10 Juni 2016

Pentingnya Pendidikan Seks bagi Anak

Bukan hal yang tabu untuk dibicarakan
Pentingnya Pendidikan Seks bagi Anak

Foto: Orami Photo Stock

Usia anak-anak adalah masa di mana mereka ingin mencari tahu dan mengenal hal-hal baru yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, orangtua harus mampu menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan dari anak-anaknya. Namun, bagaimana jika muncul pertanyaan dari anak yang tergolong sensitif? Misalnya, seputar dunia seks? Lantas, tak jarang pula orangtua membalasnya dengan kalimat “Ah, kamu masih kecil belum boleh tahu yang seperti itu!”. Kemudian, bagaimana dan kapan kita boleh memberikan edukasi mengenai seks kepada anak?

Bukan Hal yang Tabu

Mayoritas masyarakat Indonesia menilai seks dan reproduksi adalah sesuatu yang “tabu” untuk dibicarakan kepada anak-anak. Padahal, memberikan edukasi dini tentang seks tidak dapat dijelaskan sekali saja, tetapi harus bertahap. Pendidikan seks sebaiknya dimulai ketika anak berusia 2 tahun dan dilanjutkan bertahap sampai usia 17 tahun. Pada usia 2 tahun, perkembangan otak anak sangat pesat hingga mencapai 80% sehingga pendidikan yang ditanamkan akan lebih terekam dalam diri sang buah hati.

Manfaat Pendidikan Seks

Pentingnya pengetahuan mengenai seks sejak dini dapat mencegah anak-anak mencari sumber yang salah guna mendapatkan jawaban dalam pertanyaannya. Manfaat dari pentingnya pendidikan seks bagi anak adalah anak dibekali dengan pengetahuan bahaya hubungan seks di usia muda, pelecehan seksual, dan rasa ingin tahu yang berlebihan sehingga si anak mencari tahu sendiri secara diam-diam, misalnya menonton video porno. Hal ini justru akan membahayakan pikiran anak.

Pengawasan dari Orangtua

Dalam menyampaikan pendidikan seks, tentu saja orangtua harus menyesuaikan dengan usia si anak dan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Peran kedua orangtua sangatlah penting, anak laki-laki sebaikanya menerima penjelasan dari ayahnya dan anak perempuan menerima penjelasan dari ibunya. Bukan hanya melakukan pendidikan seks kepada anak saja, melainkan orangtua juga harus melakukan pengawasan terhadap perkembangan seks anak. Misalnya, bagi anak perempuan Anda harus tahu kapan dia mulai menstruasi.

Dengan adanya komunikasi yang terbuka, maka anak menjadi lebih mudah terpantau oleh orangtuanya dan merasa tidak takut untuk bertanya perihal seks maupun reproduksi. Penyampaian yang jujur, wajar, dan sederhana beguna untuk membentuk konsep diri anak yang positif. Selain itu, anak juga mampu melindungi kesehatan diri dan menjaga diri dari kekerasan seksual yang sudah marak dibicarakan.

Foto: getty images

(DA)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb