10 April 2022

Seringkali Dianggap Sama, Ini Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah

Kedua istilah ini memang mirip, tetapi memiliki pengertian yang berbeda
Seringkali Dianggap Sama, Ini Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah

Tahukah Moms bahwa darah rendah dan kurang darah merupakan kedua istilah mirip, tetapi memiliki makna yang berbeda? Untuk lebih jelasnya, simak perbedaan darah rendah dan kurang darah di bawah ini.

Baik darah rendah maupun kurang darah, keduanya memiliki gejala atau ciri-ciri berbeda. Penyababnya juga tidak sama.

Berikut perbedaan darah rendah dan kurang darah yang perlu Moms pahami.

Baca Juga: Apa Perbedaan Sakit Pinggang Haid dan Hamil? Yuk Cari Tahu

Perbedaan Darah Rendah dan Kurang Darah

perbedaan darah rendah dan kurang darah
Foto: perbedaan darah rendah dan kurang darah

Foto: Orami Photo Stock

Lalu, seperti apa perbedaan darah rendah dan kurang darah?

Darah rendah dalam dunia kedokteran disebut juga dengan hipotensi. Seseorang dapat dikatakan mengalami darah rendah bila tekanan darahnya kurang dari 90/60 mmHg.

Angka 90 adalah tekanan darah saat jantung sedang berkontraksi (sistolik), dan angka 60 adalah tekanan darah saat jantung sedang relaksasi.

Sementara kurang darah memiliki nama lain anemia. Menurut Kemenkes RI, anemia ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (<12gr/dL) yang berakibat pada daya tahan tubuh, kemampuan dan konsentrasi belajar, kebugaran tubuh, menghambat tumbuh kembang, dan akan membahayakan kehamilan nantinya.

Sebenarnya, kadar Hb normal pada setiap orang berbeda-beda tergantung usia dan jenis kelaminnya. Berikut kisaran nilai Hb normal:

  • Laki-laki dewasa: 13 g/dL (gram per desiliter)
  • Wanita dewasa: 12 g/dL
  • Wanita hamil: 11 g/dL
  • Bayi: 11 g/dL
  • Anak usia 1–6 tahun: 11,5 g/dL
  • Anak dan remaja usia 6–18 tahun: 12 g/dL

Kadar Hb bisa diketahui melalui pemeriksaan darah lengkap di laboratorium medis. Jika pemeriksaan laboratorium darah menunjukkan bahwa kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/dL pada pria atau kurang dari 12 gram/dL pada wanita, maka kondisi ini disebut anemia.

Baca Juga: Sama-Sama Rendah Lemak, Skim Milk dan Susu Low Fat Punya Perbedaan Lainnya Lho, Moms!

Ada banyak hal yang termasuk dalam perbedaan darah rendah dan kurang darah. Inilah penjelasan selengkapnya.

Darah Rendah (Hipotensi)

tekanan darah rendah.jpg
Foto: tekanan darah rendah.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Setelah mengetahui perbedaan darah rendah dan kurang darah secara singkat, Moms perlu memahami apa itu darah rendah (hipotensi) agar kesehatan tubuh terhindar dari hal ini.

1. Penyebab Darah Rendah

Melansir Mayo Clinic, darah rendah biasanya disebabkan oleh dehidrasi hingga gangguan medis yang serius. Berikut beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah:

  • Kehamilan

Kehamilan dapat menyebabkan darah rendah karena sistem peredaran darah berkembang pesat selama kehamilan, tekanan darah pun cenderung turun. Kondisi ini normal, dan tekanan darah biasanya akan kembali ke tingkat sebelum hamil setelah Moms melahirkan.

  • Masalah Jantung

Beberapa kondisi jantung yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah, yakni detak jantung yang sangat rendah (bradikardia), masalah katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung.

  • Masalah Endokrin

Penyakit paratiroid, insufisiensi adrenal (penyakit Addison), gula darah rendah (hipoglikemia) dan, dalam beberapa kasus, diabetes juga dapat memicu tekanan darah rendah.

  • Dehidrasi
dehidrasi
Foto: dehidrasi

Foto: Orami Photo Stock

Ketika tubuh Moms kehilangan lebih banyak air daripada yang dibutuhkan, itu dapat menyebabkan kelemahan, pusing dan kelelahan sehingga memicu tekanan darah rendah.

Penyebab lain, seperti demam, muntah, diare parah, penggunaan diuretik yang berlebihan, dan olahraga berat juga dapat menyebabkan dehidrasi dan tekanan darah menjadi rendah.

  • Kehilangan Darah

Kehilangan banyak darah, seperti dari cedera besar atau pendarahan internal, mengurangi jumlah darah dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah yang parah.

  • Infeksi Berat (septikemia)

Ketika infeksi dalam tubuh memasuki aliran darah, hal tersebut dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang mengancam jiwa yang disebut syok septik.

  • Reaksi Alergi Parah (anafilaksis)
Anafilaksis
Foto: Anafilaksis

Foto: Orami Photo Stock

Pemicu umum dari reaksi parah dan berpotensi mengancam jiwa ini, yaitu makanan, obat-obatan tertentu, racun serangga, dan lateks.

Anafilaksis dapat menyebabkan masalah pernapasan, gatal-gatal, gatal-gatal, tenggorokan bengkak dan penurunan tekanan darah yang berbahaya.

  • Kurangnya Nutrisi

Kekurangan vitamin B-12, folat, dan zat besi dapat mencegah tubuh Moms memproduksi cukup sel darah merah (anemia) sehingga menyebabkan tekanan darah rendah.

  • Obat-obatan

Pengaruh obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan tekanan darah menjadi rendah. Misalnya, obat diuretik, alpha blocker, beta blocker, obat untuk penyakit Parkinson, beberapa jenis antidepresan, obat untuk disfungsi ereksi, dan obat jantung nitrogliserin.

Baca Juga: Apa Perbedaan Sistem Peredaran Darah Besar dan Kecil?

2. Gejala Darah Rendah

gejala darah rendah
Foto: gejala darah rendah (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stock

Gejala darah rendah (hipotensi) meliputi:

  • Pusing atau sakit kepala ringan
  • Pingsan
  • Penglihatan kabur atau memudar
  • Mual
  • Kelelahan
  • Kurang konsenterasi
  • Kulit pucat dan dingin
  • Sulit berkonsentrasi
  • Napas pendek dan cepat
  • Nadi teraba cepat dan lemah

Baca Juga: Gejalanya Terlihat Sama, Ini Perbedaan Flu Perut dan Keracunan Makanan, Jangan Terbalik!

3. Diagnosis dan Pengobatan Darah Rendah

pengobatan tekanan darah rendah
Foto: pengobatan tekanan darah rendah

Foto: Orami Photo Stock

Pada perbedaan darah rendah dan kurang darah, perlu diketahui beberapa gejala darah rendah di atas seringkali tidak spesifik atau bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat sphygmomanometer dan disertai dengan pemeriksaan lain untuk memperkuat diagnosis apabila diperlukan.

Pengobatan darah rendah akan tergantung pada penyebabnya.

Misalnya, dengan menyarankan pasien untuk meningkatkan konsumsi garam harian sehingga kandungan natriumnya dapat meningkatkan tekanan darah.

Minum banyak air putih juga diperlukan dalam pengobatan karena cairan akan meningkatkan volume darah dan membantu mencegah dehidrasi, mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, serta meresepkan beberapa obat-obatan yang dibutuhkan sesuai kondisi pasien.

Baca Juga: Arti Perbedaan Warna Darah Menstruasi, Yuk Disimak!

Kurang Darah (Anemia)

anemia.jpg
Foto: anemia.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Tidak hanya mengetahui perbedaan darah rendah dan kurang darah, Moms juga perlu memahami apa saja yang menjadi penyebab kurang darah dan cara mengatasinya di bawah ini.

1. Penyebab Kurang Darah

Anemia terjadi ketika darah Moms tidak memiliki sel darah merah yang cukup. Adanya pendarahan juga bisa menyebabkan Moms kehilangan sel darah merah lebih cepat daripada yang bisa diganti oleh tubuh.

Terdapat berbagai jenis anemia yang memiliki penyebab berbeda, yaitu:

  • Anemia Defisiensi Zat Besi

Jenis anemia yang paling umum ini disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh. Sumsum tulang Moms membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin.

Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat memproduksi hemoglobin yang cukup untuk sel darah merah.

Tanpa suplementasi zat besi, jenis anemia ini banyak terjadi pada ibu hamil.

Hal ini juga disebabkan oleh kehilangan darah, seperti dari perdarahan menstruasi yang berat, maag, kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri yang dijual bebas secara teratur, terutama aspirin, yang dapat menyebabkan peradangan pada lapisan perut yang mengakibatkan kehilangan darah.

  • Anemia Defisiensi Vitamin

Selain zat besi, tubuh Moms juga membutuhkan folat dan vitamin B-12 untuk memproduksi sel darah merah yang cukup sehat.

Apabila Moms kekurangan nutrisi ini dan nutrisi penting lainnya, maka dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah.

  • Anemia Peradangan

Penyakit tertentu, seperti kanker, HIV/AIDS, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn dan penyakit inflamasi akut atau kronis lainnya dapat mengganggu produksi sel darah merah.

  • Anemia Aplastik
anemia aplastik
Foto: anemia aplastik (medicalnewstoday.com)

Foto: Orami Photo Stock

Anemia langka yang mengancam jiwa ini terjadi ketika tubuh Moms tidak menghasilkan cukup sel darah merah. Penyebab anemia aplastik termasuk infeksi, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan paparan bahan kimia beracun.

  • Anemia yang Berhubungan dengan Penyakit Sumsum Tulang

Berbagai penyakit, seperti leukemia dan myelofibrosis dapat menyebabkan anemia dengan mempengaruhi produksi darah di sumsum tulang. Efeknya bervariasi dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa.

  • Anemia Hemolitik

Jenis anemia ini berkembang ketika sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada yang dapat digantikan oleh sumsum tulang. Penyakit darah tertentu meningkatkan penghancuran sel darah merah.

  • Anemia Sel Sabit

Anemia ini disebabkan oleh bentuk hemoglobin yang rusak yang memaksa sel darah merah untuk mengambil bentuk sabit yang tidak normal. Sel-sel darah yang tidak teratur ini mati sebelum waktunya dan mengakibatkan kekurangan sel darah merah yang kronis.

Baca Juga: Syok Hipovolemik, Kekurangan Cairan dan Darah pada Anak yang Harus Segera Ditangani

2. Gejala Kurang Darah

gejala anemia
Foto: gejala anemia

Foto: Orami Photo Stock

Tanda dan gejala anemia bervariasi, tergantung penyebabnya. Jika anemia disebabkan oleh penyakit kronis, penyakit tersebut dapat menutupinya sehingga anemia dapat dideteksi dengan tes untuk kondisi lain.

Tergantung pada penyebab anemia, Moms mungkin tidak memiliki gejala. Apabila gejala anemia terjadi, mungkin beberapa hal inilah yang akan Moms rasakan:

  • Kelelahan
  • Kelemahan
  • Kulit pucat atau kekuningan
  • Detak jantung tidak teratur
  • Sesak napas
  • Pusing atau sakit kepala ringan
  • Sakit dada
  • Tangan dan kaki dingin
  • Sakit kepala

Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Darah Rendah pada Ibu Hamil, Yuk Kenali Gejalanya

3. Diagnosis dan Pengobatan Kurang Darah

diagnosis dan pengobatan anemia
Foto: diagnosis dan pengobatan anemia

Foto: Orami Photo Stock

Biasanya, dokter akan mendiagnosis anemia melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Dari hasil pemeriksaan inilah, dokter akan mengetahui kadar sel darah merah dan hemoglobin pasien.

Anemia defisiensi zat besi diobati dengan suplemen zat besi yang diminum, konsumsi makanan tinggi zat besi dan makanan yang membantu tubuh dalam menyerap zat besi (seperti makanan dengan Vitamin C), atau transfusi sel darah merah mungkin diperlukan.

Jika anemia disebabkan oleh pendarahan internal, dokter mungkin perlu melakukan operasi untuk menghentikannya.

Jenis anemia lainnya mungkin memerlukan jenis perawatan berbeda. Misalnya, anemia karena kelainan genetik (seperti talasemia beta dan anemia sel sabit) mungkin memerlukan transplantasi sumsum tulang.

Sementara anemia yang terjadi karena kanker dalam beberapa kasus, mungkin perlu untuk menghentikan pengobatan kanker lebih lanjut sampai anemia diperbaiki dengan zat besi, transfusi darah, mendapatkan vitamin B yang diperlukan dan/atau mendapatkan suntikan obat untuk merangsang tubuh Moms memproduksi EPO (hormon yang memberi tahu sumsum tulang untuk membuat sel darah merah).

Itulah perbedaan darah rendah dan kurang darah, beserta penjelasan lengkap, mulai dari penyebab, gejala, hingga pengobatannya.

Jangan sampai salah lagi mengenai perbedaan darah rendah dan kurang darah ya, Moms.

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/symptoms-causes/syc-20351360
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/low-blood-pressure/symptoms-causes/syc-20355465
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3929-anemia

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb