11 Oktober 2021

Pyromania, Kelainan Patologis yang Senang Sekali saat Melihat dan Bermain Api

Api kerap dihindari karena dianggap bahaya. Namun, tidak untuk orang dengan pyromania
Pyromania, Kelainan Patologis yang Senang Sekali saat Melihat dan Bermain Api

Jika ada orang yang senang sekali dengan air, ternyata juga ada orang yang menyukai segala hal tentang api. Ya, kegemaran berlebihan terhadap api dikenal dengan nama pyromania, Moms.

Pyromania merupakan kelainan patologis yang sebenarnya jarang dimiliki. Penderitanya sangat gemar menyalakan api dengan sengaja.

Kok, bisa ada keterkarikan seperti ini, ya? Jangan bingung, Moms, langsung saja simak ulasan ini, yuk!

Apa Itu Pyromania?

pyromania
Foto: pyromania (https://www.healthline.com/health/pyromania)

Foto: Healthline.com

Melihat api yang menyala dari korek, mereka merasa terkesima. Begitu pula saat melihat kembang api yang menyala warna-warni, rasanya takjub sekali.

Ketertarikan normal pada api, itu wajar. Namun, bila kesukaan terhadap hal-hal berbau api sudah di luar kondisi normal, ini bisa disebut dengan pyromania.

Pyromania adalah gangguan langka yang membuat penderitanya sangat terpesona saat melihat api maupun alat-alat yang berhubungan dengan api.

Selain merasa senang, orang dengan pyromania merasa puas, tenang, hingga kecemasannya hilang seketika saat menyaksikan api yang menyala.

Meski begitu, tidak semua orang yang menyalakan api bisa disebut sebagai pyromania, Moms.

Membakar sesuatu benda dengan menyalakan api atau sering menyalakan api dan senang menyaksikannya bisa disebut sebagai pyromania.

Sementara membakar sesuatu agar menghasilkan api cenderung dianggap sebagai tindakan kriminal dan tidak ada hubungannya dengan gangguan ini.

Mengutip dari Gulf Bend Center, pyromania diklasifikasikan ke dalam DSM-5 atau Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental.

Semua gangguan dalam kategori ini, termasuk pyromania, melibatkan masalah dalam pengendalian perilaku dan emosi seseorang.

Baca Juga: Mengenal Diabulimia, Gangguan Makan yang Paling Berbahaya di Dunia

Gejala Pyromania

pyromania
Foto: pyromania

Foto: Orami Photo Stock

Pyromania adalah kondisi yang dianggap sebagai gangguan kontrol impuls (impulse control disorder).

Dengan kata lain, seseorang dengan gangguan ini sulit menahan keinginan atau punya dorongan yang kuat untuk melihat api yang menurut mereka indah.

Selain pyromania, jenis gangguan kontrol impuls lainnya yakni kleptomania.

Moms, seseorang bisa dikatakan mengalami pyromania memiliki gejala berikut:

  • Punya dorongan atau keinginan besar untuk menyalakan api
  • Ketertarikan tinggi pada api dan perlengkapannya
  • Sengaja menyalakan api tidak hanya sekali, tetapi berkali-kali
  • Mendapatkan kesenangan tersendiri hanya dengan menyalakan api dan melihat apa pun yang menyala karena api
  • Memiliki gejala gangguan mental lainnya, seperti gangguan perilaku, episode manik, dan gangguan kepribadian antisosial

Seseorang yang memiliki pyromania biasanya senang menyalakan maupun menyaksikan pertunjukan tentang api, setidaknya setiap 6 minggu sekali, bahkan bisa lebih sering dari itu.

Gejala pyromania tersebut bisa mulai muncul kapan saja, mungkin berawal sejak usia remaja hingga seseorang beranjak dewasa.

Hanya saja, penting untuk diingat bahwa menyukai api tidak bisa langsung dikaitkan dengan gangguan pyromina, Moms.

Ini bisa berhubungan dengan kondisi mental lainnya, seperti:

  • Gangguan kontrol impuls lainnya, seperti kleptomania
  • Gangguan perubahan suasana hati (mood), seperti gangguan bipolar atau depresi
  • Gangguan tingkah laku
  • Gangguan penggunaan zat terlarang (narkoba)

Baca Juga: 9 Manfaat Berkebun yang Berguna untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Penyebab Pyromania

pyromania
Foto: pyromania (Helpguide.org)

Foto: Orami Photo Stock

Sampai saat ini, penyebab pyromania belum diketaui secara pasti.

Namun, serupa dengan gangguan kesehatan mental lainnya, pyromania diduga berkaitan dengan ketidakseimbangan tertentu pada zat kimia di otak.

Faktor lainnya seperti stres hingga genetika pun bisa menjadi penyebab seseorang menderita gangguan ini.

Ini karena komponen genetik bisa berasal dari kontrol impuls (rangsangan) tubuh.

Dalam hal ini, ada neurotransmitter jenis dopamin dan serotonin yang membantu mengatur kontrol impuls bisa dipengaruhi oleh gen kita.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tidak semua orang yang menyalakan api, seperti membuat kebakaran, bisa didiagnosis pyromania.

Pada kondisi ini, misalnya seseorang membakar sesuatu baik benda besar maupun kecil yang tidak terkait dengan pyromania, bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti:

  • Memiliki diagnosis kondisi kesehatan mental lain, contohnya gangguan perilaku
  • Punya riwayat pelecehan seksual
  • Minum alkohol dan obat-obatan terlarang
  • Punya gangguan keterampilan sosial atau kecerdasan

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Mental Breakdown yang Sering Terjadi

Pyromania pada Anak

pyromania
Foto: pyromania (https://www.addictionresource.net/dual-diagnosis/impulse-control-disorders/pyromania/)

Foto: Addictionresource.net

Sebenarnya, tidak ada usia khusus kapan biasanya pyromania muncul, termasuk pada anak-anak.

Namun memang, gangguan terkait kesukaan berlebihan terhadap api ini kerap dialami kelompok usia muda.

Pyromania bisa ditemukan sejak masa anak-anak, bahkan mungkin bisa berlangsung hingga dewasa.

Keinginan dan ketertarikan pada api kerap datang dan pergi pada orang dengan pyromania.

Jadi, seseorang dengan gangguan ini kadang bisa menunjukkan perilaku yang normal, tetapi kadang juga dapat menunjukkan gejala.

Biasanya, ada keluarga, teman, guru, atau orang terdekat Si Kecil yang mengenali kalau ia terobsesi sekali dengan api dan peralatan terkait api.

Jika pada anak, pyromania kerap dikaitkan dengan gangguan perilaku dan ADHD.

Baca Juga: Anti Stres, Ikuti 17 Cara Menenangkan Pikiran Berikut!

Pengobatan Pyromania

pyromania
Foto: pyromania (Essence.com)

Foto: Orami Photo Stock

Pyromania bisa berkembang menjadi kronis bila tidak diobati.

Jika dibiarkan tanpa pengobatan, gangguan kesehatan mental ini bisa menimbulkan remisi (kekambuhan berulang).

Agar bisa teratasi, pengobatan yang dibutuhkan sangat bervariasi.

Moms, perbedaan pengobatan ini bertujuan untuk menemukan pengobatan terbaik sesuai kondisi pasien.

Berikut pilihan pengobatan pyromania:

  • Terapi perilaku kognitif
  • Terapi perilaku lainnya
  • Minum obat antidepresan
  • Minum obat antikecemasan
  • Minum obat antiepilepsi
  • Minum obat antipsikotik atipikal

Sejauh ini, terapi perilaku kognitif sudah menunjukkan hasil yang baik untuk membantu menangani kondisi seseorang dengan gangguan ini.

Selain itu, seorang anak yang didiagnosis pyromania bisa melakukan terapi bersama pelatih maupun orangtua untuk memulihkan kondisinya.

  • https://www.healthline.com/health/pyromania
  • https://www.verywellmind.com/what-is-a-pyromaniac-4160050
  • https://www.britannica.com/science/pyromania
  • https://www.psychologytoday.com/intl/conditions/pyromania
  • https://www.gulfbend.org/poc/view_doc.php?type=doc&id=576&

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb