17 Juni 2020

Refleks Mengisap pada Bayi Berbeda-beda, Ini Penjelasannya

Refleks hisap pada bayi berbeda-beda, tergantung pada sejumlah faktor
Refleks Mengisap pada Bayi Berbeda-beda, Ini Penjelasannya

Refleks mengisap mungkin adalah salah satu refleks terpenting yang harus dimiliki oleh bayi. Ini juga berhubungan dengan refleks rooting saat bayi yang baru lahir mencari sumber makanannya. Ketika bayi sudah menemukannya, refleks mengisapnya memungkinkannya untuk menghisap dan menelan susu.

Bayi akan melakukan ini tanpa memikirkannya, karena itu adalah naluri bawaan yang menenangkannya. Namun, beberapa bayi memiliki lebih bermasalah melakukannya.

Refleks hisap mungkin kuat pada beberapa bayi dan lemah pada bayi yang lain bergantung pada sejumlah faktor, termasuk seberapa dini bayi dilahirkan sebelum tanggal kelahirannya.

"Beberapa refleks, seperti rooting dan mengisap, adalah cara atau naluri bayi untuk bertahan hidup," kata Kirsten Weltmer, M.D., seorang dokter anak dengan Children's Mercy Hospitals and Clinics, di Kansas City, Missouri.

Baca Juga: Ibu Terinfeksi Virus COVID-19 Menyusui, Bolehkah?

Refleks Mengisap

Pentingnya Refleks Menghisap pada Bayi -1.jpg
Foto: Pentingnya Refleks Menghisap pada Bayi -1.jpg

Foto: healtheg.com

Refleks mengisap adalah salah satu dari tujuh refleks alami yang dimiliki bayi baru lahir. Diantaranya; refleks Moro, refleks menggenggam, refleks rooting, refleks pijakan, dan refleks babinski dan asymmetric tonic neck reflex . Ini penting untuk beberapa minggu dan bulan pertama kehidupan bayi.

Seiring bertambahnya usia, bayi akan mulai secara sadar melakukan tindakan dan mampu mengendalikan anggota tubuhnya.

“Refleks menghisap akan membantu bayi mendapatkan makanan. Setelah sekitar usia 2 hingga 3 bulan, mengisap tidak lagi otomatis. Refleks hisap pada bayi bukan hanya memastikan bahwa seorang anak terikat dengan Ibu dan dapat memberi makan, tetapi juga akan menenangkannya. Jadi, beberapa bayi mengandalkan ibu jari atau dot untuk menenangkan diri setelah insting itu hilang,” jelasnya.

Refleks hisap sangat penting untuk bayi agar mendapatkan asupan makanan. Bayi mulai mempraktikkannya di dalam rahim dan akan berkembang sepenuhnya setelah 36 minggu. Bisa jadi ini adalah penyebab Moms mungkin akan melihat sekilas janin mengisap ibu jari atau tangan saat pemeriksaan USG.

Meski Moms mungkin berpikir mengisap adalah proses sederhana, itu sebenarnya terjadi dalam dua langkah. Pertama, bayi memegang puting susu di antara lidahnya dan langit mulutnya. Kemudian, dia akan benar-benar mulai mengisap dengan menggerakkan lidah ke atas dan ke bawah.

Baca Juga: Alat Bantu Laktasi untuk Menyusui Si Kecil, Perlu atau Tidak?

Uji Refleks Mengisap saat Menyusui

Pentingnya Refleks Menghisap pada Bayi -2.jpg
Foto: Pentingnya Refleks Menghisap pada Bayi -2.jpg

Foto: healthline.com

Jika Moms menyentuh langit-langit mulut bayi dengan jari, dot, atau puting, bayi akan secara naluriah mulai mengisap.

Sekitar 2 sampai 3 bulan, proses mengisap ini akan menjadi upaya sadar daripada sekadar refleks. Namun, setiap kali bayi menunjukkan refleks ini bukan selalu berarti tanda lapar. Mengisap adalah kegiatan yang menenangkan dan menyenangkan untuk bayi.

Dikutip dari panduan WHO Baby-Friendly Hospital Initiative: Revised, Updated and Expanded for Integrated Care, dalam proses menyusui, bukan hanya puting susu yang perlu masuk ke mulut bayi, tetapi juga sejumlah besar areola Moms. Jika ujung puting Moms hanya sampai di mulutnya, maka tidak cukup jauh ke belakang untuk merangsang refleks mengisap.

Juga, jaringan susu tidak akan ditekan dengan benar oleh lidah dan rahang bayi Moms.

Baca Juga: Minum Antibiotik Saat Menyusui, Berdampakkah Pada Si Kecil?

Bayi Prematur dan Masalah Mengisap

Pentingnya Refleks Menghisap pada Bayi -3.jpg
Foto: Pentingnya Refleks Menghisap pada Bayi -3.jpg

Foto: baby.lovetoknow.com

Bayi prematur mungkin memiliki kemampuan mengisap yang lemah atau belum matang karena refleks yang belum berkembang sepenuhnya.

Biasanya, bayi prematur memiliki beberapa masalah, seperti; pola mengisap yang tidak teratur atau tidak efisien, penekanan bibir yang lemah, bentuk atau gerakan lidah terganggu, stabilitas pipi bagian dalam yang melemah serta kesulitan sinkronisasi mengisap dan menelan dengan pernapasan.

Poin terakhir adalah bagian dari komplikasi yang memengaruhi bayi prematur yang dikenal sebagai Infant Respiratory Distress Syndrome (RDS). Bayi dengan RDS mengalami kesulitan menyinkronkan mengisap, menelan, dan bernafas. Ini dapat mempengarui proses menyusui karena bayi tidak dapat bertahan lama dan mudah lelah saat menyusui. Akibatnya, bayi baru lahir bisa berisiko kekurangan gizi.

Refleks mengisap sering berkembang pada bayi prematur selama beberapa minggu pertama. Sampai saat itu, bayi diberi ASI atau formula melalui tabung makanan. Para peneliti terus melihat refleks mengisap dan hubungannya dengan menelan dan bernapas.

Harapannya adalah untuk mengembangkan terapi yang mungkin dapat membantu bayi prematur lebih baik mengembangkan keterampilan menghisap pada bayi yang penting ini.

Moms bisa mengecek refleks hisap bayi sejak pertama kali disusui.

Baca Juga: Payudara Lecet Saat Menyusui? Atasi dengan 4 Cara Berikut Ini

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb