30 Januari 2024

4 Sifat Wajib bagi Rasul yang Harus Dikenalkan Si Kecil

Salah satunya siddiq atau selalu berkata benar
4 Sifat Wajib bagi Rasul yang Harus Dikenalkan Si Kecil

Sebagai umat muslim, tentunya Moms dan Dads perlu mengetahui dan meneladani sifat wajib bagi rasul.

Nabi dan rasul adalah manusia-manusia terbaik pilihan Allah SWT. Tentunya, hal tersebut yang membedakannya dengan manusia yang lain.

Selain karena mendapatkan amanah berdakwah, ada sifat wajib bagi rasul yang tentunya dimiliki.

Sifat-sifat tersebut yang menjaga mereka dari dosa, karena tugas seorang nabi dan rasul adalah untuk mengantarkan umat dari zaman jahiliah menuju zaman penuh pencerahan.

Bahkan, keteladanan rasul juga diterapkan dalam etika profesi akuntansi.

Dalam studi berjudul Keteladanan Sifat Rasullah Muhammad SAW dalam Etika Profesi Akuntan Publik, sifat wajib bagi rasul yaitu siddiq, amanah, tabligh, fathonah tertuang dalam kode etik akuntan publik.

Kode etik ini disusun oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), dan Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI).

Nah, kira-kira apa saja sifat wajib bagi rasul dan sifat mustahilnya?

Untuk itu, yuk, simak artikel ini hingga akhir!

Baca Juga: 5 Perbedaan Nabi dan Rasul, Terutama dari Tujuan Diutusnya

Sifat Wajib Bagi Rasul

Pria Muslim
Foto: Pria Muslim (Huffpost.com)

Beberapa sifat wajib bagi rasul ini merupakan pemahaman yang harus dipahami.

Hal ini terjadi karena sudah menjadi kehendak dari Allah SWT.

Tujuannya adalah agar nabi dan rasul bisa menjadi panutan untuk seluruh umat muslim.

1. As-Shidiq

Sifat wajib bagi rasul yang pertama adalah As-Shidiq atau sidik yang artinya selalu benar dan jujur.

Sifat wajib bagi rasul ini pasti dimiliki oleh rasul, sebab tidak ada seorang pun rasul yang berbohong kepada orang lain.

As-Shidiq ini begitu melekat pada Nabi Muhammad SAW.

Kejujuran beliau tidak terkenal hanya di kalangan para sahabat, tetapi juga para musuh pun mengakui hal tersebut.

Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ali RA, bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Rasulullah SAW: “Kami tidak menganggap engkau dusta, tapi menganggap dusta ajaran yang engkau bawa.”

Selain itu, kejujuran juga dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS kepada bapaknya.

Apa yang disembah oleh bapaknya adalah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat dan malah mendatangkan mudarat.

Maka Nabi Ibrahim berusaha mengajak bapaknya untuk meninggalkan hal tersebut.

Peristiwa tersebut diabadikan di dalam Al-Qur'an:

وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِبْرَٰهِيمَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا

"Ważkur fil-kitābi ibrāhīm, innahụ kāna ṣiddīqan nabiyyā."

Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (Al-Qur'an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi,” (QS Maryam: 41).

Sidik sebagai sifat wajib bagi rasul dijelaskan dalam sebuah dalil yang berbunyi,

فَالدَّلِيْلُ: لَوْ كَذِبُوْا فِي ذَلِكَ لَلَزِمَ الْكَذِبُ فِي خَبَرِهِ تَعَالَى، لِتَصْدِيْقِهِ لَهُمْ بِالْمُعْجِزَاتِ الَّتِي يَجْرِيْهَا الله عَلَى أَيْدِيْهِمْ تَأْيِيْدًا لَهُمْ لِأَنَّهَا نَازِلَةٌ مَنْزِلَةَ قَوْلِهِ: "صَدَقَ عَبْدِيْ فِي كُلِّ مَا يُبَلِّغُ عَنِّيْ"

Artinya, “Maka dalil (jujurnya para rasul) adalah: jika seandainya mereka berdusta dalam ajarannya, niscaya berita dari Allah juga dusta, karena Allah telah membenarkan mereka dengan adanya mukjizat, yang Allah berikan kepada mereka sebagai jaminan.

Dan, mukjizat ini sudah menempati posisi firman Allah: ‘Telah benar hamba-Ku dalam setiap apa yang mereka sampaikan dari-Ku.” (Sayyid Husain, al-Hushun al-Hamidiyah lil Muhafazah ‘alal ‘Aqaid al-Islamiyah, [Mesir, Maktabah at-Tijariyah: tt], halaman 50).

Baca Juga: Contoh Teks Khutbah Idul Adha, Singkat Namun Berkesan

2. Al-Amanah

Al-Amanah merupakan sifat wajib bagi rasul lainnya. Memiliki arti dapat dipercaya, sifat ini begitu melekat pada para rasul.

Setiap perkataan maupun perbuatan yang ditunjukkan oleh rasul sudah pasti dapat dipercayai.

Rasulullah tidak mungkin ingkar terhadap perbuatan atau ucapannya, karena tidak ada satupun perbuatannya yang terlepas dari maksud Allah SWT.

Contohnya saat kaum Nabi Nuh AS mendustakan apa yang sudah dibawa dari Allah SWT.

Allah SWT menegaskan bahwa Nuh AS merupakan orang yang terpercaya atau amanah.

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ إِنِّى لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ

"Iż qāla lahum akhụhum nụḥun alā tattaqụn. Innī lakum rasụlun amīn."

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,” (QS Asy-Syu’ara: 106- 107).

3. At-Tabligh

Ayat Alquran
Foto: Ayat Alquran (Madrasatelquran.com)

At-Tabligh artinya adalah menyampaikan.

Tidak pernah sekalipun Rasulullah menyimpan wahyu dari Allah untuk dirinya atau hanya untuk keluarganya sendiri.

Setiap wahyu yang disampaikan kepadanya akan disampaikan kembali kepada umat manusia.

Sebab menyampaikan wahyu dari Allah kepada umat manusia merupakan tugas seorang rasul.

Dalam sebuah riwayat menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib ditanya mengenai wahyu yang tidak ada di dalam Al-Qur'an.

Ali menegaskan: “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap Al-Qur'an.”

Hal tersebut juga dijelaskan dalam Al-Qur'an:

۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغْ مَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ

"Yā ayyuhar-rasụlu ballig mā unzila ilaika mir rabbik, wa il lam taf'al fa mā ballagta risālatah, wallāhu ya'ṣimuka minan-nās, innallāha lā yahdil-qaumal-kāfirīn."

Artinya: “Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya.

Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir,” (QS Al-Maidah: 67).

Baca Juga: Apakah Kentut Membatalkan Wudu? Ini Penjelasannya

Al-Fathonah berarti memiliki kecerdasan yang tinggi. Ini merupakan sifat wajib bagi rasul yang...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb