06 May 2022

Histrionik, Gangguan Kepribadian yang Manipulatif dan Ingin Jadi Pusat Perhatian

Seringkah kita update status di media sosial?
Histrionik, Gangguan Kepribadian yang Manipulatif dan Ingin Jadi Pusat Perhatian

Pernahkah Moms menemukan seseorang yang senang update status di media sosial dan ingin menjadi pusat perhatian? Bisa jadi dia mengidap histrionik!

Histrionic Personality Disorder (HPD) atau lebih populer di Indonesia sebagai hostorinik, merupakan sebuah gangguan mental.

Gangguan Kepribadian Histrionik adalah salah satu dari sekelompok kondisi gangguan kepribadian yang disebut dengan "Cluster B" atau "dramatis".

Orang dengan Gangguan Kepribadian Histrionik sebenarnya memiliki keterampilan sosial yang baik, namun mereka cenderung menggunakan keterampilan ini untuk memanipulasi orang lain.

Sehingga mereka bisa menjadi pusat perhatian.

Individu dengan HPD senang menunjukkan emosi yang berlebihan, kecenderungan menganggap segala sesuatu secara emosional, dan merupakan pencari perhatian.

Sehingga, jika seseorang senang meng-update status atau kondisinya di media sosial, mungkin saja ia mengidap HPD.

Lantas, apa saja gejalanya dan bagaimana cara menangani kondisi Gangguan Kepribadian Histrionik? Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.

Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Mengizinkan Anak Memiliki Akun Media Sosial

Gejala Gangguan Kepribadian Histrionik

Histrionic Personality Disorder
Foto: Histrionic Personality Disorder

Foto: Orami Photo Stock

Orang dengan Gangguan Kepribadian Histrionik biasanya memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan seringkali cukup karismatik.

Mereka juga senang membangun citra kehidupan bahagia atau kehidupan mewah.

Tetapi di balik itu semua, mereka mengalami kesulitan membangun dan mempertahankan hubungan yang dekat dengan orang lain.

Ini karena enderitanya memiliki kebutuhan untuk selalu diperhatikan dan dapat berperilaku dramatis untuk mendapatkan perhatian dari orang lain.

Istilah “histrionik” sendiri memang memiliki arti dramatis atau teatrikal.

Gangguan kepribadian ini masuk ke dalam Cluster B yang memiliki ciri-ciri pola pikir dan perilaku yang tidak bisa diprediksi, serta perilaku yang cenderung dramatis dan emosional.

Gangguan pribadian Cluster B terdiri dari:

  • Gangguan Kepribadian Ambang

Gangguan kepribadian ambang adalah gangguan kepribadian yang penderitanya berperilaku impulsif dan berisiko, memiliki emosi yang tidak stabil dan rapuh, dan juga memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri.

  • Gangguan Kepribadian Antisosial

Pada jenis gangguan kepribadian ini, penderitanya kerap mengabaikan norma sosial yang berlaku, melanggar hukum, memiliki sikap kasar dan agresif, dan tidak memiliki rasa simpati terhadap orang lain.

  • Ganggian Kepribadian Narsistik

Pada gangguan kepribadian narsistik, penderitanya merasa yakin bahwa dirinya lebih istimewa dibandingkan orang lain, cenderung arogan, dan selalu mengharapkan pujian dari orang lain.

  • Gangguan Kepribadian Histrionik

Gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan kepribadian yang penderitanya terlalu mencemaskan penampilan, cenderung dramatis dalam berbicara, dan selalu mencari perhatian.

Baca Juga: Waspada! Ini 7 Tanda Suami Narsis dan Cara Menghadapinya

Melansir WebMD, Gangguan Kepribadian Histrionik lebih sering dialami oleh perempuan, walau laki-laki juga bisa mengidap gangguan ini.

Kondisi psikologis histrionik dapat terjadi di masa-masa remaja atau fase dewasa muda.Belum jelas penyebab dari Gangguan Kepribadian Histrionik.

Namun, faktor keturunan dan lingkungan boleh jadi berkontribusi terhadap gangguan psikologis ini, seperti kurangnya pemberian kritik saat anak-anak.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders oleh American Psychiatric Association, berikut adalah gejala HPD:

  • Senang menjadi pusat perhatian dan merasa tak nyaman apabila tidak menjadi pusat perhatian
  • Berpakaian atau menunjukkan perilaku menggoda atau bersikap genit yang berlebihan
  • Bertindak sangat dramatis, memunculkan emosi dan ekspresi yang berlebihan
  • Terlalu peduli dengan penampilan fisik
  • Sangat sensitif terhadap kritik atau ketidaksetujuan
  • Mudah bosan dengan rutinitas
  • Buat keputusan yang gegabah/impulsif
  • Berpusat pada diri sendiri dan jarang menunjukkan perhatian pada orang lain
  • Memiliki kesulitan mempertahankan hubungan
  • Mengancam atau mencoba bunuh diri untuk mendapatkan perhatian
  • Tidak berpikir sebelum bertindak
  • Cenderung tidak tulus saat berinteraksi

Ahli gangguan mental Steve Bressert, Ph.D., mengungkapkan bahwa diagnosa HPD biasanya terjadi saat dewasa.

Jarang sekali kondisi ini terdiagnosis saat kecil atau remaja, karena anak-anak terus berkembang dan mengalami perubahan kepribadian.

Namun, bila anak atau remaja didiagnosis dengan HPD, itu artinya gejala-gejala di atas terjadi secara konstan dalam waktu setidaknya satu tahun.

Baca Juga: Sebelum Posting Foto Anak di Media Sosial, Perhatikan Hal Ini!

Beda Histrionik dan Narcissistic

Histrionic Personality Disorder
Foto: Histrionic Personality Disorder

Foto: Orami Photo Stock

Gangguan kepribadian Histrionik dan Narcissistic Personality Disorder (NPD) ini keduanya merupakan gangguan kepribadian Cluster B atau dramatis.

Kedua kondisi ini hampir serupa, namun dua gangguan ini terlihat berbeda dalam beberapa hal.

Orang dengan NPD idak hanya membutuhkan perhatian saja, tetapi juga membutuhkan kekaguman, pujian, dan pengakuan.

Ia akan tampil dengan keunggulan-keunggulan yang mereka punya, kurang memperhatikan perasaan orang lain, dan untuk menimbulkan kesan bagi orang lain sehingga dirinya mendapat pujian.

Berbeda dengan orang HPD, mereka tidak terlalu peduli dengan jenis perhatian yang akan mereka terima dan membiarkan diri mereka dilihat dengan cara yang positif atau cara yang negatif.

Selama orang dengan HPD menjadi pusat perhatian, ia akan merasa senang dan puas.

Karena orang yang hidup dengan HPD mudah bosan, mereka juga kesulitan mempertahankan hubungan, baik dengan seseorang atau hubungan pekerjaan.

Baca Juga: Waspada! Ini 7 Tanda Suami Narsis dan Cara Menghadapinya

Pengobatan bagi Penderita Gangguan Kepribadian Histrionik

Histrionic Personality Disorder
Foto: Histrionic Personality Disorder

Foto: Orami Photo Stock

Setelah mengetahui gejala dan pergi ke tenaga ahli, dokter akan memulai evaluasi dengan melakukan riwayat medis dan psikiatris lengkap.

Secara umum, orang dengan gangguan kepribadian histrionik tidak percaya bahwa mereka membutuhkan terapi.

Mereka juga cenderung melebih-lebihkan perasaan mereka dan tidak menyukai rutinitas, yang membuat rencana perawatan akan menjadi sulit.

Psikoterapi (sejenis konseling) biasanya merupakan pengobatan pilihan untuk gangguan ini. Obat pun kadang-kadang dapat digunakan juga untuk penyembuhan.

Melansir Stat Pearls Journal, berikut ini adalah terapi yang bisa diberikan kepada orang dengan Gangguan Kepribadian Histrionik:

1. Terapi Kognitif

Terapi kognitif akan dijalani penderita Gangguan Kepribadian Histrionik bertujuan untuk menerima keadaan jika pasien tak mendapat perhatian dari orang lain, menunjukkan empati, dan belajar mengendalikan emosi.

Pasien akan dibantu untuk mengatasi rasa takut jika mendapat penolakan melalui eksperimen perilaku atau menghadapi kritikan yang dilontarkan orang lain.

2. Terapi Analitik Kognitif

Terapi analitik kognitif (CAT) adalah terapi berbatas waktu dan kolaboratif untuk membantu pasien mengidentifikasi pola pikiran, emosi, dan perilakunya yang negatif.

Terapi ini dapat membantu pasien mengidentifikasi bagaimana pola perilakunya muncul, mengamati efeknya pada diri sendiri dan orang lain, dan membantu mengembangkan perilaku yang lebih adaptif.

Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Anxiety Disorder Pada Ibu

3. Psikoterapi Analitik Fungsional

Terapi ini dijalankan apabila psikiater melihat adanya campuran  perilaku dari pasien sejak penanganan mulai dijalankan.

Pasien mungkin akan menunjukkan perilaku yang bermasalah, di samping juga menunjukkan perilaku yang positif pada psikiater.

Apabila pasien menunjukkan perilaku yang positif, psikiater akan memberikan penguatan atau dukungannya.

4. Terapi Interpersonal

Terapi ini didasarkan kepada teori bahwa kesehatan mental seseorang sangat dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan orang lain.

Artinya, jika interaksi tersebut bermasalah, gangguan kepribadian pun bisa terbentuk.

Selain terapi psikologis, beberapa metode pengobatan berikut ini juga bisa digunakan untuk menangani gangguan kepribadian:

  • Penggunaan Obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan psikiatrik, seperti antidepresan, mood stabilizer, antipsikotik, dan pereda cemas dapat membantu meredakan gejala-gejala yang dialami.

Khususnya jika gejala sudah memasuki tingkat menengah atau parah.

  • Perubahan Gaya Hidup

Menerapkan gaya hidup sehat, seperti rajin berolahraga dan selalu aktif dalam berbagai kegiatan dapat membantu mengelola emosi dan menjauhkan diri dari depresi, stres, serta kecemasan.

Baca Juga: Kapan Anak Membutuhkan Terapi Kesehatan Psikis?

Untuk mencegahnya terjadi pada diri kita sendiri, Moms harus lebih produktif dalam menghadapi situasi atau mencari tahu tentang Gejala Kepribadian Histrionik lebih mendalam.

  • https://lpka.umy.ac.id/suka-menjadi-pusat-perhatian-kenali-gangguan-kepribadian-histrionik/
  • https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3635634/dampak-negatif-media-sosial-bisa-picu-histrionic-personality-disorder
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9743-histrionic-personality-disorder
  • https://www.webmd.com/mental-health/histrionic-personality-disorder
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542325/
  • https://medlineplus.gov/ency/article/001531.htm
  • https://www.healthline.com/health/histrionic-personality-disorder

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb