28 Oktober 2021

5 Cara Bantu Si Kecil Kelola Stres agar Daya Tahan Tubuh Terjaga

Coba di rumah Yuk, Ma
5 Cara Bantu Si Kecil Kelola Stres agar Daya Tahan Tubuh Terjaga

Stres tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga bisa dialami anak-anak. Penyebab stres pada anak beragam, mulai dari pola asuh hingga lingkungan sekitar.

Banyak orang tua yang tidak menyadari saat anak mengalami stres. Kebanyakan orang tua menganggap bahwa stres hanya bisa dialami oleh orang dewasa.

Elizabeth Pantley, penulis The No-Cry Separation Anxiety Solution, mengatakan bahwa setiap anak bisa jadi merasakan dan menunjukkan tanda yang berbeda saat mengalaminya.

"Setiap anak itu unik dan akan menunjukkan tanda-tanda stres sesuai pribadinya sendiri, sehingga orang tua harus waspada terhadap perilaku dan tindakan yang tidak biasa atau mencurigakan," jelasnya.

Lantas, seperti apa penyebab stres pada anak dan bagaimana cara mencegahnya? Mari kita simak, Ma.

Baca Juga: Sakit Perut Hilang Timbul Pada Anak 5 Tahun, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ciri-Ciri Stres pada Anak

anak ngompol
Foto: anak ngompol (shutterstock)

Foto: Orami Photo Stock

Stres adalah reaksi tubuh yang terjadi pada kondisi tertentu. Stres biasanya muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau sesuatu yang baru.

Saat mengalami situasi-situasi tersebut, tubuh akan menunjukkan respon dan perubahan pada fisik maupun mental. Hal ini terjadi secara alami, dan menyebabkan tubuh melepas hormon bernama adrenalin dan kortisol.

Anak-anak juga bisa mengidap stres layaknya orang dewasa. Sayangnya, stres pada anak sering dianggap sepele dan bahkan orangtua tidak menyadarinya karena mereka bukan termasuk yang mudah mengungkapkan apa yang sedang dirasakan atau dipikirkannya

Padahal jika stres pada anak dibiarkan akan memengaruhi perilakunya. Sebelum terlambat, Ma harus mengetahui ciri-ciri stres pada anak berikut ini:

1. Muncul Keluhan Fisik

Perubahan kondisi fisik juga bisa menjadi tanda Si Kecil mengalami stres. Hal ini menyebabkan Si Kecil mudah merasa lemas, pusing, migrain, gangguan pencernaan, nyeri otot, serta jantung berdebar.

Stres juga sering ditandai dengan sulit tidur di malam hari, tubuh gemetar, kaki terasa dingin dan berkeringat, mulut kering, hingga sulit menelan.

2. Perubahan Emosi

Ciri-ciri stres pada anak selanjutnya adalah perubahan emosi. Kondisi ini menyebabkan Si Kecil rewel, merasa frustasi, dan suasana hati menjadi mudah berubah-ubah atau mood swing.

Sebuah penelitian Instituto de Neurociencias menunjukkan bahwa, anak yang mengalami stres umumnya akan sulit untuk menenangkan pikiran, merasa rendah diri, kesepian, bingung, menghindari orang lain, sulit mengendalikan diri, hingga depresi.

Baca Juga: 6 Cara Bermain Rubik Buat Anak-anak dan Manfaatnya

3. Perubahan Perilaku

Stres tidak hanya memengaruhi perubahan emosi tetapi juga perubahan perilaku Si Kecil.

Kondisi ini menyebabkan penurunan nafsu makan, tidak fokus dan sering menghindari tanggung jawab, sering gugup, hingga mudah marah atau tersinggung.

4. Mengalami Kemunduran Kemampuan

Mama mungkin heran Si Kecil mulai mengompol atau menghisap jari lagi padahal sebelumnya tidak pernah, tetapi perilaku ini bisa menandakan stres pada anak, lho.

Hal ini disebabkan karena terlalu banyak pikiran yang ada di kepala Si Kecil sehingga lupa ke toilet atau reflek menghisap jarinya untuk menutupi ketakutannya.

5. Susah Tidur

Seperti halnya pada orang dewasa, stres pada anak juga akan menimbulkan gangguan pola tidur. Si Kecil akan mengalami sulit tidur atau sering terbangun tiba-tiba di tengah malam karena mimpi buruk.

Baca Juga: Mengenal Phantom Pain, Nyeri pada Bagian Tubuh yang Sudah Diamputasi

Dampak Stres pada Anak

anak sakit
Foto: anak sakit

Foto: Orami Photo Stock

Saat Si Kecil merasa stres, semua sistem dalam tubuh mereka akan meresponnya dengan cara yang berbeda-beda. Stres kronis dapat berdampak pada kesehatan anak secara keseluruhan.

Sebuah penelitian Journal of Caring Sciences menunjukkan bahwa, stres pada anak dapat menyebabkan sistem imun tubuh mereka menurun.

Hal ini karena saat stres tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang akan menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan untuk melawan zat asing.

Si Kecil yang mengalami stres kronis akan lebih rentan untuk terkena penyakit, seperti influenza, flu biasa, atau penyakit infeksi lainnya. Stres kronis juga membuat anak lebih lama untuk sembuh dari sakit atau cedera.

Dampak stres lainnya adalah perubahan perilaku pada Si Kecil. Kondisi stress dapat menimbulkan pandangan negatif anak terhadap lingkungan sekitar dan dirinya sehingga menurunkan penghargaan (self-worth) pada dirinya sendiri serta menghilangkan kesenangan dalam berinteraksi.

Baca Juga: Simak Cara Menanam Rumput Gajah, Taman Tampak Indah Nan Sederhana

Penyebab Stres pada Anak

anak sedih dan murung
Foto: anak sedih dan murung

Foto: Orami Photo Stock

Penyebab stres pada anak dapat berupa sesuatu dari luar, seperti masalah di sekolah, perubahan dalam keluarga, atau konflik dengan teman.

Penyebab stres pada anak juga dapat disebabkan oleh perasaan dan tekanan internal, seperti ingin berprestasi di sekolah atau menyesuaikan diri dengan teman sebaya.

dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ (K), dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan psikiatri anak dan remaja RS Pondok Indah - Bintaro Jaya dan mengatakan bahwa, anak-anak memiliki beragam emosi atau perasaan selayaknya orang dewasa.

Berikut ini penyebab stres pada anak sesuai dengan usianya:

1. Usia 1-3 Tahun

Pada usia ini Si Kecil mulai merasakan kecemasan berpisah saat meninggalkan orang tua atau pengasuh hingga kecemasan sosial dalam situasi baru dengan anak-anak lain.

Selain itu, belajar menggunakan toilet, perubahan dalam keluarga seperti saudara kandung baru, orang tua yang rentan stres, atau paparan hal-hal traumatis yang ia lihat di televisi dapat menyebabkan balita merasa tertekan.

Dampaknya adalah mungkin balita akan mengalami keterlambatan bicara, menangis, sering mengamuk, atau sangat menarik diri.

Mereka mungkin juga memiliki masalah dengan berkonsentrasi, tidur, pencernaan, atau bergaul dengan atau mempercayai orang lain.

2. Usia 3-5 Tahun

Si Kecil mulai ikut kelas ini dan itu bahkan sudah masuk ke jenjang pendidikan. Masalah sosial di sekolah pasti dapat menjadi penyebab stres pada anak.

Konflik atau perubahan seperti masalah di rumah, kehilangan orang yang dicintai atau hewan peliharaan, dan kekhawatiran tentang hal-hal buruk yang terjadi seperti bencana alam, terorisme, atau terpisah dari keluarga, ini pun dapat menyebabkan tekanan ekstrem anak prasekolah.

Akibatnya, Si Kecil mengalami sakit kepala atau sakit perut, menjadi murung, mengganggu, atau menarik diri. Ia juga kerap mengalami masalah tidur, sulit fokus, mengisap jempol atau memutar-mutar rambut, mengompol, hingga menjadi clingy.

Baca Juga: Agar Tetap Aman, Kenali Kriteria Mainan Anak yang Ideal untuk Si Kecil

Cara Mengelola Stres pada Anak

anak belajar
Foto: anak belajar

Foto: Orami Photo Stock

Pengasuhan anak memang merupakan hal yang menantang. Namun, sebagai orangtua penting mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebab stres pada anak agar tidak terjadi.

Berikut ini beberapa cara mencegah stres pada anak yang bisa orangtua lakukan.

1. Jaga Suasana Hati

Sebelum mencegah penyebab stres pada anak, penting untuk mood orangtua agar tetap tenang.

Setelah orangtua bisa menjaga diri sendiri, maka bisa menolong dan menjaga kestabilan emosi anak. Jika anak menunjukkan tanda stres, coba ajak anak merangkum memori yang membuatnya bahagia.

2. Membangun Bonding

Melansir Current Behavioral Neuroscience Reports, hubungan anak-anak membentuk cara mereka melihat dunia dan memengaruhi semua bidang perkembangan mereka.

Melalui hubungan dengan orang tua, anggota keluarga dan pengasuh lainnya, anak-anak belajar tentang dunia mereka. Maka dari itu, saat bersama anak penting untuk membangun kedekatan, seperti mengobrol.

dr. Anggia menjelaskan bahwa mengobrol dengan anak bisa mencegah dari penyebab stres pada anak. Tetapi, cara berkomunikasi yang diterapkan harus dua arah bukan satu arah saja.

"Seringkali saya mendapatkan cerita dari anak-anak, mereka mengalami stres karena banyak dicurhatin sama orang tuanya, tanpa sadar. Orang tua seharusnya tahu bahwa anak-anak juga memiliki perasaan dan daya ingat," ucap dr. Anggia.

Baca Juga: Cara Mengajarkan Anak Bahasa Asing Sejak Kecil

3. Pahami Karakteristik Anak

Ma, memahami karakteristik anak bisa menjadi salah satu cara mencegah terjadinya penyebab stres pada anak. Secara umum, ada 3 tipe karakteristik, yaitu:

  • Easy Child, secara umum anak memiliki mood yang baik, cepat beradaptasi dengan rutinitas, suasana, atau pengalaman baru.
  • Slow to Warm Up Child, anak agak lebih sulit dan membutuhkan waktu beradaptasi, membutuhkan banyak dorongan, lebih sering menangis, sering dikatakan sebagai anak pemalu. Jangan memaksa anak untuk cepat akrab dengan orang lain,ya!
  • Difficult Child, anak sulit beradaptasi, tetapi ia bukan anak nakal. Ia hanya bingung terhadap perubahan. Suasana hatinya cenderung negatif sehingga moodnya harus dijaga. Sering dianggap sebagai anak susah diatur. Beri dukungan sebanyak mungkin, ya Ma!

Dengan mengetahui karakteristik anak, orangtua bisa mencegah penyebab stres pada anak dengan menerapkan pola asuh sesuai dengan karakteristiknya.

Melansir American Journal on Intellectual and Developmental Disabilities melaporkan bahwa, adanya hubungan antara stres pengasuhan dan masalah perilaku anak dari usia 3 hingga 9 tahun di antara 237 anak, 144 di antaranya biasanya berkembang dan 93 yang diidentifikasi mengalami keterlambatan perkembangan.

4. Ciptakan Kebiasaan seperti sebelum COVID-19

Saat pandemi, mau tidak mau anak lebih lekat dengan gadget. Hal ini jelas perlu dikontrol.

Caranya, dengan menciptakan kebiasaan atau jadwal seperti yang dilakukan sebelum COVID-19 menyerang.

Menurut Meriyati, M.Psi, Psi, Psikolog RS Pondok Indah - Puri Indah, yang terpenting, orang tua ikut terlibat aktif saat anak-anak memegang gawai.

Dengan begitu, menghindarkan anak terbuai pada akun-akun yang menghadirkan konten negatif.

" Pengasuhan digital tidak hanya sebatas dialog dan pemasangan fitur-fitur parenting control. Namun, tetap diperlukan pendampingan secara psikologis untuk anak dan remaja yang berkaitan dengan teknologi maupun internet," jelas Meriyati.

5. Jaga Pola Makan

Menerapkan pola hidup sehat setiap hari pada anak selain untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, juga bisa mencegah depresi lho.

Sebab, apa yang Si Kecil makan dan minum setiap harinya ternyata berpengaruh terhadap naik turunnya suasana hati.

Ini karena beragam zat gizi memainkan peran penting untuk menunjang fungsi otak, kekebalan tubuh, mengatur tekanan darah, hingga mengeluarkan racun.

Melansir The Journal of Physiology, makanan dengan kandungan serat tinggi dapat membantu mengurangi stres. Hal ini karena bakteri yang bersarang di dalam usus bisa membantu menurunkan tingkat kecemasan serta stres pada tubuh.

Mama juga bisa memberikan Si Kecil buah, sayur, dan susu setiap harinya agar mereka lebih sehat.

Baca Juga: Kenali Metode Belajar Anak, Apakah Gaya Belajar Visual, Audio, atau Kinestetik?

Lengkapi Asupan Nutrisi Si Kecil agar Daya Tahan Tubuh Terjaga dengan Nutrilon Royal Actiduobio+

Agar daya tahan tubuhnya terjaga, yuk Ma, lengkapi asupan nutrisinya dengan Nutrilon Royal Acti Duobio+ yang teruji klinis, bantu perkuat daya tahan tubuh dengan kandungan FOS:GOS 1:9.

Daya tahan tubuh anak juga akan semakin maksimal berkat Vitamin C dan E yang terkandung di dalam Nutrilon Royal Acti Duobio+. Tubuh anak bisa jadi makin sehat dan tidak akan mudah sakit.

Selain itu, kandungan Omega 3 & 6 pada Nutrilon Royal ACTIDuobio+ dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir Si Kecil, sehingga kesehatan Si Kecil selalu terjaga.

Susu anak ini hadir dalam 2 pilihan, yaitu Nutrilon Royal 3 Acti Duobio+ untuk usia 1-3 tahun dan Nutrilon Royal 4 ActiDuobio+ untuk usia 3 ke atas. Susu pelengkap ini juga tersedia dalam dua varian rasa, yaitu vanilla dan madu, yang bisa dipilih sesuai selera Si Kecil.

Dengan memberikan Nutrilon Royal 3 dan 4 ActiDuobio+ secara rutin, kesehatan Si Kecil terjaga sehingga terhindar dari stres. Yuk, Ma beli sekarang juga!

(ADV)

  • https://www.researchgate.net/publication/317104348_Caregiver-Child_Relationships_in_Early_Childhood_Interventions_to_Promote_Well-Being_and_Reduce_Risk_for_Psychopathology
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4166684/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4861150/
  • http://www.psicothema.com/pdf/4357.pdf
  • https://www.first5la.org/article/ages-and-stages-stress-and-stress-reduction-from-the-start-/
  • https://kidshealth.org/en/parents/stress.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb