Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Lampung dan Maknanya

Begini prosesi pernikahan adat Lampung
Mengenal Prosesi Pernikahan Adat Lampung dan Maknanya

Foto: shutterstock.com

Salah satu etnik di Indonesia yang masih menjaga tradisinya secara turun temurun adalah Lampung. Jika membahas mengenai tradisi yang sakral, sudah pasti pernikahan adat Lampung menjadi topik pembahasan utama.

Ini dikarenakan prosesi pernikahan di Indonesia, termasuk Lampung, merupakan perayaan adat yang sakral dan meriah. Tidak hanya menyatukan keluarga, pernikahan adat Lampung juga menjalankan tradisi nenek moyang hingga masa kini.

Pernikahan ialah menyatukan dua insan serta dua keluarga. Bagi masyarakat Lampung yang sebagian besar memeluk agama Islam, maka upacara-upacara adat pernikahan yang dilakukan masyarakatnya cenderung bercorak Islam.

Dengan kata lain bahwa agama yang dianut penduduknya telah menjadi satu kesatuan dengan budaya mereka. Oleh karena itu, upacara pernikahan adat Lampung memiliki tata cara tersendiri dalam melaksanakan upacara. Artinya, tidak terlepas dari aturan-aturan yang berlaku atau budaya masyarakat Lampung itu sendiri.

Baca Juga: Potret Pernikahan Nora Alexandra dan Jerinx SID dengan Adat Bali

Prosesi Pernikahan Adat Lampung

Bagi masyarakat Lampung, pernikahan bukan hanya urusan pribadi, tetapi juga keluarga, kerabat, dan masyarakat adat.

Pernikahan adat Lampung terdiri dari dua adat istiadat, yaitu Sai Batin dan Pepadun. “Sai Batin” berarti Satu Penguasa (Raja) sedangkan “Pepadun” berarti Tempat Duduk Penobatan Penguasa.

Jika melihat tata cara pelaksanaan pernikahan dari Lampung Pepadun, maka prosesi pernikahan bisa dilakukan dalam dua cara, yaitu cara pernikahan biasa atau pernikahan semanda yaitu pihak laki-laki tidak membayar uang jujur, tetapi suami & anak-anaknya kelak akan menjadi anggota keluarga garis istri.

Hal tersebut sebagai langkah, jika ayah dari pihak istri meninggal, maka menantu pria akan menggantikan posisi ayah sebagai kepala keluarga. Ini biasanya diterapkan ketika istri merupakan adak tunggal.

Baca Juga: Cara Ampuh Menjaga Cinta dalam Pernikahan

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pernikahan adat Lampung, cari tahu rangakaian prosesinya yuk, Moms!

1. Akad Nikah

1-6e113c579a54abc341383aaa447265d1.jpg
Foto: 1-6e113c579a54abc341383aaa447265d1.jpg

Foto: pinterest.com

Bila menyesuaikan pernikahan adat Lampung sebagai mana mestinya, maka akad nikah harus dilaksanakan di rumah mempelai pria. Namun, kini dengan perkembangan zaman dan memerhatikan berbagai aspek, akad bisa dilakukan di rumah mempelai perempuan sesuai dengan kesepakatan kedua keluarga.

Kedatangan rombongan mempelai pria yang datang juga memiliki tatanan ajeg, lho. Biasanya akan diatur sebagai berikut:

  • Barisan paling depan adalah perwatin adat dan juru bicara yang disebut dengan pembarep. Barisan inilah yang akan diterima oleh rombongan mempelai perempuan.
  • Rombongan calon pengantin laki-laki dan calon pengantin perempuan disekat atau dihalangi dengan Appeng (rintangan kain sabage/cindai yang harus dilalui).
  • Setelah tercapai kesepakatan, maka juru bicara pihak calon pengantin laki-laki menebas atau memotong Appeng dengan alat terapang.

Setelah rintangan ditebas, rombongan mempelai laki-laki barulah boleh dipersilahkan masuk dengan membawa seserahan berupa kue kering, sirih pinang atau urai cambai, lapis legit atau juadah balak, serta uang adat.

Baca Juga: Pakai Adat Sunda, Begini Prosesi Pernikahan Citra Kirana dan Rezky Adhitya

2. Ngurukken Majeu (Ngerukuk)

6b177ae1ff1c64894d25a847ae809167.jpg
Foto: 6b177ae1ff1c64894d25a847ae809167.jpg

Foto: pinterest.com

Prosesi pertama dalam pernikahan adat Lampung adalah Ngerukuk. Proses ini, mempelai perempuan dibawa ke rumah mempelai pria dengan mengendarai Rato. Rato adalah sejenis kereta roda empat atau bisa juga dengan di tandu yang diangkat oleh empat orang pria.

Sedangkan sang mempelai pria akan ada di belakang sambil memegang bagian ujung mata tombak yang digantungi kelapa tumbuh dan kendi berkepala dua. Untuk ujung tombak bagian belakang digantungi labayan putih atau tukal yang dipegang oleh pengantin wanita.

Makna dari tombak yang digantungi kelapa tumbuh adalah agar selalu panjang umur dan segera memiliki keturunan. Sedangkan simbol kendi bermakna agar kedua mempelai senantiasa dingin hati dan juga setia dunia sampai akhirat. Lebayan atau benang setungkal bermakna agar rumah tangga yang dibangun sakinah dan mawadah.

Baca Juga: Pakai Adat Sunda, Begini Prosesi Pernikahan Citra Kirana dan Rezky Adhitya

3. Tabuhan Talo Balak

DSC_3962-Large-Large-1024x683.jpg
Foto: DSC_3962-Large-Large-1024x683.jpg

Foto: pinterest.com

Ketika telah tiba dirumah mempelai pria, kedua mempelai akan disambut dengan tabuhan khas Lampung yaitu talo balak dan juga tarian khas Lampung sambil mengiringi menuju pelaminan. Ini merupakan proses kedua dari pernikahan adat Lampung.

Kedua mempelai beserta keluarga akan berjalan memasuki rumah sang pria akan disambut oleh seorang ibu, yang akan menaburkan beras kunyit dan uang logam.

Prosesi pernikahan adat Lampung berikutnya adalah, mempelai wanita mencelupkan kedua kaki kedalam pasu, yang merupakan wadah dari tanah liat beralas talam kuningan, serta berisi air dan anak pisang batu, kembang titew, daun sosor bebek dan juga kembang tujuh rupa.

Baca Juga: Penuh Akan Makna, Begini Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Bugis

Prosesi ini adalah simbol keselamatan, hati yang tenang, dan juga harapan agar kedua mempelai memiliki rumah tangga yang baik.

Prosesi pernikahan adat Lampung selanjutnya adalah, siger mempelai wanita akan diganti dengan kanduk tiling atau manduaro (selendang dililit di kepala) penanda dimulainya serangkaian prosesi pernikahan adat Lampung lainnya, seperti :

  • Ibu mempelai pria menyuapi kedua mempelai, dilanjutkan nenek serta tante.
  • Ibu mempelai wanita menyuapi kedua mempelai, diikuti sesepuh lain.
  • Kedua mempelai makan sirih dan bertukar sepah antara mereka.
  • Istri kepala adat memberi gelar kepada kedua mempelai, menekan telunjuk tangan kiri diatas dahi kedua mempelai secara bergantian, sambil berkata : sai(1), wow (2), tigou(3), pak(4), limau(5), nem(6), pitew(7), adekmu untuk mempelai pria Ratu Bangsawan, untuk mempelai wanita adekmu Ratu Rujungan.
  • Prosesi pernikahan adat Lampung yang berikutnya adalah Netang sabik yaitu mempelai pria membuka rantai yang dipakai mempelai wanita sambil berkata : “Nyak natangken bunga mudik, setitik luh mu temban jadi cahyo begito bagiku”, lalu dipasangkan di leher adik perempuannya. Ini mengartikan agar sang adik perempuannya segera mendapat jodoh.
  • Kedua mempelai menaburkan kacang goreng dan permen gula-gula kepada gadis-gadis yang hadir, supaya teman-teman atau gadis yag masih sendiri segera mendapatkan jodoh.
  • Seluruh anak kecil yang hadir diperintahkan merebut ayam panggang dan lauk pauk lain sisa kedua mempelai, dengan makna agar sang mempelai bisa segera mendapat keturunan.

Perbedaan Pakaian Adat Pernikahan Lampung Pepadun dan Sai Batin

013_011_7_pic.jpg
Foto: 013_011_7_pic.jpg

Foto: pinterest.com

Nah Moms, seperti yang kita ketahui, masyarakat etnik Lampung terbagi menjadi dua adat, yaitu adat Lampung Pepadun dan Sai Batin. Perbedaan ini biasanya ditandai dengan masyarakat Lampung Pepadun tinggal di daerah daratan sedangkan masyarakat Sai Batin tinggal di daerah pesisir.

Karena perbedaan wilayah tersebut, maka berbeda pula adat istiadat yang diterapkan. Salah satu perbedaannya bisa kita temui di pakaian adat pernikahan.

Secara sederhana, perbedaan pakaian adat Pepadun dan Sai Batin terletak pada mahkota yang dikenakan atau disebut dengan siger, warna pakaian serta bahan dasar pakaian.

Ini dia perbedaan keduanya secara rinci, semoga bisa menambah informasi ya, Moms.

Baca Juga: Tidak Hanya Paula Verhoeven, 10 Artis Ini Juga Menikah Menggunakan Riasan Paes Jawa

1. Pakaian Adat Pepadun

PAKAIAN ADAT LAMPUNG.jpg
Foto: PAKAIAN ADAT LAMPUNG.jpg

Foto: pinterest.com

Untuk pakaian pengantin adat Lampung Pepadun, biasanya identik dengan warna putih. Sedangkan untuk hiasan kepala mempelai perempuan, wajib menggunakan siger dengan lekuk sembilan. Lekukan tersebut menandakan ada sembilan  marga yang bersatu sehingga disebut lekuk siwa atau siwo.

Untuk mempelai pengantin laki-laki, wajib untuk memakai kopiah emas.

Saat pemilihan pakaian pernikahan adat Lampung Pepadun, maka mempelai pengantin perempuan akan mengenakan kebaya berwarna putih dengan bawahannya berupa sarung tapis yang terdapat rumbai-rumbai koin atau disebut rumbai ringgit di bagian bawahnya.

Sedangkan untuk mempelai laki-laki, akan mengenakan kemeja putih, celana panjang berwarna putih, dan sarung tumpal dengan kain selempang jungsarat. Kedua kain ini sama jenisnya dengan kain songket. Untuk alas kaki kedua mempelai mengenakan sandal selop tutup.

Baca Juga: 4 Langkah Merawat Kain Tradisional

Selain itu, kedua mempelai mengenakan aksesori di tangan berupa gelang burung, gelang kano, gelang duri dan gelang bibit. Sedangkan aksesori kalung yaitu kalung inuh, buluh, papan jajar dan buah jukum. Pengantin juga mengenakan ikat pinggang serratei. Mempelai pria juga membawa keris punduk, kemudian keduanya membawa buah manggis.

2. Pakaian Adat Sai Batin

Pakaian-adat-Lampung-Saibatin.jpg
Foto: Pakaian-adat-Lampung-Saibatin.jpg

Foto: selasar.com

Jika adat Pepadun identik dengan warna putih, adat Sai Batin identik dengan warna merah dan juga emas. Sedangkan hiasan mempelai wanita adalah siger tujuh lekukan. Tujuh lekuk tersebut menandakan ada tujuh adok atau gelar pada masyarakat pesisir. yaitu Suttan atau dalom, raja jukuan atau dipati, batin, radin, minak, kimas dan mas atau inton. Masyarakat adat sai batin memang masih kental dengan nuansa kerajaan.

Sedangkan mempelai pria menggunakan kopiah tungkus atau juga disebut tukkus.

Bahan baju kedua mempelai terbuat dari kain bludru yang memiliki motif floral bunga tabur, salur, atau pucuk rebung.

Bagian aksesori tangan akan dihasi dengan gelang burung dan gelang kana. Kalung yang digunakan adalah papan jajar, kalung buah jukum bangkang, kalung gajah minung atau selembok. Selanjutnya memakai ikat pinggang pending emas atau disebut juga bubinting.

Pada Lampung Pepadun mempelai wanita tidak memakai selempang jungsarat. Sedangkan pada Lampung Sai Batin kedua mempelai memakai satu buah selempang jungsarat yaitu selempang sejenis dengan songket yang diselempangkan dari bahu kanan ke pinggang kiri.

Baca Juga: Anti Bosan, Ini 6 Tips Pernikahan Langgeng Hingga Tua

Itu tadi seputar pernikahan adat Lampung yang dibedakan menjadi dua adat.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb