14 Maret 2023

Mengenal Sepsis, Komplikasi Infeksi Tubuh yang Dapat Mengancam Nyawa

Jika infeksi tidak segera diobati, waspada tubuh dapat terkena sepsis!
Mengenal Sepsis, Komplikasi Infeksi Tubuh yang Dapat Mengancam Nyawa

Sepsis merupakan salah satu penyakit yang dapat mengancam jiwa penderitanya.

Menyadari gejalanya dan mendapatkan pertolongan sedini mungkin dapat meminimalisir risiko kematian.

Apakah sebenarnya sepsis dan bagaimana pengobatannya?

Baca Juga: Infeksi Puerperalis, Infeksi Bakteri di Rahim setelah Melahirkan

Pengertian Sepsis

Sakit Pilek (Orami Photo Stocks)
Foto: Sakit Pilek (Orami Photo Stocks)

Sepsis adalah respons tubuh yang ekstrem terhadap infeksi. Sepsis terjadi ketika infeksi yang dialami memicu reaksi berantai di seluruh tubuh.

Jika tidak ditangani tepat waktu, sepsis dapat dengan cepat menyebabkan kerusakan jaringan, kegagalan organ, dan kematian.

Sepsis berkembang ketika sistem kekebalan tubuh bekerja ke aliran darah untuk melawan infeksi yang menyebabkan peradangan di seluruh tubuh.

Kasus sepsis yang parah dapat menyebabkan syok septik, yang merupakan keadaan darurat medis.

Data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tercatat terdapat lebih dari 1,5 juta kasus sepsis setiap tahun.

Jenis infeksi ini membunuh lebih dari 250.000 orang Amerika dalam setahun.

Selama 20 tahun terakhir, pencegahan dan penanganan sepsis di rumah sakit selalu diperbaiki dan ditingkatkan dengan menekankan pengenalan dini dan perawatan standar di rumah sakit.

Namun, sebagian besar kasus sepsis dimulai di luar rumah sakit.

Hal ini menunjukkan banyaknya masyarakat awam yang tidak cepat tanggap dan belum mengetahui gejala dari sepsis.

Nah, Moms and Dads harus tahu efek serius yang dapat ditimbulkan karena sepsis.

Meskipun berpotensi mengancam nyawa, tetapi penyakit ini digolongkan dari tingkat yang ringan hingga parah.

Mayo Clinic menyebutkan terdapat tingkat pemulihan yang lebih tinggi dalam kasus ringan, sedangkan syok septik memiliki angka kematian mendekati 50%.

Kasus sepsis yang parah juga meningkatkan risiko infeksi di kemudian hari.

Dalam penelitian berjudul Assessment of Health Care Exposures and Outcomes in Adult Patients With Sepsis and Septic Shock disebutkan sepsis berat atau syok septik juga dapat menyebabkan komplikasi.

Komplikasi yang dapat adalah gumpalan darah kecil dapat terbentuk di seluruh tubuh, lalu berakibat menghalangi aliran darah dan oksigen ke organ vital dan bagian lain dari tubuh.

Hal tersebut tentunya meningkatkan risiko kegagalan organ dan kematian jaringan (gangren).

Baca Juga: Diabetes Bisa Meningkatkan Risiko Sepsis? Kok Bisa?

Siapa yang Berisiko Terkena Sepsis?

Anak Sakit (freepik.com)
Foto: Anak Sakit (freepik.com)

Siapapun bisa terkena infeksi, dan hampir semua infeksi, termasuk COVID-19, bisa menyebabkan sepsis.

Orang yang berisiko paling tinggi adalah bayi, anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan orang yang mengalami cedera serius atau kondisi kesehatan seperti diabetes, AIDS, kanker, atau penyakit liver.

Pasien dengan perawatan intensif yang tinggal lama di rumah sakit, alat medis yang digunakan terlalu lama dan tidak diganti (seperti kateter intravena atau tabung pernapasan), dan pengguna antibiotik atau kortikosteroid sebelumnya.

Sepsis pada Bayi Baru Lahir

Dalam penelitian berjudul Neonatal Sepsis, disebutkan bahwa sepsis neonatal atau sepsis pada bayi baru lahir merupakan kondisi saat bayi mengalami infeksi darah pada bulan pertama kehidupannya.

Sepsis neonatal diklasifikasikan berdasarkan waktu terjadinya infeksi, menurut apakah infeksi tersebut terjadi selama proses kelahiran atau setelah lahir.

Pengklasifikasian ini membantu dokter memutuskan jenis perawatan yang akan diberikan.

Bayi dengan berat lahir rendah dan bayi prematur lebih rentan terhadap sepsis setelah lahir, karena memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang.

Meskipun gejalanya bisa jadi tidak kentara dan tidak spesifik, beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi adalah:

  • Lesu
  • Tidak menyusu dengan baik
  • Suhu tubuh rendah, apnea (berhenti bernapas sementara)
  • Demam
  • Warna kulit pucat
  • Sirkulasi kulit yang buruk dengan ekstremitas dingin
  • Perut bengkak
  • Muntah
  • Diare
  • Kejang
  • Kegelisahan
  • Kulit dan bagian putih mata menguning (penyakit kuning)

Sepsis neonatal masih menjadi penyebab utama kematian bayi, namun dengan diagnosis dan pengobatan dini, bayi akan sembuh total dan tidak ada masalah lain.

Dengan skrining universal ibu dan tes neonatal yang tepat, risiko sepsis neonatus telah menurun secara signifikan.

Baca Juga: 17+ Cara Mengatasi Pilek pada Bayi, Tanpa Bahan Kimia!

Penyebab Sepsis

Lansia Sakit (freepik.com)
Foto: Lansia Sakit (freepik.com)

Moms and Dads perlu mengetahui juga penyebab dari sepsis ini, karena jika tidak mengenali penyebabnya sepsis akan berkembang dengan cepat ke seluruh tubuh dan dapat mengancam kematian.

Pada dasarnya infeksi yang disebabkan mikroba apapun dapat memicu sepsis, namun ada beberapa infeksi yang berpeluang lebih tinggi dalam menyebabkan sepsis, antara lain:

  1. Infeksi aliran darah
  2. Infeksi abdominal (perut)
  3. Infeksi ginjal
  4. Pneumonia atau radang paru-paru

National Institute of General Medical Sciences menyebutkan jumlah kasus sepsis di Amerika Serikat meningkat setiap tahun dengan kemungkinan alasan sebagai berikut:

  1. Populasi yang menua, karena sepsis sering ditemukan pada lansia
  2. Peningkatan resistensi (kebal) antibiotik, yang terjadi ketika antibiotik tidak mampu untuk melawan atau membunuh bakteri
  3. Peningkatan orang dengan penyakit sistem imun yang lemah

Baca Juga: 6 Makanan Sehat yang Bantu Lawan Infeksi Virus

Gejala Sepsis

Sakit Demam (freepik.com)
Foto: Sakit Demam (freepik.com)

Healthline menyebutkan terdapat tiga tahap sepsis, yaitu sepsis, sepsis berat, dan syok septik.

Sepsis dapat terjadi ketika seseorang masih di rumah sakit untuk pemulihan dari prosedur, tetapi tidak selalu demikian.

Sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami salah satu gejala yang disebutkan di bawah ini:

  1. Demam di atas 38ºC atau suhu di bawah 36ºC
  2. Detak jantung lebih tinggi dari 90 detak per menit
  3. Tingkat pernapasan lebih tinggi dari 20 napas per menit
  4. Kemungkinan atau infeksi yang dikonfirmasi

Kemudian untuk tanda dan gejala dari sepsis yang sudah berat harus memiliki satu atau lebih dari tanda-tanda berikut untuk didiagnosis dengan sepsis parah, yaitu:

  1. Bercak kulit yang berubah warna
  2. Penurunan jumlah buang air kecil
  3. Perubahan kemampuan mental
  4. Jumlah trombosit rendah
  5. Masalah pernapasan
  6. Fungsi jantung abnormal
  7. Menggigil karena penurunan suhu tubuh
  8. Ketidaksadaran
  9. Kelemahan ekstrim

Diagnosis Sepsis

Diagnosis Dokter (freepik.com)
Foto: Diagnosis Dokter (freepik.com)

Jika seseorang memiliki gejala sepsis, dokter akan meminta tes untuk membuat diagnosis dan menentukan tingkat keparahan infeksi. Salah satu tes pertama adalah tes darah.

Darah akan diperiksa untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi, seperti:

  1. Infeksi
  2. Masalah pembekuan
  3. Fungsi hati atau ginjal abnormal
  4. Penurunan jumlah oksigen
  5. Ketidakseimbangan mineral yang disebut elektrolit yang mempengaruhi jumlah air dalam tubuh serta keasaman darah

Bergantung pada gejala dan hasil tes darah, dokter mungkin meminta untuk melakukan tes lain, termasuk:

  1. Tes urin (untuk memeriksa bakteri dalam urin)
  2. Tes sekresi luka (untuk memeriksa luka terbuka untuk infeksi)
  3. Tes sekresi lendir (untuk mengidentifikasi kuman yang bertanggung jawab atas infeksi)

Jika dokter tidak dapat menentukan sumber infeksi menggunakan tes di atas, mereka mungkin memesan pandangan internal tubuh menggunakan salah satu dari yang berikut

  1. Sinar-X untuk melihat paru-paru
  2. CT scan untuk melihat kemungkinan infeksi di usus buntu, pankreas, atau area usus
  3. Ultrasound (USG) untuk melihat infeksi di kantong empedu atau ovarium
  4. Pemindaian MRI, yang dapat mengidentifikasi infeksi jaringan lunak

Baca Juga: Ketahui Perbedaan Radang Tenggorokan dan Infeksi Tenggorokan

Pengobatan Sepsis

Obat-obatan (freepik.com)
Foto: Obat-obatan (freepik.com)

Sepsis dapat dengan cepat berkembang menjadi syok septik dan kematian jika tidak ditangani.

Tenaga medis biasanya memberikan terapi berupa obat-obatan, misalnya:

  1. Antibiotik untuk melawan infeksi
  2. Obat vasoaktif untuk meningkatkan tekanan darah
  3. Insulin untuk menstabilkan gula darah
  4. Kortikosteroid untuk mengurangi peradangan
  5. Obat penghilang rasa sakit

Sepsis yang parah mungkin juga memerlukan cairan infus dalam jumlah besar dan alat bantu pernapasan.

Dialisis mungkin diperlukan jika terdapat kerusakan ginjal, karena ginjal membantu menyaring limbah berbahaya, garam, dan kelebihan air dari darah.

Dalam dialisis, mesin melakukan fungsi-fungsi tersebut. Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan sumber infeksi, termasuk mengeringkan abses berisi nanah atau mengangkat jaringan yang terinfeksi.

Terlepas dari penelitian bertahun-tahun, para ilmuwan belum mengembangkan obat yang secara khusus menargetkan sepsis.

Baca Juga: Resistensi Antibiotik, Risiko Jika Tidak Menghabiskan Obat Antibiotik

Mencegah Sepsis

Kotak P3K (freepik.com)
Foto: Kotak P3K (freepik.com)

Mengambil langkah untuk mencegah penyebaran infeksi dapat mengurangi risiko berkembangnya sepsis dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

  1. Tetap cari informasi tentang vaksinasi
  2. Dapatkan vaksinasi untuk flu, pneumonia, dan penyakit infeksi lainnya
  3. Menjaga kebersihan dengan baik. Termasuk melakukan perawatan luka yang benar, mencuci tangan, dan mandi secara teratur
  4. Dapatkan perawatan segera jika ada tanda-tanda infeksi. Setiap menit penting untuk pengobatan sepsis. Semakin cepat mendapatkan perawatan, semakin baik hasilnya.

Baca Juga: Ketahui Penyebab, Penanganan, dan Dampak Sepsis pada Ibu Hamil dan Janin

Semoga dengan beberapa informasi tentang sepsis ini, Moms dan Dads bisa lebih waspada dengan kondisi kesehatan dan risiko penyakit yang mungkin terjadi. Semoga Moms dan Keluarga tetap sehat!

  • https://www.healthline.com/health/sepsis
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7341174/
  • https://www.cdc.gov/sepsis/what-is-sepsis.html
  • https://www.nigms.nih.gov/education/fact-sheets/Pages/sepsis.aspx
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sepsis/symptoms-causes/syc-20351214
  • https://link.springer.com/article/10.1007/s40138-019-00188-z

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb