22 Agustus 2017

Sering Mengonsumsi Obat Anti Nyeri? Ini Bahayanya

Ternyata pain killer bisa memicu depresi.
Sering Mengonsumsi Obat Anti Nyeri? Ini Bahayanya

Apa yang biasa Mama lakukan jika terserang rasa sakit? Hal yang paling sering dilakukan pastinya minum obat penghilang rasa sakit atau lebih sering dikenal sebagai pain killer. Rasa sakit yang tidak tertahankan pasti akan menghambat aktivitas Mama seharian. Pain killer banyak dikonsumsi karena dianggap cepat menghilangkan rasa sakit, juga mudah didapatkan dimana saja dan harganya pun tergolong murah. Tapi tahukah Mama, terlalu sering mengonsumsi obat anti nyeri ternyata memiliki efek buruk bagi tubuh?

1. Gagal ginjal

Jenis pain killer seperti aspirin, acetaminophen, dan ibuprofen jika terus-terusan dikonsumsi dalam waktu yang panjang dan dengan dosis yang berlebih bisa mengakibatkan gagal ginjal. Terlebih jika penderita mengalami hipertensi dan kolesterol tinggi.

2. Pendarahan organ dalam

Bahaya pain killer lainnya yang bisa terjadi adalah pendarahan organ di dalam tubuh. Karena pada dosis tertentu, pain killer dapat berfungsi sebagai pengencer darah. Jika terus menerus proses ini terjadi, maka bukan tidak mungkin pendarahan akan terjadi di dalam tubuh yang bisa membahayakan fungsi organ vital lainnya.

3. Iritasi lambung

Pain killer akan bereaksi langsung pada lambung. Maka ketika Mama mengonsumsi pain killer saat lambung kosong, hal ini bisa mengakibatkan lambung teriritasi, tak jarang penderita akan muntah-muntah akibat kadar asam lambung yang meningkat terlalu tinggi.

Baca juga: 7 Obat Sakit Kepala Dari Bahan Alami

4. Kerusakan hati

Apakah Mama sering mengkonsumsi Paracetamol saat sedang demam? Paracetamol juga termasuk dalam golongan pain killer, dimana jika penderita mengkonsumsi paracetamol lebih dari 500mg per hari secara kontinyu, maka bisa menimbulkan kerusakan fungsi hati yang cukup serius.

5. Depresi

Pain killer memang menimbulkan efek ketergantungan, karena pada dasarnya obat anti nyeri bereaksi menghilangkan rasa sakit hanya sementara. Jika sudah lewat masa reaksi obat, biasanya penderita akan merasa kembali sakit dan gelisah. Dalam jangka waktu yang panjang, bahkan bisa menyebabkan depresi seperti tidak ada gairah dan seolah-olah merasa tidak berdaya.

Sebenarnya tidak salah jika Mama mengkonsumsi obat pereda nyeri, asalkan sesuai dengan dosis serta mengikuti anjuran jenis pain killer apa yang tepat bagi tubuh Mama. Untuk itu, dianjurkan untuk selalu konsultasi dengan dokter tentang obat-obatan yang biasa dikonsumsi. Cara kerja pain killer yang berfungsi sebagai pemberi ‘sinyal’ ke otak agar tidak merasakan rasa sakit ini hanyalah bersifat sementara. Jika sakit berkelanjutan, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab sebenarnya dari nyeri yang Mama rasakan. Jadi jangan asal minum obat, ya, Ma!

LMF

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb