14 Agustus 2022

Resistensi Antibiotik, Risiko Jika Tidak Menghabiskan Obat yang Membuat Penyakit Sulit Terobati

Pahami penyebabnya, Moms, jangan konsumsi antibiotik sembarangan!
Resistensi Antibiotik, Risiko Jika Tidak Menghabiskan Obat yang Membuat Penyakit Sulit Terobati

Foto: Orami Photo Stocks

Tahukah Moms mengapa antibiotik tidak boleh dikonsumsi berlebihan? Jika mengonsumsinya tidak sesuai dengan anjuran dokter, maka akan muncul resistensi antibiotik.

Antibiotik adalah obat yang melawan infeksi tertentu dan dapat menyelamatkan nyawa bila digunakan dengan benar.

Menurut Alan Carter, PharmD, ahli farmasi dari Amerika Serikat di Medical News Today, antibiotik menghentikan perkembangan bakteri atau membunuhnya.

Jadi, sebelum bakteri dapat berkembang biak dan menyebabkan gejala sakit, sistem kekebalan tubuh biasanya dapat membunuh bakteri tersebut.

Namun, ada beberapa kasus di mana jumlah bakteri yang berbahaya di dalam tubuh berlebihan dan sistem kekebalan tubuh kita tak bisa melawan semuanya.

Antibiotik kemudian yang bekerja untuk "sisanya." Lantas, apa hubungannya dengan kondisi resistensi antibiotik? Ini dia penjelasan lengkapnya!

Baca Juga: Tentang Antibiotik Cefadroxil Monohydrate: Manfaat, Dosis, hingga Harganya

Pengertian Resistensi Antibiotik

Pengertian Resistensi Antibiotik
Foto: Pengertian Resistensi Antibiotik (Nhs.org.uk)

Foto: obat-obatan (nhs.org.uk)

Apa yang akan terjadi jika kita tidak menghabiskan obat antibiotik yang diresepkan oleh dokter? Jawabannya adalah resistensi antibiotik.

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk membunuh kuman yang disebut bakteri.

Cara kerja antibiotik bisa dengan membunuh langsung bakteri atau menghambat pertumbuhan bakteri untuk berkembang biak.

Tetapi, antibiotik tidak dapat membunuh virus. Seiring waktu, kelompok-kelompok kuman ini dapat beradaptasi dengan obat-obatan ini.

Bakteri, pada prinsipnya adalah orgasnisme yang memiliki 1 sel, serta dapat ditemukan di dalam maupun di luar tubuh manusia.

Ada 2 jenis bakteri, yaitu bakteri yang menguntungkan dan merugikan manusia. Kebanyakan bakteri yang hidup dalam saluran cerna manusia menguntungkan bagi kesehatan.

Di sisi lain, terdapat bakteri yang merugikan manusia dan menimbulkan berbagai penyakit.

Bakteri tersebut dapat berubah sedemikian rupa sehingga antibiotik tidak dapat membunuhnya. Istilah untuk ini disebut resistensi antibiotik.

Resistensi antibiotik adalah masalah serius di seluruh dunia. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit yang sangat sulit diobati.

Antibiotik standar yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit mungkin tidak lagi berfungsi dalam kasus ini.

Begitu pula dengan obat-obatan lain yang akan kehilangan fungsinya.

Baca Juga: Bingung Bagaimana Memberikan Obat Pada Balita dengan Mudah? Coba Lakukan 4 Cara Ini!

Penyebab Resistensi Antibiotik

Penyebab Resistensi Antibiotik
Foto: Penyebab Resistensi Antibiotik (Mayoclinic.org)

Foto: ilustrasi antibiotik (mayoclinic.org)

Melansir Pharmacy and Therapeutic Journal, resistensi antibiotik dapat terjadi ketika bakteri diobati dengan antibiotik.

Antibiotik membunuh sebagian besar bakteri tetapi sebagian kecil di antaranya mungkin bertahan dalam tubuh.

Adapun penyebab resistensi antibiotik lainnya adalah:

1. Penggunaan Antibiotik Tanpa Resep dari Dokter

Ada beberapa kuman atau bakteri yang dapat bertahan hidup di dalam tubuh.

Bahkan, mereka dapat mengembangkan kemampuan untuk menghentikan efek obat dan bermutasi menjadi lebih kuat.

Jika sudah seperti ini, jenis antibiotik lain mungkin digunakan.

Ketika masih banyak orang yang menggunakan antibiotik tanpa resep dari dokter, ini dapat membuat antibiotik tak bekerja sebagaimana mestinya karena perbedaan bakteri dan jenis antibiotik yang digunakan.

Hal tersebut akhirnya bisa menyebabkan resistensi antibiotik pada tubuh, Moms.

Menggunakan obat-obatan ini ketika tidak dibutuhkan adalah alasan utama mengapa itu menjadi lebih umum.

Jadi, pastikan untuk menggunakan obat-obatan ini hanya jika diperlukan.

2. Tak Menghabiskan Antibiotik

Ini adalah pedoman kesehatan yang sering diucapkan tenaga ahli, seperti dokter.

Bukan tanpa alasan, ketika Moms sakit, dokter telah meresepkan obat yang sesuai berikut dengan dosisnya.

Namun, yang sering terjadi adalah Moms menghentikan pengobatan setelah gejala atau penyakit yang diderita telah hilang atau menurun atau kita telah merasa lebih baik.

Dengan menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter, ini akan meningkatkan kemungkinan bakteri yang ada untuk bermutasi dan menjadi resisten.

Sehingga akan mempersulit perawatan di waktu berikutnya. Jika gejala hilang, berkonsultasilah dengan dokter sebelum menghentikan konsumsi obat.

Baca Juga: 5 Manfaat Pohon Gaharu, Mulai dari Melawan Infeksi Bakteri Hingga Bahan Pembuatan Parfum

3. Mutasi Bakteri Resisten secara Alami

Penyebab resistensi antibiotik yang terakhir adalah mutasi bakteri resisten secara alami.

Jika kondisi tersebut terjadi, mengonsumsi antibiotik dapat membuat bakteri resisten semakin kebal.

Sulit memang untuk mencegah resistensi antibiotik yang disebabkan proses alami ini.

Selain ketiga hal di atas, resistensi antibiotik juga mungkin disebabkan oleh:

  • Pasien tidak menuntaskan pengobatan.
  • Rumah sakit dan klinik kurang mengontrol penyebaran infeksi.
  • Kurangnya pengembangan jenis antibiotik baru.

4. Tidak Menjaga Kebersihan

Menjaga kebersihan tubuh penting dilakukan guna mencegah terjadinya berbagai penyakit.

Bukan itu saja, menjaga kebersihan menjadi salah satu upaya untuk mencegah bakteri resisten berkembang.

Sayangnya, tidak semua orang mampu menjaga kebersihan dirinya dengan baik. Padahal, dengan rajin mencuci tangan dapat mencegah penyebaran bakteri.

5. Pemberian Antibiotik secara Berlebihan

Terlalu berlebihan menggunakan antibiotik dalam upaya mengatasi sebuah infeksi atau penyakit merupakan penyebab resistensi antibiotik utama yang sering ditemukan.

Penting untuk Moms ketahui bahwa antibiotik digunakan ketika benar-benar dibutuhkan.

Semakin sering Moms mengonsumsi antibiotik, semakin besar kemungkinan bakteri menjadi resisten.

Artinya, antibiotik tidak akan lagi mampu mengatasi jenis bakteri tertentu di kemudian hari.

Salah satu contoh pemberian antibiotik yang berlebihan adalah ketika mengalami pilek.

Antibiotik tidak diperlukan jika disebabkan oleh virus, bukan bakteri. Akan tetapi, antibiotik masih sering digunakan untuk mengatasi pilek.

Baca Juga: Infeksi Puerperalis, Infeksi Bakteri di Rahim setelah Melahirkan

Cara Mencegah Resistensi Antibiotik

Penyebab Resistensi Antibiotik
Foto: Penyebab Resistensi Antibiotik (ada.org)

Foto: kumpulan obat (ada.org)

Resistensi antibiotik tidak dapat disembuhkan, oleh sebab itu tidak ada obat-obatan yang dapat diberikan untuk mengatasinya.

Apabila Moms terkena penyakit yang bakterinya sudah resisten terhadap antibiotik tertentu, maka akan diusahakan menggunakan antibiotik lain.

Oleh karena itu, ada baiknya untuk melakukan pencegahan. Dilansir dari World Health Organization, Moms dapat melakukan upaya pencegahan penyebaran dengan cara:

  • Hanya menggunakan antibiotik ketika direkomendasikan oleh dokter.
  • Tidak perlu minum antibiotik ketika tidak dianjurkan.
  • Selalu patuhi anjuran ahli medis dalam menggunakan antibiotik.
  • Jangan pernah berbagi atau mengonsumsi antibiotik sisa.
  • Cegah infeksi dengan rutin mencuci tangan, menjaga jarak dengan orang sakit, dan vaksin.
  • Menyiapkan makanan dengan higienis.
  • Buang semua obat-obatan yang tersisa dan jangan menggunakannya tanpa berkonsultasi pada dokter.

Jangan lupa pula, tanyakan pada tenaga kesehatan seputar vaksin yang dapat Moms dapat.

Hal ini merupakan upaya untuk melindungi tubuh dari penyakit yang disebabkan bakteri (dan membutuhkan antibiotik apabila Moms terinfeksi).

Resistensi antibiotik mengalami peningkatan di semua bagian dunia.

Lakukan upaya pencegahan seperti yang direkomendasikan WHO agar Moms tidak memiliki resistensi antibiotik sekaligus mencegah penyebarannya, ya!

Baca Juga: Perbedaan Ketergantungan dan Kecanduan Obat. Ini Dia Penjelasannya!

Nah, itulah dia arti dan resistensi antibiotik. Yuk, hindari, dengan cara patuh pada petunjuk dokter.

  • https://dinkes.jayapurakab.go.id/resistensi-antibiotik/
  • https://fk.unair.ac.id/apakah-yang-dimaksud-dengan-resistensi-antibiotika/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4378521/
  • https://aricjournal.biomedcentral.com/
  • https://www.cdc.gov/drugresistance/about.html#:~:text=Antibiotic%20resistance%20happens%20when%20germs,and%20sometimes%20impossible%2C%20to%20treat.
  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/antibiotic-resistance
  • https://www.cdc.gov/drugresistance/index.html
  • https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtrea
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/10278

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb