16 September 2022

11+ Penyebab Mual Setelah Makan, Bukan Hanya karena GERD!

!, yuk cari tahu penyebabnya!
11+ Penyebab Mual Setelah Makan, Bukan Hanya karena GERD!

Apakah Moms pernah merasa mual usai makan? Kira-kira, apa penyebab mual setelah makan yang Moms alami, ya?

Moms mungkin akan sepakat bahwa makan termasuk ke dalam kebutuhan setiap orang.

Dengan makan, tubuh dapat menghasilkan energi sehingga aktivitas harian dapat berjalan optimal.

Namun, pernahkah Moms mengalami mual setelah makan?

Padahal biasanya, makan merupakan cara yang dapat membuat seseorang kenyang dan lebih nyaman menjalani hari.

Mengapa pada saat-saat tertentu, justru mual dan keinginan muntahlah yang datang?

Apakah kondisi ini memiliki penyebab yang mendasarinya?

Lalu, bagaimana cara mengatasi rasa mual setelah makan dan pencegahannya? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini, Moms.

Baca Juga: Mengenal 13 Jenis Kacang-Kacangan, Makanan Sehat untuk Kehamilan

Penyebab Mual Setelah Makan

Mual
Foto: Mual (Orami Photo Stocks)

Mual dan muntah adalah mekanisme tubuh merespon ketidakberesan pada makanan yang kita makan atau pada saluran pencernaan kita.

Apa saja yang menyebabkannya?

1. Gangguan Lambung

Pada sebagian orang setelah makan, perut seperti penuh sesak dan kurang nyaman.

Bahkan berefek pada tubuh yang kelihatan loyo seperti orang mabuk.

Anehnya, saat makanan dimuntahkan, tubuh jadi terasa normal. Sebenarnya apa penyebabnya?

Ternyata menurut Carolyn Newberry, M.D., ahli gastroenterologi di New York-Presbyterian, perasaan yang tidak nyaman pada perut dapat dimulai dengan gejala mual.

Hal ini dapat dikaitkan dengan masalah lambung.

Perasaan mual akan berlanjut menjadi muntah, yaitu kondisi pada saat isi perut dikeluarkan secara paksa melalui mulut.

2. Asam Lambung Naik

Mual Setelah Makan
Foto: Mual Setelah Makan (Orami Photo Stock)

Salah satu hal yang dapat memicu rasa mual setelah makan, ialah asam lambung naik.

Maka, penting bagi penderita maag dan asam lambung untuk mengetahui beberapa makanan yang harus dihindari.

Umumnya yang bersifat asam, pedas kaya lemak dan berminyak. Sementara itu, minuman yang harus dihindari adalah kopi, cokelat, susu, dan alkohol.

Biasanya asam lambung akan kambuh ketika mengonsumsi hal-hal di atas.

Gejalanya seperti perut kembung, mual-mual, sesak pada dada atau perut, bahkan sering membuat orang tersebut muntah.

3. Alergi

Mual dan muntah setelah makan bisa disebabkan oleh alergi pada makanan.

Kadang, alergi makanan ini seringkali tidak disadari oleh penderita.

“Alergi akan membuat reaksi dari sistem kekebalan tubuh kita yang membuat dilepaskannya zat kimia layaknya histamin sehingga membuat gejala seperti gatal-gatal, mual, muntah, dan lain-lain,” jelas Dr Newberry.

Beberapa contoh alergi pada makanan antara lain kacang, telur, makanan laut, atau susu.

4. Keracunan Makanan

Nafsu Makan Turun
Foto: Nafsu Makan Turun (Orami Photo Stock)

Makanan yang telah kedaluwarsa atau mengandung bahan berbahaya tentu sangat membahayakan bagi tubuh yang memakannya.

Terutama dikarenakan pada makanan tersebut mengandung bakteri, virus, parasit atau bahan kimia tertentu.

Tak lama setelah memakannya, tubuh akan merasa mual-mual, muntah, diare, demam bahkan dapat berujung kematian.

Muntah adalah mekanisme yang sangat normal bila mengalami keracunan makanan.

Baca Juga: 4 Tips Memberi Makan Anak Saat Muntah-muntah

5. Pengaruh Hormon Kehamilan

Mengutip laman Medical News Today, pengaruh hormon kehamilan bisa saja menjadi penyebab mual setelah makan.

Mual setelah makan sering terjadi selama kehamilan, terutama di pagi hari.

Namun, mual setelah makan juga bisa terjadi sepanjang hari tanpa waktu tertentu.

Beberapa ibu hamil akan mengalami mual sebelum makan. Orang lain akan merasa mual segera setelah makan.

Perasaan mual ini biasanya akan dimulai selama bulan ke-2 kehamilan.

Mual selama kehamilan tidak berbahaya bagi bayi atau ibu dan biasanya akan hilang pada bulan ke-4 kehamilan.

Kadar hormon yang meningkat selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada sistem pencernaan dan tubuh.

Ini berarti, makanan lebih lama berada di perut dan usus kecil. Hal ini juga mungkin menjadi penyebab mual setelah makan selama kehamilan.

Hormon kehamilan dapat mengendurkan hubungan antara kerongkongan dan perut sehingga menyebabkan peningkatan refluks asam, yang dapat menyebabkan mual.

Indra penciuman yang meningkat selama kehamilan juga dapat memperparah mual.

6. Serangan GERD

GERD atau Gangguan Refluks
Foto: GERD atau Gangguan Refluks (Babycenter.com)

Penyebab mual setelah makan dan masalah pencernaan lainnya mungkin dapat disebabkan oleh organ di dalam sistem pencernaan yang berhenti berfungsi dengan baik.

Misalnya, penyakit gastroesophageal (GERD) terjadi ketika cincin otot antara esofagus dan lambung mengalami malfungsi sehingga menyebabkan asam lambung masuk ke esofagus.

GERD menyebabkan sensasi terbakar di seluruh kerongkongan yang dikenal sebagai mulas dan mungkin menjadi penyebab mual setelah makan.

Selain itu, penyakit pada kantung empedu juga dapat mengganggu pencernaan lemak dan dapat menyebabkan mual setelah makan makanan tinggi lemak.

Pasalnya, kantung empedu bertanggung jawab untuk melepaskan empedu untuk membantu mencerna lemak.

Pankreas melepaskan protein dan hormon yang diperlukan untuk pencernaan.

Jika organ ini menjadi meradang atau terluka, yang dikenal sebagai pankreatitis, mual sering terjadi bersamaan dengan gejala dan nyeri usus lainnya.

7. Gangguan Makan

Perlu Moms ketahui bahwa adanya gangguan psikologis juga bisa menjadi penyebab mual setelah makan.

Anorexia nervosa dan bulimia nervosa adalah gangguan makan paling umum yang ditandai dengan kebiasaan makan yang tidak normal.

Anorexia nervosa dapat menyebabkan mual akibat asam lambung berlebih atau kelaparan.

Sementara bulimia nervosa dapat menyebabkan mual setelah makan karena keharusan untuk memuntahkan makanan yang dikonsumsi.

8. Sindrom Iritasi Usus Besar

Sindrom Iritasi Usus Besar
Foto: Sindrom Iritasi Usus Besar (Orami Photo Stock)

Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus besar adalah kondisi kronis yang dapat menyebabkan kembung dan perut bergas.

Pada beberapa orang, hal ini juga bisa menjadi penyebab mual setelah makan.

Dikutip dari Healthline, mual pada orang yang menderita IBS sering kali dikaitkan dengan gejala umum lainnya seperti rasa kenyang, sakit perut, dan kembung setelah makan.

Satu penelitian terhadap pasien dengan IBS melaporkan bahwa gejala mual relatif umum.

Di antara wanita dengan IBS, hampir 40% pasien melaporkan bahwa mereka pernah mengalami mual.

Studi yang sama menemukan bahwa hampir 30% pria dengan IBS pernah mengalami mual juga.

Baca Juga: Anoreksia pada Anak, Bagaimana Gejala dan Cara Mengatasinya?

9. Infeksi Virus atau Bakteri

Faktanya, penyebab mual setelah makan juga dapat terjadi karena infeksi virus atau bakteri.

Melansir Cleveland Clinic, infeksi virus menyebabkan penderita mengalami mual tepat setelah makan, umumnya berlangsung 24 hingga 48 jam.

Selain itu, terdapat juga gejala lainnya yang dirasakan seperti demam, nyeri otot, dan nyeri sendi.

Umumnya mempengaruhi seluruh tubuh dan datang dengan cepat dan biasanya hilang dengan sendirinya.

10. Makan Berlebihan

Makan Makanan Sehat
Foto: Makan Makanan Sehat (Freepik.com/jcomp)

Nyatanya, kebiasaan makan berlebihan bisa membuat perut terasa mual dan keinginan untuk muntah, lho.

Makan berlebihan bisa terjadi saat "makan sambil bosan".

Alih-alih makan saat lapar, banyak orang cenderung makan karena kebiasaan, bosan, atau ketika terlalu banyak tugas.

Akibatnya, kadar makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dapat terukur dan berlebihan.

Moms dapat menghindarinya dengan mencoba mengikuti rutinitas dan menyisihkan waktu untuk makan teratur jika memungkinkan.

Cara ini juga membantu untuk menyajikan makanan dalam menjaga kontrol porsi.

11. Efek Samping Obat-Obatan

Selain karena gangguan pencernaan, penyebab mual setelah makan juga bisa karena pengaruh obat-obatan.

Beberapa obat seperti obat saraf, obat antikejang, obat diabetes, dan obat pengubah suasana hati dapat memengaruhi nafsu makan dan akhirnya menyebabkan mual.

Obat umum lainnya yang menyebabkan mual adalah narkotika berbasis opioid dan obat pereda nyeri lainnya.

12. Gula Darah Tinggi

Periksa Kadar Gula Darah
Foto: Periksa Kadar Gula Darah (Pexels.com/PhotoMIX Company)

Memiliki gula darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah juga dapat menyebabkan mual.

Tetapi jika Moms memiliki riwayat diabetes yang panjang, meskipun terkontrol dengan baik, ini juga dapat mengembangkan rasa mual.

Hal ini akibat apa yang disebut gastroparesis atau gangguan pencernaan, terkait dengan diabetes.

Ini berarti perut tidak bekerja dan bergerak sebagaimana mestinya, dan mencerna makanan bisa menjadi proses yang lambat.

Baca Juga: 9 Obat Alami Kolesterol serta Buah-buahan yang Mampu Menurunkan Kolesterol!

Cara Mengatasi Penyebab Mual Setelah Makan

Penanganan Mual Setelah Makan
Foto: Penanganan Mual Setelah Makan (Orami Photo Stock)

Beberapa tindakan yang mungkin akan dilakukan dokter, meliputi tes darah atau urine, tes kulit, tes menelan, kolonoskopi atau endoskopi bagian atas, CT scan atau MRI perut.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab mual setelah makan.

Perawatan akan tergantung pada diagnosis dan dapat sangat bervariasi pada setiap pasien.

Misalnya, penderita GERD atau mulas mungkin memerlukan pengobatan dengan obat penghambat asam atau antibiotik untuk bakteri lambung.

Orang dengan riwayat reaksi alergi atau intoleran harus menghindari makanan tertentu.

Dalam kasus virus perut, orang harus tetap terhidrasi dengan baik dan makan makanan lunak begitu mual berkurang.

Kondisi yang lebih parah, seperti penyakit kantung empedu, mungkin memerlukan pembedahan.

Baca Juga: 11 Cara Mengatasi Muntah pada Anak Balita dengan Cepat

Pencegahan Mual Setelah Makan

Pencegahan Mual Setelah Makan
Foto: Pencegahan Mual Setelah Makan (Orami Photo Stock)

Beberapa tips yang dapat membantu mencegah penyebab mual setelah makan antara lain:

  • Konsumsi makanan yang mudah dicerna, seperti kerupuk, nasi putih, atau roti bakar kering.
  • Membatasi makan saat mual sambil terus minum.
  • Jahe mungkin dapat membantu, dengan cara diolah menjadi minuman hangat dan segar.
  • Menghindari susu atau makanan berserat tinggi.
  • Mencoba mengunyah permen karet atau mengisap permen.
  • Minum cairan secara teratur, tetapi dalam jumlah kecil sampai mual membaik.
  • Makan dalam porsi lebih kecil, tetapi makan lebih sering.

Pencegahan ini dilakukan agar perut tetap terasa nyaman ketika makan dan tidak memicu keinginan untuk muntah.

Baca Juga: 5 Manfaat Jahe Emprit untuk Kesehatan, Efektif Meredakan Mual!

Kapan Harus ke Dokter?

Beberapa penyebab mual setelah makan mungkin menjadi sesuatu yang tidak terlalu serius, tetapi Moms tidak bisa mengabaikannya.

Apabila rasa mual setelah makan terus muncul selama berhari-hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Anak-anak yang mengalami mual setelah makan mungkin membutuhkan perhatian lebih.

Segera berobat ke dokter jika terdapat kondisi sebagai berikut:

  • Anak yang mual juga menunjukkan gejala lain, seperti demam atau kesulitan bernapas
  • Anak di bawah 6 bulan muntah
  • Mual setelah makan terjadi pada anak berusia di atas 6 bulan
  • Muntah dan demam lebih dari 38,5° Celsius
  • Anak muntah-muntah selama lebih dari 8 jam
  • Anak muntah darah
  • Anak tidak mengeluarkan air seni lebih dari 8 jam
  • Anak mengantuk secara tidak normal
  • Anak mengalami sakit perut selama 2 jam
  • Anak mengeluhkan rasa nyeri atau sakit kepala

Baca Juga: 8 Proses Pencernaan Makanan dan Cara Menjaga Kesehatannya!

Demikian penjelasan tentang penyebab mual setelah makan, beserta penanganan dan pencegahannya.

Jangan anggap sepele kondisi ini, ya, Moms. Segera berobat ke dokter untuk penanganan lebih lanjut!

  • https://health.clevelandclinic.org/why-do-i-have-nausea-after-i-eat/#:~:text=Some%20common%20causes%20could%20be,to%20name%20just%20a%20few.
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/317628
  • https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-nausea-vomiting
  • https://www.healthline.com/health/nausea-after-eating

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb