28 Agustus 2019

Pengalaman Si Kecil Pindah Pertama Kali, Sempat Rasakan Rindu dengan Kamar dan Teman-temannya

Kana sempat merasa dirinya rindu dengan teman-teman dan kamarnya di Bogor
Pengalaman Si Kecil Pindah Pertama Kali, Sempat Rasakan Rindu dengan Kamar dan Teman-temannya

Oleh Kristi (31 th), Ibu dari Kana (4 th), Anggota WAG Orami Toddler (8) dan Mompreneurs (6)

Pindah rumah tentu menjadi sebuah tantangan, tidak hanya bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Setelah menikah, saya ikut dengan suami untuk tinggal di Bogor. Rumah tersebut sudah dibeli olehnya jauh sebelum kami menikah.

Rumah tersebut hampir tidak pernah ditinggali, jadi kami berdua perlu mengisi dengan perabotan. Di komplek rumah kami, hubungan antartetangga baik dan guyub. Saya merasa nyaman untuk tinggal di rumah mungil tersebut.

Singkat cerita, hanya jarak 3 bulan, saya pun positif hamil. Kami berdua merasa bersukacita. Lalu, di awal bulan Februari 2015 lahir anak perempuan kami yang bernama Kana. Senang rasanya, karena sejak bayi, Kana sudah punya banyak teman yang bermain ke rumah.

Baca Juga: Tips Pintar jadi Orang Tua Baru Zaman Now

Jarak Rumah yang Terlalu Jauh dengan Mobilitas Pekerjaan

Pengalaman Pindahan Bagi Si Kecil-5.jpg
Foto: Pengalaman Pindahan Bagi Si Kecil-5.jpg (Orami/Yanian Ade Kristi)

Foto: Orami/Yanian Ade Kristi

Kana sangat nyaman dengan lingkungan rumah di Bogor ini. Dia mempunyai banyak teman yang sangat dekat yang hampir setiap hari bermain bersama.

Saat Kana berusia 3 tahun, ayahnya mencoba bisnis baru. Bisnisnya tersebut mengharuskan sang ayah untuk bertemu banyak orang, dan karena waktunya fleksibel, maka bisa saja larut malam pun ia baru bisa pulang. Relasi kerjanya juga kebanyakan berlokasi di Jakarta dan Tangerang.

Karena perjalanan cukup jauh dari Jakarta ke Bogor, seringkali suami saya tiba di rumah lewat jam dua belas malam. Saat weekend ia juga bekerja, saya dan Kana pun ikut.

Lama-lama, kami cukup lelah karena jauhnya jarak tersebut. Lalu, kami berpikir untuk berencana pindah rumah. Pilihannya saat itu di Jakarta atau Tangerang Selatan. Kami lalu mulai mencari rumah kontrakan.

Sekitar bulan Agustus 2018, kami mendengar Eyang Kana yang tinggal di Tangerang Selatan mengalami sakit infeksi pankreas dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu, langsung kami putuskan untuk mencari kontrakan di Tangerang Selatan agar dekat dengan Eyang.

Saya mulai berbicara pada Kana bahwa kami tidak tinggal di rumah Bogor lagi, tetapi mengontrak rumah di BSD dekat Eyang.

Kana mulai banyak bertanya, "Bagaimana nanti mainan-mainanku?", "Aku tidur sama siapa?", "Tidur di rumah siapa?", "Kalau aku mau bermain dengan teman-temanku bagaimana?", dan pertanyaan-pertanyaan lain.

Saya dan suami menjawab dan menjelaskan setiap pertanyaan dari Kana. Saya beri penjelasan mengapa kami harus pindah. Saya juga bertanya apa yang dirasakan Kana. Saya mencoba berempati dengan apa yang dirasakan olehnya.

Baca Juga: Paniknya Saya sebagai Ibu Baru saat Melihat Anak Kejang karena Demam

Lingkungan Baru, Kebiasaan Baru

Pengalaman Pindahan Bagi Si Kecil-1-2.jpg
Foto: Pengalaman Pindahan Bagi Si Kecil-1-2.jpg (Orami/Yanian Ade Kristi)

Foto: Orami/Yanian Ade Kristi

Kami sangat bersyukur karena Kana mau mengerti dan menjalani proses pindah rumah dengan senang. Meskipun kalau boleh jujur, saya dan suami cukup berat juga meninggalkan rumah Bogor.

Saya dan suami berharap, keluarga kami bisa punya kehidupan yang lebih baik lagi nantinya.

Kami tidak memindahkan barang dengan sekaligus, melainkan dengan cara mencicil. Untuk barang-barang besar seperti kasur dan kulkas, kami menggunakan truk jenis engkel box, yang disewa dengan aplikasi kendaraan online.

Sesampainya di rumah BSD, kami mengatur barang-barang. Sungguh hari itu adalah hari yang melelahkan.

Setelah satu minggu kami tinggal di rumah baru, Kana sepertinya mulai merindukan rumah di Bogor. Dia berkata bahwa ia rindu dengan teman-temannya di Bogor, kangen juga dengan kamarnya di Bogor.

Saya pikir, lembut sekali hati anak kecil ya, ternyata ia memiliki tantangan yang harus ia hadapi dalam pengalaman ini.

Sebagai ibunya, saya bersyukur karena Kana bisa mengutarakan perasaannya. Saya berusaha menguatkannya dengan mengajak ia bermain, masak bersama, jalan sore bersama, dengan harapan bisa bertemu dengan teman baru di lingkungan barunya ini.

Baca Juga: Serunya Menikmati Tahun Pertama bersama Bayi Prematur

Tak terasa, sudah hampir satu tahun kami tinggal di rumah baru. Banyak pelajaran yang keluarga kami dapat ambil dari pengalaman ini.

Sebentar lagi Kana akan masuk usia TK. Semoga kelak, ia semakin memiliki banyak mendapat teman dan pengalaman berharga lainnya. Tentu saja, ia juga tidak akan melupakan teman-temannya yang ada di Bogor.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb