran pakai masker untuk anak.jpg
Foto: anjuran pakai masker untuk anak.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Dalam menjalani isolasi mandiri di rumah, tentu aturan terkait protokol kesehatan perlu diperhatikan. Hal ini agar mencegah terjadinya infeksi antara anggota keluarga di rumah.

Protokol kesehatan yang dianjurkan adalah seperti:

  • Tetap di rumah
  • Memakai masker dengan benar
  • Jaga jaran antara anggota keluarga yang positif COVID-19
  • Selalu mencuci tangan
  • Menerapkan etika batuk dan bersin
  • Selalu periksa suhu tubuh pagi dan sore hari
  • Periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi
  • Pantau laju napas
  • Tetap berikan bayi ASI
  • Menerapkan makanan sehat dan gizi seimbang
  • Selalu disinfektan ruangan dengan benar menggunakan air sabun atau cairan disinfektan khusus

Moms, pastikan selalu membersihkan barang-barang di rumah yang sering dipegang seperti gagang pintu, keran, toilet, wastafel, sakelar, meja dan kursi.

Baca Juga: Selain Vaksin Sinovac, 5 Vaksin COVID-19 Ini Juga Resmi Digunakan di Indonesia

6. Aturan Isoman Bayi Positif COVID-19

Viral Bayi Meninggal di Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Padang, Ini Kronologisnya.jpg
Foto: Viral Bayi Meninggal di Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Padang, Ini Kronologisnya.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stocks

Kasus bayi lahir yang terinfeksi COVID-19 ternyata cukup banyak di Indonesia. Dalam hal ini, IDAI turut mengeluarkan aturan mengenai panduan isolasi mandiri untuk bayi yang lahir dengan positif COVID-19.

Panduan iniasi menyusui dini bayi baru lahir:

  • Dapat dilakukan bila status ibu adalah kontak erat atau suspek COVID-19.
  • Gejala ringan atau tanpa gejala serta ibu dan bayi dalam kondisi stabil.
  • Ibu dapat menyusui menggunakan APD minimal masker.
  • Selalu mencuci tangan sebelum dan memegang bayi.
  • Terapkan etika batuk dan bersin.

Adapula panduan isolasi mandiri anak dan ibu COVID-19 yang berisi:

  • Bayi sehat dari ibu suspek COVID-19 dapat dirawat gabung dan menyusu langsung dengan mematuhi protokol pencegahan secara tepat.
  • Bayi dari ibu terkonfirmasi positif COVID-19 dilakukan perawatan di ruang isolasi khusus terpisah dari ibunya.
  • Jika kondisi ibu tidak memungkinkan untuk merawat bayi, bisa dibantu anggota keluarga lain yang kompeten atau tidak terinfeksi COVID-19.
  • Dapat memberikan ASI perah sebagai asupan nutrisi bayi.
  • Pastikan ASI perah mengikuti protokol kesehatan.

7. Tanda Anak Perlu Dibawa Ke Rumah Sakit

5 Gejala Tak Biasa Migrain pada Anak, Bukan Cuma Sakit Kepala!
Foto: 5 Gejala Tak Biasa Migrain pada Anak, Bukan Cuma Sakit Kepala!

Foto: Orami Photo Stocks

Moms, isoman di rumah biasanya dilakukan selama minimal 14 hari atau anjuran dari dokter yang merawat.

Dalam waktu isolasi ini orang tua atau pengasuh harus selalu memantau gejala dan kondisi anak yang terinfeksi COVID-19.

Beberapa tanda yang perlu diwaspadai dan perlu dibawa ke rumah sakit ketika anak mengalami kondisi seperti:

  • Anak banyak tidur
  • Napas cepat

Laju napas tanda bahaya:

usia > 2 bulan: lebih atau sama dengan 60x/menit

usia 2-11 bulan: lebih atau sama dengan 50x/menit

usia 1-5 tahun: lebih atau sama dengan 40x/menit

usia >5 tahun: lebih atau sama dengan 30x/menit

  • Ada cekungan di dada dan hidung kembang kempis
  • Saturasi oksigen <95 persen
  • Mata merah, ruam, leher bengkak
  • Demam lebih dari 7 hari
  • Kejang
  • Tidak bisa makan dan minum
  • Mata cekung
  • Frekuensi BAK berkurang
  • Terjadi penurunan kesadaran

Baca Juga: Cara Cegah Penyebaran Bakteri dan Kuman pada Anak di Masa Pandemi Covid-19

8. Pasca Isoman dan Aturan Swab Test

swab test Depok.jpg
Foto: swab test Depok.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Moms, setelah menjalani isoman adapun panduan yang dikeluarkan IDAI dan perlu diperhatikan. Poin-poinnya antara lain sebagai berikut ini:

  • Umumnya gejala akan hilang 14 hari.
  • Dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari setelah terjadi gejala (H1) atau setelah swab pertama positif (bila tidak bergejala).
  • Bila tidak bisa melakukan pemeriksaan swab, maka disarankan isolasi 10 hari ditambah 3 hari setelah bebas gejala.
  • Pada penderita dengan gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa menular lebih panjang, sehingga dokter yang akan menentukan kapan selesai isolasi.

Itu dia beberapa poin penting terkait panduan isolasi mandiri COVID-19 untuk anak dan keluarga. Moms bisa melihat lebih detailnya pada Buku Diary Panduan Isolasi Mandiri Anak dengan COVID-19 oleh IDAI. Semoga membantu, Moms!

  • https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/about-face-coverings.html#:~:text=Children%20ages%202%20years%20and,and%20others%20from%20COVID%2D19.
  • https://www.idai.or.id/tentang-idai/pernyataan-idai/buku-diary-panduan-isolasi-mandiri-anak-dengan-covid-19

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb