14 November 2023

14 Penyebab Pendarahan Saat Hamil, Ini Cara Mengatasinya!

Dalam beberapa kasus termasuk normal, tapi ada juga yang disebabkan hal serius
14 Penyebab Pendarahan Saat Hamil, Ini Cara Mengatasinya!

Ketika mengalami pendarahan saat hamil, Moms tentu panik dan cemas apakah ini akan berbahaya untuk janin yang dikandung Moms atau tidak.

Saat hamil, Moms tentu akan mengalami beberapa jenis perubahan fisik pada tubuh, seperti:

Namun, Moms juga bisa mengalami beberapa kondisi yang mungkin dirasa mengkhawatirkan. Salah satunya adalah pendarahan saat hamil.

Baca Juga: Seberapa Penting Obat Pelunak Rahim untuk Ibu Melahirkan?

Penyebab Pendarahan Saat Hamil Muda

Pendarahan Saat Hamil Muda
Foto: Pendarahan Saat Hamil Muda (Freepik.com/author/drazenzigic)

Menurut jurnal Obstetrics And Gynecology, setidaknya sebanyak 30% wanita mengalami pendarahan saat hamil pada trimester pertama kehamilan.

Tetapi, terjadinya pendarahan saat hamil ini bisa menjadi bagian yang sangat normal di masa awal kehamilan.

Banyak wanita mengalami pendarahan di awal, namun memiliki kehamilan yang sehat hingga akhir.

"Pendarahan saat hamil dapat terjadi pada sekitar 20% ibu hamil," jelas dr. Zeissa Rectifa Wismayanti, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Selain itu, dr. Zeissa melanjutkan, pendarahan juga dapat terjadi dalam jumlah cukup banyak, Moms.

Terkadang, saat terjadi penempelan embrio di dinding rahim, dapat terjadi perdarahan ringan.

Sekitar 20% wanita mengalami pendarahan selama 12 minggu pertama kehamilan mereka.

Melansir American Academy of Family Physicians, hampir 1 dari 4 wanita hamil akan mengalami perdarahan selama trimester pertama mereka.

Tetapi, hanya sekitar setengah dari kasus-kasus itu yang akan menyebabkan keguguran.

Tak hanya itu Moms, berikut beberapa penyebab pendarahan saat hamil yang terjadi di trimester awal kehamilan.

1. Pendarahan Implantasi

Menurut dr. Zeissa, pendarahan implantasi adalah pendarahan saat hamil yang terjadi sekitar 7–14 hari setelah terjadi konsepsi atau pembuahan.

Biasanya perdarahan ini berhenti dalam 1–2 hari. Hal ini tidak berbahaya dan tidak membutuhkan pengobatan dan biasanya terjadi pada periode haid seharusnya terjadi.

Maka itu terkadang ibu hamil menganggap perdarahan implantasi sebagai haid dan tidak menyadari bahwa ia sedang hamil.

2. Keguguran

Karena keguguran paling sering terjadi selama 12 minggu pertama kehamilan, keguguran cenderung menjadi salah satu masalah terbesar saat hamil di awal kehamilan.

Keguguran bisa terjadi pada sekitar 15–20% kehamilan, biasanya selama 12 minggu pertama kehamilan.

Namun, pendarahan saat hamil trimester pertama tidak selalu berarti Moms keguguran atau kehilangan bayi.

Bahkan, jika detak jantung terlihat pada USG, lebih dari 90% wanita yang mengalami pendarahan vagina trimester pertama tidak akan mengalami keguguran.

Kekurangan genetik terbatas pada embrio spesifik adalah penyebab keguguran paling umum. Di beberapa kasus, keguguran ini masih bisa diselamatkan.

3. Kehamilan Ektopik

Pada kehamilan ektopik, implan embrio yang dibuahi berada di luar rahim, biasanya di tuba falopi.

Jika embrio terus tumbuh, ini dapat menyebabkan tuba falopi pecah, yang dapat mengancam jiwa Moms.

Meskipun kehamilan ektopik berpotensi berbahaya, itu hanya terjadi pada sekitar 2% kehamilan.

Gejala lain dari kehamilan ektopik adalah kram atau rasa sakit yang kuat di perut bagian bawah dan sakit kepala ringan.

Beberapa faktor yang meningkatkan risko kehamilan ektopik adalah sebagai berikut:

  • Riwayat penyakit radang panggul, operasi atau ligasi tuba fallopi.
  • Rwayat infertilitas selama lebih dari 2 tahun.
  • Memiliki IUD (alat kontrasepsi yang ditempatkan di rahim).
  • Merokok, atau sering melakukan douching.

Namun, hanya sekitar 50% wanita yang mengalami kehamilan ektopik.

4. Kelainan Pembuahan

Penyebab berikutnya adalah kelainan pembuahan yang menghasilkan pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim.

Pada beberapa kasus, hanya ada jaringan abnormal di uterus dan tidak ada janin.

Kemudian ada pula yang mengalami pertumbuhan jaringan abnormal bersama dengan kehadiran janin dengan cacat lahir yang parah.

Janin biasanya dikembangkan oleh pertumbuhan abnormal jaringan di rahim dan pada kasus seperti ini tidak dapat menghasilkan janin normal atau melahirkan.

Baca Juga: 4 Risiko Setelah Hamil Anggur yang Bisa Terjadi

5. Kehamilan Molar (Trofoblas Gestasional)

Pendarahan saat hamil pada kondisi ini cukup sering dialami sebagian wanita.

Ini adalah kondisi yang sangat langka di mana jaringan abnormal tumbuh di dalam rahim, bukan di bayi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, jaringan memiliki sifat kanker dan dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Gejala-gejala lain dari kehamilan molar adalah mual dan muntah yang parah, serta pembesaran rahim yang cepat.

6. Perubahan Serviks

Selama kehamilan, darah ekstra mengalir ke serviks. Hubungan seksual atau tes pap smear, yang menyebabkan kontak dengan serviks, dapat memicu perdarahan.

Jenis pendarahan saat hamil yang satu ini tidak mengkhawatirkan.

7. Infeksi Rahim

Setiap infeksi serviks, vagina, atau infeksi menular seksual (seperti klamidia, gonore, atau herpes) dapat menyebabkan pendarahan saat hamil pada trimester pertama.

8. Gagal Embrio

Penyebab pendarahan saat hamil, mungkin Moms mengalami blighted ovum (juga disebut gagal embrio).

Ultrasonografi akan menunjukkan bukti kehamilan intrauterin, yaitu embrio gagal berkembang sebagaimana mestinya di lokasi yang tepat.

Baca Juga: Ini Penyebab Pendarahan Subkorionik saat Hamil, Waspada!

Hal ini dapat terjadi jika janin tidak normal dalam beberapa hal.

Sedangkan, pendarahan juga bisa terjadi saat hamil semester kedua. Yuk, kita cari tahu penyebabnya,...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb